Kejar daku kau kujitak

173 23 14
                                    

Dari semalaman hujan belum juga reda,awan hitam masih menggantung di langit,enggan beranjak pergi seakan belum puasa memuntahkan isinya.

Jani menatap keluar,rumput yang basah daun-daun berguguran karena tertiup angin dan jalanan menjadi licin.
Seharusnya hari ini jadwal Jani belanja,karena stok bumbu sudah menipis.

Menghela napas kasar akhirnya Jani mengambil switer dan payungnya dia akan tetap pergi belanja,menerobos hujan dan lagian hujannya tidak terlalu deras.

Setelah menggulung celana panjangnya sampai betis,Jani berjalanan menyusuri jalanan yang licin dengan hati-hati takut terpeleset.

Rupanya perkiraan Jani meleset,hujan tambah semakin deras dan angin bertiup dengan kencang,bahkan payung yang Jani pakai hampir terbawa angin. Jalanan nampak sepi dan lenggang,mungkin orang-orang lebih memilih bergelung dikasur dan menikmati kopi panas daripada harus keluar kehujanan.

Baju Jani sudah basah terkena cipratan air hujan dan payungnya rusak karena tertiup angin,mau pulang lagi percuma karena Jani sudah jauh berjalan. Akhirnya dia memilih berteduh di pos ronda yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Jani melepaskan sweeter nya yang basah,kemudian memerasnya agar cepatkering dan menyampirkannya di pembatas yang terbuat dari kayu,menyisakan kaos putihnya yang menjiplak Bra hitamnya.

Setelah sekian lama menunggu,bahkan hujan malah semakin deras. Badan Jani menggigil suara petir membuat Jani makin erat memeluk tubuhnya sendiri.

Terdengar suara motor berhenti di depan Pos ronda,pengemudinya turun dengan terburu berjalan menghampiri pos ronda tempat Jani berteduh, Jani memperhatikannya sepertinya dilihat dari gestur tubuhnya dia adalah seorang lelaki,bajunya sudah basah kuyup diguyur air hujan. Mata Jani tetiba melotot ketika lelaki itu membuka helmnya.shit,Eru.ngapain dia disini,umpat Jani.

''Hai,calon istri. Wah rupanya kita jodoh kemana saja selalu bertemu.''Eru tersenyum.

Jani mendengus kesal,kemudian beringsut semakin kepojok karna Eru duduk disampingnya.

''Jangan jauh-jauh duduknya dong,calon istri. Sini duduk deket Aa kita berbagi kehangatan.''

Yang dibalas Jani dengan pelototan.

Hujan tak kunjung jua berhenti,angin sepertinya mengamuk. Hening sekarang yang tercipta di antara mereka.
Jani semakin meringkuk kedinginan.
Beda lagi dengan Eru yang tubuhnya terasa panas,jakunnya naik turun bahkan air liurnya nyaris menetes. Bagaimana tidak,sekarang di depannya terpampang santapan yang menggoyahkan iman.tubuh jani dengan kaos basahnya sehingga memperjelas bentuk tubuhnya,rambutnya yang teruarai menutupi sebagian wajahnya,dan bibirnya yang membuat Eru menelan ludah,kenapa bibir yang menggigil itu begitu seksi,sesuatu diselangkang Eru menggeliat-geliat berontak minta di lepaskan.

''Jani.''bisik Eru serak.

''Eru.''balas Jani lirih.

Kedua mata mereka bersibobrok,mengantarkan gelenyar-gelenyar aneh kedalam diri mereka.

Duaarrrr....!!!

Suara petir menggelegar,mengagetkan Jani yang membuatnya repleks memeluk badan Eru.

Dug dug dug...

Detak jantung Eru berdetak kencang terdengar keras di telinga Jani yang menempel didada Eru.
Jani perlahan menjauhkan kepalanya melepaskan pelukannya dan bergerak mundur.

Tetapi gerakannya terhenti karena di tahan Eru.kedua tangan Eru sekarang menangkup wajah Jani,jarak wajahn mereka begitu dekat bahkan hembusan napas mereka terasa di wajah masing-masing.Eru mencondongkan wjahnya,tujuan utamanya bibir Jani yang setengah terbuka.pertama hanya menempel saja tetapi setelah itu Eru menggerakan bibirnya,melumat bahkan menghisap bibir atas dan bawah Jani bergantian.

Jani melenguh,dan Eru langsung melesakan lidahnya ke dalam mulut Jani,membelitnya lalu menghisapnya.hati Eru bersorak senang ketika Jani membalas ciumannya dan tangannya menjambak rambut Eru.
Eru terus mengeksplor mulut Jani,sampai saliva mereka menetes keluar.
Eru melepaskan tautan bibirnya dan mengakibatkan bibir Jani membengkak,tatapn matanya sayu dengan napas terengah.

Kemudian ciumannya beralih keleher jenjang Jani mengabsen tulang belikat Jani kemudian menggigit dan menghisapnya meninggalkan bekas merah keunguan.
Tangannya tidak tinggal diam ikut bergerilya di balik baju Jani dan posisi mereka sekarang tengah berbaring dengan Eru yang berada diatas tubuh Jani.

''Uhg...!!!''Jani mengerang ketika Eru meremas kedua gundukannya yang masih tertutup Bra.

Tapi kemudian Jani tersadar dan mendorong Eru hingga terjungkal ke belakang,Eru kaget dan melihat reaksi Jani yang kebingungan,matanya melirik kesana-kemari seperti mencari sesuatu.setelah mendapatkannya yang ternyata sweeter,Jani segera berlari meninggalkan Eru.

Eru segera mengejar Jani yang berjalan cepat ditengah derasnya hujan.

''Jani,tunggu.''Eru mencekal tangan Jani menghentikan langkahnya.

''Eru,aku mau pulang.''Jani melepaskan genggaman tangan Eru.

''Tapi...''

''Aku mau pulang,jangan kejar aku nanti kamu kujitak.''setelah itu Jani langsung berlari,dan Eru hanya menatapnya nanar.

''Aaarrrrgghhhttt....''teriak Eru.

***
Setelah mandi dan berganti pakaian, Eru merebahkan tubuhnya di kasur,masih jelas dalam ingatannya kejadian waktu di Pos ronda tadi.
Jani sungguh begitu menggoda dan hampir saja dia kebablasan.

Saat itu Eru baru pulang dari rumah orang tuanya,walaupun hujan masih mengguyur tapi Eru tetap pergi dari rumah orang tuanya setelah semalam menginap disana.

Memikirkan kejadian dirumahnya membuat Eru pusing.

Flashback on

Ketika mengejar Jani keluar,tetiba ada seorang wanita yang berlari kearahnya kemudian memeluknya sambil menangis.dia adalah adik perempuan Eru yang baru pulang dari Jepang,namanya Fuji.

Eru menyodorkan air minum ke hadapan Fuji agar adiknya tenang.sambil terisak Fuji menceritakan masalahnya.

''Mamah tetap akan menjodohkan aku sama anak temennya Bang,Fuji gak mau. Fuji mau meneruskan kuliah dulu.''ucap Fuji diantara isakannya.

Eru menghela napas,Mamahnya sungguh terlalu.semua anak-anaknya harus mengikuti semua keinginannya.

''Abang akan bicara sama Mamah,ayo sekarang kamu pulang.''

Eru mengeluarkan motornya dan bergegas mengantarkan Fuji pulang.

Sesampainya di rumah,Eru dan Fuji disambut tatapan sinis sang Mamah.

''Pulang juga kamu,kirain kamu mau kabur seperti Abangmu dulu.''sindir Himalaya,Mamah mereka. Dan Fuji bersembunyi dibalik tubuh Abangnya.

''Mah...''tegur Eru.

''Kamu mau melindungi adikmu?kamu juga dulu tidak nurut sama mama sekarang lihat buktinya hidupmu menderita.''ucap Himalaya penuh napsu.

''Mah,biarkan mereka masuk dan duduk dulu.''seorang lelaki muncul dihadapan mereka di belakangnya seorang wanita menatap sedih Fuji dan Eru.

''Diam kamu Bram,kamu juga sudah lama berumah tangga tapi tidak becus menghasilkan keturunan.''hardik Himalaya yang membuat Bromo anak sulungnya diam mematung.
Tita istrinya menggigit bibir bawahnya menahan tangisan.

''Ayo masuk,kamu harus dihukum karena kabur dari acara yang telah mamah buat.''setengah memaksa Himalaya menyeret tubuh Fuji.

''Bang tolongin Fuji Bang...''Fuji mengiba meminta pertolongan Abang-abangnya.

Eru mau melangkah tapi ditahan oleh Bromo,dengan gerakan kepala Bromo melarang Eru untuk mencegah Mamahnya,karena percuma saja pasti mamah mereka akan tambah murka.

Eru mengusap wajahnya,kenapa masalah di keluarganya sangat pelik.

Valak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang