" lihatlah wanita buta itu".
"Beruntungnya dia memiliki suami kaya ".
" kok mau ya dengan wanita buta".
" Mungkin terpaksa meneriman wanita buta".
" Jangan- jangan mereka dijodohkan".
" yang pria sempurna dan yang wanita cacat".
Bisikan- bisikan serta olok- olokan Hinata dengar setiap kali berbelanja bersama Sasuke. Hinata hanya pura- pura tak mendengar. Tapi hatinya sangat sakit jika mengingat kenyataan itu adalah hal yang benar. Hinata merasa tak pantas disandingkan dengannya.
Sasuke sama saja baginya dia mencintai Hinata dan orang lain hanya menilai. Dengan sabar Sasuke selalu menuntun Hinata dengan perut buncit dan berjalan sedikit pelan.
.
.
.
Disc. :MK
Warning: typo dimana-mana, dlllSasuke dengan setia memakaikan pakain pada Hinata. Setiap pagi Sasuke rutin melakukannya bahkan terkadang Sasuke menyuapi Hinata. Hinata terkadang merasa tak enak jika Sasuke selalu melakukan hal itu.
Sasuke menuntun istrinya untuk ikut bersamanya ke kantor. Awalnya Sasuke memang akan menghandle pekerjaannya dari rumah namun Hinata bersedih. Sasuke akhirnya ke kantor kalau Hinata ikut bersamanya.
Tatapan dari karyawan selalu sama. Tatapan iri dan terkadang berbisik- bisik mengejek. Sasuke tak terlalu peduli. Istrinya sendiri untung tak melihatnya tapi ia yakin Hinata pasti mendengarnya.
Sasuke selalu mengeratkan tangannya pada Hinata setiap kali tubuh istrinya menegang. Atau terkadang bergetar karena ejekan yang tak bertanggung jawab.
Seperti saat ini Hinata menunduk dengan raut sedih. Sasuke yang memperhatikan hal itu hanya menghela nafas kasar. Pekerjaannya yang masih banyak terpaksa ia tinggalkan,menghibur Hinata adalah hal yang utama.
" Hime, jangan bersedih". Sasuke melingkarkan tangannya pada perut buncit istrinya." Disini ada buah cinta kita, apa kau tak kasihan jika anak kita bersedih" . Sasuke mengelus perut Hinata penuh cinta.
" maaf". Ucap Hinata pelan.
" Jangan ucapkan maaf, justru aku yang meminta maaf karena aku kau jadi begini". Sasuke semakin mengencangkan pelukannya.
" Aku tak meminta untukmu memcintaiku aku tak berharap Sasuke-kun melakukan ini untuk menebusnya, aku tulus meberikan cahayaku".Hinata menundukkan kepalanya.
" Hinata aku sangat mencintaimu, percayalah, rasa ini bukan rasa bersalah atau balas budi, ini semua murni karena aku mencintaimu. Aku memcintaimu meski aku hanya bertemu denganmu lewat mimpi. Tapi sekarang aku sungguh-sungguh mencintaimu". Sasuke melepaskan pelukannya. Tak lama Sasuke mengecup bibir mungil istrinya. Dikecupnya dan perlahan dilumatkannya. Hinata membalas ciuman itu. Hanya sebentar, Hinata tersenyum dan Sasuke kembali memeluk istrinya. Hinata menyandarkan kepalanya didada Sasuke. " terimakasih". Sasuke mengecup kepala istrinya. Sasuke tersenyum lega saat mendapati nafas teratur istrinya. Perlahan Sasuke mengangat tubuh istrinya di sebuah ranjang. Kantor Sasuke memang disulap dan direhap. Sasuke sengaja meletakkan ranjang untuk tidur istrinya jika kelelahan. Sasuke memandang Hinata dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. Tak lama Sasuke berjalan kembali ke kursinya melanjutkan memeriksa sejumlah dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Love
FanfictionApakah salah aku mencintainya? Apakah salah aku merindukannya? Aku hanya ingin berkorban untukknya. Sasuhina