2

3.6K 241 12
                                    


Disc. : MK

Warning : typo dimana- mana, occ ,dll


Flash back on

Sakura gadis yang kucintai berniat memutuskan hubungan kami. Hubungan yang telah terjalin tiga tahun harus kandas lagi. Aku mencintainya begitu dalam, rasanya tak sanggup jika aku melepaskannya.

Hari dimana aku mengalami kecelakaan adalah hari dimana aku bertengkar hebat dengannya. Sakura akan kembali pada Sasori mantan kekasihnya. Aku begitu marah padanya, Sakura berteriak didepannku, aku hanya diam tapi tindakannya diluar batas saat Sakura meminta diturunkan. Aku menolaknya dan tak disangka Sakura berusah mengambil kemudi. Aku tetap kekeh pada pendiriannku. Takkan ada seorang kekasihnya memutuskan hubungan selama ia masih mencintai. Hubungan kami baik- baik saja, tapi kenapa Sakura ingin memutuskan sepihak.

Aku semakin kalut saat Sakura berusaha keras, akupun lebih keras lagi. Saat itulah dipertigaan jalan besar padat pejalan kaki, sebuah truk melintas dan aku tak dapat menghindari lagi. Aku dan Sakura berteriak bersama. Aku berusah menghindar, naas mobilku menabrak tiang listrik begitu keras. Serpihan kaca mengenai kedua mataku rasanya perih sekali. Aku tertatih keluar, samar - samar kulihat Sakura berusaha keras hendak keluar. Akupun demikian berusaha keras. Selang tak berapa lama mobilku meledak, entah apa penyebabnya. Kejadian itu sudah tak kuingat dengan baik, tapi tubuhku terpental cukup jauh. Sedang Sakura tak memiliki keberentungan. Dia tewas dalam kecelakaan itu.

Kecelakaan itu kusesali aku begitu terpukul. Rasanya aku lebih memilih Sakura bersama Sasori dibandingkan dia meregang nyawa. Jika Sakura bersama Sasori kemungkinan aku masih bisa melihatnya tertawa, bahkan tersenyum cerah. Aku merasa akulah pembunuh Sakura, aku begitu egois. Seharusnya dan seharusnya selalu dipikiranku. Aku menyesalinya Sakura.

Kabar meninggalnya Sakura adalah hal tersakit yang kudengar, tapi kabar buruk lainnya masih menyertainya. Kedua mataku tak hanya dapat melihat kegelapan. Tak ada bedanya saat aku tertidur maupun terbangun semua sama saja, gelap. Aku kembali terpuruk, mungkin ini hukumanku atas perbuatanku terhadap Sakura. Kematiannya adalah rasa bersalahku.

Seminggu aku hanya duduk tak berdaya, bagai seorang perempuan aku hanya bisa menangis, terkadang aku membuang semua makanan. Menghancurkan apa saja meski tak dapat melihat.

Aku hanya berteriak gelisah,aku akan menjadi pemuda cacat dikeluarga. Terasing, terbuang, terlupakan dan terabaikan. Bayangan buruk menghantuiku, aku tak bisa melakukan apapun.

Kabar baik kuterima setelah seminggu, seorang pendonor baik hati. Sedikit ada harapan baru yang kurasa. Mencoba melupakan masalalu yang tak kuyakini bisa. Dan seorang Uchiha harus merendahkan dirinya mengucap terimakasih pada sang pendonor. Tapi pikiran lain merayapinya, masih bisakah untuk bertemu. Kemungkinan seorang yang mendonorkan organ langka adalah mereka yang mendekati kematian.

Aku tak memikirkan kemungkinan lainnya, aku yakin keluarga Uchiha membayar mahal atas kedua mata yang kuterima. Mana ada pendonor yang memberikan kedua cahayanya cuma-cuma. Begitulah pemikiranku selama ini. Sampai saat kedua bola mata ini terbuka, kulihat keluargaku tersenyum bahagia, ibu, ayah, Itachi tersenyum senang. Ku lihat mata baruku, manik indah berwarna Lavender kumiliki. Manik jernih memancarkan keteduhan dan sebuah ketulusan. Aku merasakan sesuatu yang berbeda. Selanjutannya adalah suara tangis seorang gadis, dan saat bersamaan kepalaku berdenyut sakit. Semua gelap kembali.

Light LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang