~Jatuh cinta itu layaknya seseorang yang sedang bermain layangan, ada resiko akan putus dan hilang entah kemana, dan juga akan ada kebahagian yang akan datang setelah melihat layangan itu terbang tinggi bersama indahnya pelangi.~
*****
Adara rasanya ingin sekali mencakar-cakar wajah Rangga itu dengan kukunya. Tapi, sayangnya Ia tidak mempunyai kuku alias kukunya pendek-pendek semua.
Lagi-lagi, Adara hanya bisa menghela nafasnya saat Rangga yang mulai mengganggu makan siang nya dikantin ini.
Para siswa dan siswi mulai melihat ke arah Adara dan Rangga, akhir-akhir ini yang menjadi hobby para siswa dan siswi yaitu, melihat keributan Adara dan Rangga.
Adara merendam amarahnya kesal "Ngga gue peringatin sekali lagi ya, elo gangguin gue sekali lagi gue patahin kaki lo!"
Mula-mula yang Rangga terus merecoki Adara, dengan melempari tisu yang digulung-gulung nya langsung terdiam "Apa?peringatin?emang sekarang peringatan hari kartini ya?demi apa? Yaallah ko gue lupa?astaga dragon berarti gue sekarang harus beli bunga untuk Mamah gue!!!"
Adara hanya tersenyum samar "Astagfirullah sabar, sabar Adara. Emang kalo orang rada-rada sinting gini harus ngelus dada mulu."
Adara terus meramalkan doa dalam hati, agar setan-setan yang berada disamping nya tidak membuat Ia semakin tersulut emosi.
"Yaallah tolong Adara, kenapa Adara harus dipertemukan dengan orang laknat seperti dia?" Ujar batinnya lirih.
"Rangga" ujar Adara lembut.
"Iyah?"
"Kepala lo itu terbuat dari apa sih?" Tanya Adara dengan masih nada yang sama.
Rangga menatap bingung Adara "Emmm apa yak, gue dipelajaran Biologi rada cetek sih dar, jadi ya gue juga gatau."
Adara hanya tersenyum dan meminum air putih nya lagi,lagi, dan lagi.
Adara beranjak dari tempat duduknya, sontak Rangga pun mengikutinya.
Sedari tadi Adara dan Rangga menjadi tontonan orang-orang yang berada dikantin ini.
Adara tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini, Ia benar benar tidak suka, dan Ia juga tidak suka dengan kehadiran Rangga.
*******
Aldev, selalu menatap gerak-gerik Adara dari jauh. Seakan-akan Ia menjaga Adara agar tidak terluka sedikit pun. Memang seperti itu nyatanya.
Lagi-lagi Aldev memijat pangkal hidung nya, Lelah.
Sampai kapan ini semua berakhir? Aldev lagi-lagi tersenyum getir jika mengingat masa-masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's YOU
Teen FictionAdara hanya bisa menatapnya dari figura foto yang selalu ia pegang. Kilasan-kilasan masa lalu nya, kilasan-kilasan yang tidak mau ia ingat, semua yang sudah ia kubur dalam-dalam,terkuak begitu saja hanya karena bertemu dengan sosok yang tidak ingin...