9. Clarity

5.2K 356 0
                                    

Alexander menegak segelas minuman berakohol tinggi hingga tandas, tidak terpengaruh oleh liukan tubuh menggoda yang setengah telanjang dipangkuannya. Dia mendorong tubuh jalang itu hingga terjengkang ke arah belakang sang wanita hanya mengumpat sementara alex melangkahkan kaki meninggalkan tempat tersebut.

Anastasia Romanova....

Nama itu terus dilantunkan alex bagai doa penyemangat hidupnya, sebegitu berarti baginya.. Bagi alex bersama ana bukan hanya sekedar sex, namun lebih dari itu hanya ana yang dapat meredakan kemurkaan dirinya selama ini..
Ia masih belum dapat menemukan keberadaan gadisnya..


.
.
.
.
.

Sementara dikediaman lain...

"hola gadis kecil..."
Pria tua menyeringai setelah membuka penutup mata ana. Ana mendorong mundur tubuhnya hingga menabrak dinding.

"Dimitru..."

"kau sudah besar sekarang"
Dimitru melangkah maju kearah ana, memegang dagu ana hingga ia mendongak keatas.

"apa mau mu tuan?" tanya ana seolah tak takut

"aku punya penawaran yang bagus untuk mu dear"

"bunuh pacar mu itu!!!!"

Alexander???
Ana mengernyitkan keningnya, apa hubungan lelaki tua ini dengan alex?
Setau ana Dimitru hanyalah kolega bisnis ayah ana, urusan apa dia dengan alexander yang seorang mafia.

Jangan-jangan...

"maaf tuan.. Saya tidak tertarik dengan perdebatan gengster kalian. Apapun penawarannya... Saya tidak tertarik bahkan jika anda membunuh saya sekarang juga" ana menepis tangan besar yang dipenuhi urat tersebut..

Dimitru tersenyum masam
"kau kelemahannya..."

Ana mendecih

Kelemahan...
Hampir saja alex membunuhku dan pria ini menyebutku dengan kelemahannya..
Yang benar saja..

"aku bukan kelemahannya tuan..." jawab ana datar.

"baiklah jika kau tak ingin bertemu ibumu"
Ana tertawa terbahak-bahak kearah dimitru
"kau bercanda..
Aku hanya sebatang kara jika kau ingin mengancamku langsung saja bunuh aku tuan..."

"apa kau pernah melihat mayat ibumu?"

ana terdiam, ia berfikir sejenak...

Makam nya pun ana tak pernah tau...

Giliran dimitru yang tertawa..
"sudah kuduga kau berfikir ibumu telah mati"

"steavan!!!! Bawa dia!!!"
Titah dimitru kepada para pengawal..


Kemudian pengawal tersebut membawa seorang wanita dengan pakaian lusuh dan berbau tak sedap. Ana terkejut bukan main melihat keadaan wanita tersebut.

Dimitru membuka penutup kepala wanita tersebut dan betapa terkejutnya ana melihat ibunda yang ternyata masih hidup dengan keadaan yang memprihatinkan.

"Ana..." lirih sang ibu

Ana mencoba menghampiri tubuh yang telah kurus itu namun dicegah oleh para pengawal..

"a...a...aa......

Nanti dulu manis...
Kau akan menuruti keinginan ku untuk kebebasan ibumu mengerti?"

"lepas borgolnya!" perintah dimitru

"aku akan membunuh mu bajingan!!!"
Dimitru berbalik meninggalkan ana sambil tertawa keras.




SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang