Gorgeous!

33 1 0
                                    

Keramaian kota New York bukanlah pemandangan asing  lagi bagi Ele. Setiap kali rasa jenuh menghinggapinya, Ia tak pernah bosan pergi ke rooftop kantornya. Meski untuk sekedar melepaskan penat, duduk menyendiri dan melepaskan segala lelahnya.

Matanya terpejam, merasakan hembusan angin yang senantiasa menggelitik wajah cantiknya. Entah mengapa, hal sesederhana ini bisa membuatnya fresh kembali. Seulas senyum tipis mengembang dibibirnya. Ele mengelus-elus setiap inci permukaan bangku kayu yang Ia duduki sekarang. Memandangnya penuh terimakasih telah menjadi saksi bisu segala gejolak yang terjadi dihidupnya. Termasuk kejadian hari ini. Ia sedang memikirkan misi yang diberikan Greg padanya. Memusingkan sekali.

Sebuah suara membuyarkan imajinasinya. Seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Seseorang? Atau makhluk lain? Ele pun terdiam tak berkutik. Walau sebenarnya Ia gugup sekali. Siapa yang berada diatas rooftop saat petang selain dirinya? Ia yakin bahwa tak ada seorang pun selain dirinya yang selalu datang kemari saat gelap dan remang-remang begini.

Degup jantungnya berdetak  tak beraturan. Keringat dingin bercucuran melewati pelipisnya. Sampai sebuah suara berat menyerukan panggilan dan yang pasti ditujukan padanya.

"hey, mbak, apa yang kau lakukan ditempat remang begini?"

Ah, syukurlah. Ia pun membuang napasnya perlahan. Lega mengetahui kalau yang datang adalah manusia. Bukan sebangsa Jin atau pun iblis.

Wait..

Mbak? Ah, rasanya ingin Ia tonjok  saja bagi  siapapun yang memanggilnya dengan sebutan mbak. Entah, hanya saja Ele merasa kurang dihormati dengan panggilan itu.

Menyebalkan, batinnya.

Ele masih tak bergeming dan membiarkan sapaan itu tergantung tanpa jawaban. Mendengar suara berat yang sudah dipastikan milik seorang pria itu mengingatkannya pada....

Ah, mana mungkin pria yang ditemuinya di apartemen bisa berada disini. Tanpa sadar Ele menggeleng-geleng kasar.

Hey Eleanor, what are you thinking about, huh?

Seluruh wajahnya tenggelam dalam kedua telapak tangannya. Tak peduli siapa yang sedang mengajaknya berbicara. Baginya, pria itu hanya akan mengganggu me time nya saja.

Screw you, stranger!

Namun sebuah tepukan  berhasil mendarat dipundaknya. Sontak membuatnya melonjak dan menoleh kearah pemilik tangan lancang itu.

"How dare you?" pekik Ele yang spontan berdiri menghadap pria asing itu. Diamati wajah pria itu dengan seksama. Cukup sulit baginya untuk mengetahui siapa pemilik wajah ini. Cahaya yang sampai di tempat ini sangatlah sedikit. Ia terus menyipitkan matanya dan...



GOTCHA!


******

Nino's POV

Malam ini aku memutuskan untuk mengunjungi kakak laki-lakiku di kantornya. Aku bosan sekali seharian harus menatap layar teve di apartemen milik Hans. Namun sial sekali karena ternyata lelaki kesayangan pria brengsek itu sedang tidak berada ditempat kerjanya. Grace, asistennya, mengatakan kalau Kakak sedang ada meeting mendadak di Nevada.

Oh, hell.

"baiklah, terimakasih banyak, Grace. Oh ya, tolong jangan katakan pada siapapun termasuk Frans kalau saya sedang berada disini. Got it?"

Setelah mengangguk Grace pergi meninggalkanku di loby kantor. Aku memutuskan untuk berkeliling menyusuri kantor. Siapa tahu bisa bertemu malaikat atau bidadari, atau apalah. Aku tersenyum geli menyadari imajinasi konyolku. Mana mungkin bidadari mampir ke  tempat bak neraka ini? Ckck.

Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang