I

418 40 1
                                    

  "Irene!! Apakah kau tidak mendengar hp mu berbunyi?"
Teriak Chanyeol sambil mengetuk pitu kamar Irene.
Hening. Tak ada jawaban dari Irene, yang terdengar hanya suara dari hp Irene yang masih terus berdering.

  "bisakah kau matikan hp mu? Suaranya sangat berisik tau!"
mengetuk pintu kamar Irene dengan kencang.

Chanyeol melangkah pergi menuju kamarnya yang berseberangan dengan kamar Irene. Tapi hp Irene masih saja berdering. Chanyeol berpikir mungkin Irene belum bangun dan dia harus membangunkannya. Dia merasa terganggu sekali oleh suara dari hp Irene.

Chanyeol memutar balik dan kembali menuju kamar Irene. Sekarang dia sudah di depan pibtu Irene. Sekali lagi mengetuk pintu kamar Irene sambil berteriak,
  " apa kau belum bangun? Ini sudah jam berapa?!
Lagi-lagi masih tidak ada jawaban dari dalam kamar.

Chanyeol mencoba membuka pintu kamar Irene sambil menggerutu,
  "Aissh, anak ini keterlaluan"

Ternyata pintu kamar Irene tidak dikunci. Chanyeol masuk, Irene masih tertidur diatas kasurnya, dan berselimut dengan wajah yang ditutupi bantal.

  "Bangun! Ini sudah hampir siang. Apa kau tidak ada kelas?"
Berbicara sambil melihat sekeliling kamar Irene, untuk mencari suara dari hp Irene yang membuatnya kesal daritadi pagi.

Hp Irene masih saja berbunyi dan hp itu bergetar diatas lemari/rak buku (sejenis itulah) disamping tempat tidur Irene.
  "Apa anak ini tuli?" Chanyeol berkata dalam hatinya dan hanya mengeluarkan kata "ck..ck..ck..." sambil tersenyum melihat adiknya yang masih tertidur.

Saat Chanyeol melihat layar hp Irene dengan jelas, ternyata itu adalah panggilan dari nomor tak dikenal. Chanyeol me-reject panggilan itu, dan dari layar hp Irene muncul notifikasi

  37 missed call from +010-947-1942

Hp Irene kembali berbunyi, kali ini Chanyeol tidak me reject nya, dia mengangkat panggilan itu dengan sedikit marah.

  "Kau siapa? Kenapa kau mengganggu Irene? Apa kau penguntit? Kalau kau terus seperti ini akan ku laporkan! Dasar penguntit!"
  "Tidak, bukan.. aku bukan penguntit aku ini-tut..tut..tut"
Chanyeol mematikan hp Irene saat orang yang menelponnya baru saja akan menjelaskan dia siapa.

Chanyeol menaruh hp Irene ditempat semula. Dia menarik bantal yang menutupi wajah Irene lalu membangunkannya, dengan menepuk-nepuk badan Irene. Tapi Irene tidak mau bangun dan masih saja tidur.

  "Dia tidur apa pingsan"  pikirnya, sambil tersenyum.
Saat chanyeol mendekat kepada Irene, dan menepuk-nepuk pipinya. Tiba-tiba dia terlihat kaget dan panik.

Dia sibuk mencari thermometer. Tangan kanannya mencaru thermometer di dalam kotak P3K, tangan kirinya memegang hp. Dia menelpon ibunya. Saat telepon telah tersambung, dengan panik dia berbicara pada Ibunya,
  "Eomma, Irene sakit sepertinya dia semam, seluruh badannya panas dan dia tidak mau bangun, aku harus bagaimana?"

Chanyeol menemukan thermometer  yang dicarinya. Ibunya diseberang telepon menjawab,
  "Apa kau sudah mengukur suhu badan Irene?" Ibu Chanyeol terdengar panik, namun lebih tenang dibandingkan Chanyeol.
  "Belum eomma, baru akan"
  "Sekarang ceklah suhu tubuhnya, setelah itu bisakah kau membuatkannya bubur?"
  "Ya eomma, aku akan membuatkannya"
  "Baiklah, eomma dan appa akan segera pulang secepatnya setelah urusan disini selesai"
  "Ya eomma, jaga dirimu baik-baik salam untuk appa. Jangan terlalu khawatir, semuanya akan baik-baik saja"
  "Jaga dirimu juga Chanyeol-ah dan tolong rawat Irene dengan baik sampai eomma pulang"
  "Baik eomma"

Ya Irene dan Chanyeol memang sering ditinggalkan kedua orangtuanya pergi untuk urusan bisnis. Jika orangtuanya sedang pergi mereka hanya berdua dirumah, tidak ada pembantu atau pegawai dirumahnya.

Entahlah, Irene dan Chanyeol pun tidak mengerti kenapa kedua orangtuanya tidak mempekerjakan pegawai, padahal mereka bahkan lebih dari mampu untuk membayarnya.

Dan ketika saat-saat genting seperti ini, mereka kebingungan untuk meminta tolong. Satu-satunya cara adalah menelpon ibunya, dan ibunya akan dengan senang hati memberikan pertolongan walau hanya mengarahkan saja apa yang harus mereka lakukan dari seberang telepon.

Preview
"Oppa bolehkah aku minta tolong" - irn
"Park Irene kenapa kau tidak mengangkat teleponku?" - +010-947-1942
"Ya..ish bocah ini" - pcy

Who Am I [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang