"Masa remaja adalah masa dimana kita mempunyai kenangan yang indah." Hal seperti itu hanya bisa diperoleh oleh para pemenang, sedangkan bagi para penyendiri, itu hanyalah sebuah mimpi.Dan mungkin saja aku juga termasuk dalam para penyendiri itu.
Sendirian di sudut kelas, hanya bisa menatap mereka yang tertawa bersama. Aku selalu berpikir bahwa mereka sedang menipu diri sendiri, berpura-pura menikmati masa remaja yang penuh akan kebohongan. Nyatanya, tidak begitu. Mereka benar-benar merasa senang.
Aku dan kita semua sering sekali membuat alih berteman tidak ada gunanya, hanya menikmati kesenangan yang tiada guna.
Ketika mereka bisa tertawa bersama, sedangkan aku yang hanya bisa tertawa sendiri dikala menonton acara lawak di televisi jadi terlihat menyedihkan.
Ketika mereka bergembira bersama, sedangkan aku yang merasa bahagia hanya karena bab terbaru dari komik favoritku terbit makin terlihat menyedihkan.
Jauh di lubuk hatiku, aku benar-benar merasa iri.Walau aku selalu menghina mereka di alam bawah sadar. Sejujurnya, aku ingin jadi seperti mereka.
Aku... ingin punya teman. Ingin tertawa bersama, merasa senang bersama. Melakukan hal-hal bodoh tanpa peduli akan hari esok. Menikmati persahabatan dan percintaan tanpa takut akan rasa sakit yang mungkin datang kemudian.
Meski begitu, aku hanya diam.
Diam, memperhatikan kebahagiaan mereka dari jauh. Menganggap mereka bodoh, menganggap diriku sebagai veteran elit dalam kehidupan yang tidak perlu teman. Pada akhirnya, semua kalimat yang aku ucap, semua kalimat yang aku pikir, hanyalah kebohongan untuk menghibur diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remajaku yang Pahit-Pahit Manis
Teen FictionIvan Gascoigne, merupakan remaja penyendiri dan tidak mempunyai satu teman pun. Hingga akhirnya, seorang dewi bernama Hestia menemuinya dan memberi sebuah perintah, agar dia mencari teman sebelum lulus dari sekolah.