1. Dia...

50 9 0
                                    

Di pagi hari yang sejuk dengan suara hujan yang menggema serta memberikan bau ciri khas nya. Adara, duduk di halaman rumah dengan ditemani oleh secangkir teh hangat,beberapa novel, dan sebatang coklat serta lagu yang mengalun indah yang melengkapi pagi hari ini.

Ia selalu berfikir, mengapa moment seperti ini sulit untuk didapatkan?

Ia segera meminum teh hangat yang sudah disiapkan oleh Ibu sejak tadi, dan memakan sepotong coklat yang sudah dipatahkan.

Rasanya ingin sekali dipagi hari ini dunia berhenti, agar Ia bisa selalu setenang ini, tidak ada gangguan apa pun seperti hari-hari biasanya.

Saat lagu yang sedang di dengarnya habis segera Ia putarkan kembali, seperti itu, hingga sudah di hitung ada 10 kali lagu itu terus terulang sejak tadi.

Bolehkah, Adara meminta untuk hidupnya selalu indah, tidak ada kesalahan apapun?bolehkah Adara meminta untuk mereka yang tidak selalu mengganggunya ?

Mengapa hidupnya tidak seperti apa yang Ia harapkan?

Mengapa hidupnya tidak seperti mereka yang terlihat baik-baik saja?

Apakah hidupnya akan selalu seperti ini?hambar tanpa ada yang mengisi warna-warni.

Selama ini, hanya Ibunya yang selalu menemani nya sepanjang hari,tanpa ada siapapun,hanya Ibunya lah yang selalu memeluknya, saat Adara bertanya "apakah hidupku selalu seperti ini Ibu?tidak pernah ada kebahagiaan".

Tetapi saat itu Ibu langsung memeluk nya,rasanya nyaman dan kebahagian hanya pada Ibu seorang.

Ah tidak terasa sudah jam 09.00 dan sudah waktu nya, Adara membantu Ibu nya membuat adonan kue.

Ia segera bangkit, seraya membawa gelas teh hangat yang sudah habis tak tersisa, dan membawa beberapa novel, serta coklat yang masih tersisa sepotong.

Hari ini hari minggu, dan hari ini, hari yang paling Adara sukai. Karena bisa membantu Ibu dirumah, dan tidak bertemu mereka, yang seperti tidak punya tujuan hidup, yang kerjanya selalu mengganggu orang yang tidak punya salah.

Salah satunya Adara.

Ia langsung masuk kedalam rumah dan menghampiri Ibu yang sedang berada didapur.

"Ibu sekarang aku bantuin apa nih?" Tanya Adara.

Ibu menengok seraya tersenyum "nih kamu bantuin bentuk-bentuk kuenya aja ya. Kalo udah, diolesin pake putih telur, terus masukin kedalam oven."

Adara pun lantas langsung mengangguk, dan segera membentuk kue-kue itu menjadi bulan sabit,bintang,dan love.

Selesai membentuk semua adonan kue, Ia pun langsung mengolesinya dengan putih telur, dan memasukannya kedalam oven, lalu menunggunya beberapa menit.

Seraya menunggu,Adara masuk kedalam kamarnya dahulu, untuk bersiap-siap karena Ia akan langsung mengantarkan kue-kue itu kepada yang sudah memesan.

Setelah bersiap-siap, Adara segera keluar dan membantu Ibunya memasukan kue itu semua kedalam tempatnya, dan memasukkannya kedalam tasnya yang sudah di sediakan.

"Yaudah bu, Adara berangkat dulu ya. Assalamualaikum" ucapnya seraya memegang tangan Ibu, dan menciumnya.

Ibunya mengangguk seraya tersenyum "iya hati-hati Adara."

Adara tersenyum, dan berjalan kearah halaman rumah, dan mengambil sepedah kesayangannya.

Ia menaikinya dan mengayunkan pedal sepedah itu ke alamat rumah yang sudah Ibunya tuliskan tadi.

Adara melewati Gedung Sate, setelah itu melewati Jalan Diponegoro, dan Ia mengayunkan pedal sepedahnya kearah Jalan Cilamaya.

Ia melihat kertas yang sedari tadi dipegangnya ini.

Tertera tulisannya, Jalan Banda.

Ahhh sebentar lagi, Ia langsung mengayunkan sepedah nya sedikit kencang agar cepat sampai.

Sesampainya di depan rumah yang menjulang tinggi itu, Adara langsung turun dari sepedahnya dan menyenderkannya ditiang.

Adara memencet belnya sekali, tetapi tidak ada jawaban.

Lalu Adara memencet bel nya lagi,tetapi masih tidak ada jawaban.

Karena kesal, Adara langsung memencet bel nya berulang kali.

Dan keluarlah sosok laki-laki yang berperawakan tinggi.

Ia terpengangah.

Dia?

***************

Yeay part 1 selesai
Jangan lupa voment nya ya!:D

It's YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang