5

4.1K 274 60
                                    

Pejamkan kedua matamu
Dan rasakan hembusan angin membelaimu....

Sambutlah cinta menyandera hati
Rasakan gairah menggebu bersatu memujamu....

Sampaikan keindahan cahaya lain
Tersenyum di tengah pekat gelap
Rinduku akan gamabaran dirimu
Menuntunku, menginjakan kaki bersama kebahagian....

Sambutlah cinta, sambutlah rindu
Raihlah satu hal dalam mimpimu
Bangunlah karena ini bukan mimpi
Sambutlah cahayamu....
Mulailah berjalan bersama penuntunmu....

Disc@MK
Warning@typo, occ, dll

Bulu mata lentik bergoyang, kesadaran seorang perempuan membangunkan sepasang manik gelap disampingnya.

Sasuke mengelus punggung tangan milik istrinya. Empat hari dalam keadaan koma membuat Sasuke hampir depresi. Dia tak bisa kehilangan cahayanya lagi. Sasuke mengelus surai indigo istrinya. Hinata tersenyum menatap sepasang maniknya. Sedikit mengejap bingung, ada sesuatu dalam dirinya berbeda. 'Kenapa aku bisa melihatnya' batinnya.

Menyunggingkan senyumnya kembali, Hinata berusaha meraih wajah suaminya. Hinata bahagia sepasang manik indahnya berada disana. Mungkin tuhan mengabulkan pintanya, melihat wajah orang yang amat ia cintai.

Menelusuri setiap inci wajah Sasuke, mulai mata, hidung dan bibir suaminya. Layaknya pahatan sempurna dalam hidupnya kali ini. " Apakah aku di surga". Kalimat pertama yang diucapkan Hinata membuat sang suami meneteskan air mata. Bukan kata- kata Hinata yang membuatnya menangis melainkan kejadian empat hari lalu, saat dirinya menginjakan kakinya, saat dirinya mendengar kabar tentang istrinya. Sasuke seperti seorang tak terkendali berlari meninggalkan segalanya yang telah tersusun rapi. Menyerahkan segala urusan kepada Naruto, sang sahabat.

Hinata kritis, air ketubannya pecah membuat sulitnya proses melahirkannya. Bahkan Sasuke harus merelakan dua bayi kembarnya. Sedari awal kehamilan istrinya memang sudah lemah.

" Tidak, kau masih hidup". Sasuke mengecup kembali tangan istrinya.

" Ta- tapi kenapa aku bisa melihatmu". Ujarnya serak.

" Tuhan mengahadiahkan sepasang mata baru untukmu, sedang berbaik hati kepada kita". Sasuke tak tahan, air matanya menetes kembali. Diciumnya kening istrinya berulang kali. Ciumannya kembali kepunggung tangan Hinata.

" Si- siapa, yang memberikannya". Hinata sedikit terharu.

" Seseorang yang menyayangimu". Ungkap Sasuke lembut.

Hinata terseyum kembali. Tangannya tak lama meraba perutnya. Sempat terlupa akan satu hal perutnya telah rata. Sasuke yang melihatnya lagsung memeluk istrinya. Sasuke menangis keras dengan sedikit menindih istrinya. Hinata bukan wanita bodoh, ia mengerti akan suara tangis sedih suaminya. Hinata setalah tangis bahagia, ia kembali menangis sedih. Menangis bersama Sasuke. Membagi kesedihan, Tuhan begitu baik memberi cahaya barunya, tapi tuhan menukarkannya dengan anaknya.

" A- aku lebih ba-baik bu- buta". Hinata menangis terisak. Suara pilu keduanya terdengar menyayat. Shikamaru dan Temari yang berada diluar ikut menangis. Ujian keluarga Hinata selalu berhasil membuat keduanya menjatuhkan air matanya.

Sai yang bersandar di dinding memejamkan matanya sebentar. Meski dirinya tak menangis tapi hatinya begitu tersiksa mendengar tangisan sahabatnya. Kehilangan satu anggota keluarga saja sudah menyakitkan, apalagi ini kedua anak kembar Sasuke tak terselamatkan.

Light LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang