" Anak muda apapun yang kau lihat dan dengar kau harus menerimanya, kau harus percaya keputusan yang telah diambil tuan besar adalah hal terbaik untuk putrinya,berjanjilah kau takkan membuat keributan". Kakash menatap datar Sasuke.
Sasuke mengangguk setuju. Rencananya harus berhasil, membawa orang tua Hinata kembali.
Disc. Mk
Warning: tak pernah lepas dari typo, occ dllHiasi menatap lekat wajah istrinya yang terlelap. Tidur nyenyak diatas ranjangnya. Tak ingin bangun untuk sekedar tersenyum. Wanita itu semakin kurus, kulitnya menampakkan tonjolan tulang yang begitu kentara.
Hidupnya hanya sebatas alat medis, tak berdaya dan lemah. Hiasi hanya mampu menangis tubuhnya bergetar dan lelah. Sasuke sendiri hanya memandang kosong wanita yang nampak nyaman tertidur.
Hiasi Hyuuga seorang pembisnis sukses Jepang, setelah kematian putra pertamanya Hyuuga Neji dirinya mengalami stress hebat. Tak hanya itu tubuhnya mendadak terkena serangan stroke sebagian. Tubuhnya mati sebelah, hanya tangan sebelah kirilah yang mampu digerakkan. Seolah mendapat jacpot lainnya . Istrinya Hikari yang teramat ia cintai mengalami gagal Jantung. Kakashi selaku asisten pribadi beliau merawat keduanya, operasi Hikari berhasil namun istrinya tak pernah bangun lagi. Koma berkepanjangan adalah kabar terburuk yang didengarnya.
Kakashi merawat dan berlaku merahasiakan segalanya dari Hinata putri yang teramat keduanya cintai.
Kakashi merasa berat akan keputusan atasannya itu. Kakashi mengerti sang kepala keluarga tak ingin putrinya bersedih.
" Sampaikan maafku kepada putriku, aku sangat merindukannya, tak ada orang tua yang tak merindukan anaknya bahkan membencinya". Tubuh Hiasi bergetar hebat, pengaruh dirinya menangis sekaligus Stroke yang belum pulih sempurna.
Hati Sasuke seakan tercabik menyaksikan mertuanya mengalami hal seperti ini. Hal yang jauh dari kata baik.
" Aku takut putriku semakin terpukul, aku membuatnya membenciku agar saat kematian kami dirinya tak begitu sedih seperti kematian kakaknya, Hinata sangat bersedih saat itu, dia begitu terpukul kehilangan Kakaknya". Ujar Hiasi dengan tubuh yang bergetar, tangannya memegang sebuah tongkat sebagai penopang tubuhnya.
Sasuke masih terdiam membisu, tak mampu berucap sekalipun ia ingin. Air matanya berderai membasahi pipinya. Rasa asin itu terasa saat air matanya membasahi bibirnya. Sesekali onixnya terpejam membayangkan betapa tersiksanya keluarga istrinya, saling berkorban dan saling peduli. Peduli dengan cara yang berbeda, begitu dalam dan menyesakkan. Saling melindungi dan menjaga, meski tanpa ucapan ataupun pelukan.
" Saat menatap manik milikmu nak, aku seperti melihat putriku, aku senang dia memiliki suami begitu baik sepertimu, terlebih sebentar lagi aku memiliki seorang cucu". Hiasi berjalan sedikit kesusahan, namun dirinya tak ingin ditolong oleh siapapun. Menghampiri sebuah kursi goyang, perlahan dirinya mendudukan diri di sana. Menatap matahari senja di jendela adalah pilihan terbaiknya.
Sasuke sedikit melangkah ragu, mulutnya sedikit kelu mengucapkan sebuah fakta lain. Fakta tentang putrinya yang mengalami kebutaan karena dirinya.
" Hinata dalam keadaan tak baik". Ucap Sasuke pelan.
Hiasi langsung menatap kearah pemuda Uchiha, sedang Kakashi langsung mengernyit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Love
FanfictionApakah salah aku mencintainya? Apakah salah aku merindukannya? Aku hanya ingin berkorban untukknya. Sasuhina