Chapter 4

385 53 9
                                    


Seminggu berlalu sejak kejadian Jinhwan bertemu Junhoe. Dan sudah seminggu pula Jinhwan selalu tidak fokus saat bekerja

"Kenapa lagi hyung?" tanya Yunhyeong

"Aku salah memberikan pesanan."

"Lagi?"

Jinhwan mengangguk

"Ini sudah ketiga kalinya kau seperti ini. Sebenarnya ada apa denganmu? Ceritakan padaku hyung." Yunhyeong menggenggam tangan kecil itu

"Hanya masalah kecil, kau tak perlu khawatir." Jinhwan mencoba meyakinkan. Yunhyeong tahu teman seprofesinya ini memang tidak mudah membagi keluh kesahnya pada orang lain.

"Baiklah. Tapi, jika kau butuh seseorang jangan sungkan untuk datang kepadaku." Kata Yunhyeong sambil mengusap bahu sempit Jinhwan

"Gomawo Yunhyeong-ah." Jinhwan tersenyum manis, beruntung sekali dia mempunyai teman seperti Yunhyeong.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Waktunya Jinhwan dan Yunhyeong untuk menutup kedai tempat mereka bekerja. Jika kalian bertanya, kenapa dikedai ini hanya ada 2 orang yang bekerja? Sebenarnya tidak, disini ada 4 pegawai maklum saja kedai ini baru buka 5 minggu yang lalu. Dan kedua pegawai lain, yaitu Jimin dan Yoongi. Kakak-adik ini terpaksa pulang ke Busan seminggu yang lalu karena ibu mereka sakit.

Kembali lagi dengan Jinhwan dan Yunhyeong yang sudah selesai membereskan kedai itu.

"Hyung, mau pulang bersamaku?" tawar Yunhyeong.

"Tidak perlu Yunhyeong-ah. Lebih baik kau jemput Chanwoo, aku khawatir kalau dia pulang sendiri dia akan tersesat lagi. Lagi pula Donghyuk berjanji akan pulang bersamaku." Tolak Jinhwan, Yunhyeong terkekeh

"Benar juga kau hyung. Kalau begitu aku pulang dulu hyung."

"Hati-hati Yunhyeong-ah."

"Ne hyung."

Jinhwan masih menunggu Donghyuk, untuk membunuh rasa bosannya Jinhwan memilih untuk memainkan poselnya. Tak lama Jinhwan mendengar suara kaki seseorang mendekat, Jinhwan kira itu adalah Donghyuk, tapi..

"Kim Jinhwan?"

Suara itu. Jinhwan sontak mengangkat kepalanya menatap laki-laki dengan suara yang sudah ia hafal diluar kepala. Jinhwan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Bibiirnya mendadak terkatup dan llidahnya menjadi kelu.

"J-junhoe?"

"Hyung, sudah lama?" tiba-tiba Hanbin datang dan langsung merangkul bahu Jinhwan, mengabaikan Junhoe yang menatapnya dengan tatapan tidak rela

"Kenapa tidak menunggu di dalam saja? Angin malam tidak baik untuk tubuh mungilmu ini." Kata Hanbin sambil memakaikan syalnya ke leher Jinhwan, sementara Jinhwan masih tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi

Hanbin langsung menggenggam tangan Jinhwan dan menuntunnya menuju mobilnya yang diparkir di seberang jalan. Jinhwan hanya diam mengikuti langkah Hanbin, karena dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Jujur Jinhwan sangat merindukan Junhoe, namun hanya dengan menatap mata tegasnya mampu membuat Jinhwan jatuh ke dalam memori masa lalunya lagi dan Jinhwan sangat membenci itu karena Jinhwan tidak ingin menangis lagi. Dan Hanbin, entahlah mengapa dia selalu datang disaat-saat seperti ni.

Hanbin membukakan pintu mobilnya untuk Jinhwan mempersilakan namja mungil itu untuk masuk, disusul Hanbin yang juga masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobll Jinhwan hanya diam saja sambil menatap lurus ke depan. Hanbin memperhatikan paras sempurna itu.

APOLOGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang