Pagi-pagi sekali Rinjani sudah pergi ke Pasar,karena hari ini dia ada orderan buat acara pengajian,tetangganya Ibu Juna akan pergi umroh.suatu hari nanti Rinjani pun bertekad akan pergi ke sana menyempurnakan rukun Islam yang ke lima.
Sesampainya di Pasar,Rinjani lalu pergi menemui pedagang langganannya dibelakang ada seorang pemuda tanggung mengikutinya,Asep namanya kuli panggul di pasar langganan Jani,pemuda yang malang nasibnya karena harus putus sekolah dan membiayai adik-adiknya serta menjadi tulang punggung keluarganya.jika ada rejeki lebih Jani selalu menitipkan sesuatu entah makanan atau pakaian untuk keluarga Asep,yang diterimanya dengan senang hati.
''Sep,kamu tunggu disini saja. Kalau sudah beres susul saya ke lapaknya Ceu Saroh.''suruh Jani,Ceu Saroh adalah pedagang sayuran sedangkan tadi dia menyuruh Asep menunggui Ayam yang sedang dipotong-potong di lapaknya Mang Mamat.
Sesampainya di tempat sayuran,Jani segera memiih kentang tetapi ketika dia ingin mengambil tomat tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan orang lain,repleks dia menolehkan wajahnya ke orang tersebut,dan seketika wajah Jani bersemu merah.
''Eh,mbak Jani lagi belanja yah?''sapa Lelaki itu.
''Iya Mas Rio,ada orderan dari Bu Juna yang mau berangkat umroh.''Jani tersipu malu.
Yang ditanggapi Rio dengan anggukan kepala.
''Ke sini sama siapa?''tanya Rio lagi.
''Sendiri Mas,tapi sekarang di temani Asep,oh dia kuli panggaul di pasar.''jelas Jani karena melihat kerutan di dahi Rio.setelah mendengar penjelasan Jani,Rio tersenyum tanda mengerti.
''Mas ngapain pagi-pagi sudah ada di Pasar.''tanya Jani balik.
''Ini,mau coba masak. Soalnya gak ada yang masakin,kalu Mbak Jani mau masakin dan tinggal di rumah saya,saya pasti gak nolak.''kata-kata Rio membuat Jani salah tingkah,apakah ini sebagai kode Rio memintanya sebagai Istrinya.
Mario Putra adalah tetangga Jani yang masih single,pembawaannya yang humble,ramah membuatnya di gandrungi para wanita,dia tinggal sendirian di rumahnya karena orang tua dan sanak saudaranya di kampung,menurut gosip yang beredar Mario menjabat sebagai Manager di tempatnya bekerja,tetapi tidak membuatnya sombong.
''Mbak Jani,belanjaannya simpen di mobil saya saja kita pulang bareng.''kata Rio ketika mereka selesai belanja.
''Tapi...''Jani ragu.
''Kita kan tetangga,sudah sewajarnya saling membantu,daripada Mbak Jani naik angkot desak-desakan.''bujuk Rio.
Dan akhirnya Jani tidak dapat menolak tawaran Rio dan lagian kalau naik angkot Jani harus menenteng belanjaannya yang berat ke rumahnya karna angkot hanya berhenti sampai depan komplek.
Setelah Asep menaruh barang-barang belanjaannya.Jani pun ikut menumpang di mobil Rio,sepanjang perjalanan mereka bertukar cerita sambil sesekali melempar tawa.
***
Eru mondar mandir dengan gelisah,pasalnya ketika pagi-pagi dia ke rumah Jani,wanita itu sudah tidak ada.
Sudah hampir jam 8 Jani belum juga mengantarkan sarapannya,tidak tahukah dia, Eru sudah sangat kelaparan ditambah semalam dia begadang mengurus pekerjaannya.Terdengar deru mobil di luar,Eru mengintip dari jendela.ada perasaan kesal dihatinya saat melihat Jani keluar dari mobil dan diantar seorang lelaki yang Eru kenal bernama Rio,dan yang membuat Eru dongkol mimik muka Jani yang tersenyum malu-malu dan kadang bersemu merah,tidak seperti sedang berbicara dengan dirinya yang selalu mengumpat kasar dan berwajah jutek.
Dengan rasa amarah yang bercokol di hatinya,Eru menghampiri Jani yang sedang melambaikan tangannya kearah mobil Rio yang melaju pulang.
''Darimana kamu?''tembak Eru langsung.
Jani hanya melirik sekilas lalu membuka pintu pagar rumahnya sambil menenteng belanjaannnya masuk ke rumahnya.
Dibelakangnya Eru membuntutinya.''Aku tanya kamu darimana?''Eru sedikit membentak karna tidak dapat respon dari Jani.
''Bukan urusanmu.''balas Jani sengit.
''Aku lapar menunggu kiriman sarapan darimu.''Eru melembutkan suaranya,karena dia sadar dia telah membetak Jani.
Jani menghela napasnya.
''Aku tidak masak,hari ini ada orderan.''kata Jani sambil membuka kunci pintu rumahnya.''Tapi....''
Brak....!!!pintu ditutup dengan keras dari dalam.
Jani meletakan belanjaannya dan bergegas meraih handuk yang tersampir di tempat jemuran dekat kamar mandi.
Selain karena tubuhnya bau oleh keringat dan bau pasar, Jani juga ingin mendinginkan kepalanya yang panas karena berdebat dengan Eru.Ketika dia sedang menggosok tubuhnya dengan sabun,tetiba tercium bau asam seperti cuka,dan Jani kaget ketika meihat seekor Kalajengking sedang merayap di latai kamar mandi sepertinya keluar dari tempat pembuangan air kamar mandi,tak di elakan lagi Jani langsung berteriak.
''Aaaarrrggghttt...kalajengking.''bukannya mengusir Jani malah meringkuk di pojokan kamar mandi.
Eru yang mendengar teriakan Jani langsung lari ke rumah Jani.
''Jani...Jani...''panggil Eru
Tapi Jani tidak menyahut karena terlalu takut jadi dia hanya berteriak.
Setelah tahu arah teriakan Jani dari arah kamar mandi,Eru langsung mendobraknya.
''It--u....''tunjuk Jani kearah kalajengking yang sedang merayap.
Eru lalu meraih sikat Wc yang tergelatak di sudut kamar mandi dan membuang kalajengking itu kedalam Wc setelah terlebih dahulu membunuhnya.''Sudah gak ada,sekarang kamu jangan takut lagi.''Eru menenangkan Jani yang wajahnya sudah pucat pasi. Dan membantunya berdiri.
''Terima ka---.''ucapan Jani tertahan ketika dia melihat arak pokus mata Eru ke dadanya.
'Wow gunung kembar semeru.' Gumanan Eru terdengar jelas di telinga Jani.lalu Jani meraih gayung dan mengisinya dengan air.Byuurrrrr....!!!muka Eru di siram dengan air dan membuat Eru megap-megap.
''Dasar omes.''Jani lalu mendorong Eru keluar dari kamar mandi.
***
Eru tidak balik lagi kerumahnya,selain karna kasihan pada Jani yang mungkin masih syok ketemu kalajengking,rencananya Eru juga mau bantuin Jani masak soalnya kalau di kerjakan berdua oleh Bi Minah sama Jani pasti keteter.Eru lalu membuka kaosnya yang basah lalu disampirkannya di sandaran kursi makan.
Ketika Jani keluar dari kamar mandi dan ternyata sudah berpakaian lengkap,dia agak tersipu ketika melihat Eru yang telanjang dada.
Padahal Jani sudah sering melihat Eru telanjang dada bahkan Full Naked tapi kenapa wajahnya masih merona setiap melihatnya,ucap batin Eru.
''Kenapa belum pulang?''tanya Jani lalu meletakan secangkir kopi dihadapan Eru.
''Akukan sudah bilang,aku lapar.''Eru meniup kopinya dan menyesapnya perlahan.
''Kamu selalu tahu takaran kopi yang pas untukku.''Eru memandang lembut kearah Jani.
***
Setelah memakan sarapan yang diberikan Jani,Eru bersikeras untuk membantu Jani,walau sudah Jani tolak tapi Eru tetap kekeuh.Akhirnya Jani membiarkannya toh dia memang membutuhkan tenaga lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sebelum ba'da ashar semua pesanan Bu Juna telah beres dan siap diantar.dan lagi-lagi Eru berinisiatif buat mengantarkannya.
''Kamu jangan cari gara-gara disana.''ancam Jani pada Eru.
Karna Jani tahu pasti akan ada gosip yang beredar dikalangan ibu-ibu rempong tentang hubungan Jani dan Eru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valak Cinta
RandomDia itu menyeramkan,harus dihindari bahkan kalau bisa siram saja pakai air garam atau lempar kemenyan. Tapi kenapa kehadirannya selalu bikin berdebar-debar. ~Rinjani~ Perempuan itu ibarat kecoa,susah ditangkap,tetapi kalau sudah kejengkang malah pas...