IV

260 30 3
                                    


"Selamat pagi Irene", Sehun memasuki kelas dimana ada Irene disana sedang duduk dengan kepala yang terbenam diatas kedua tangannya yang dijadikan alas. Sehun berhenti tepat didepan bangku Irene dan mengacak-ngacak rambut panjangnya.

Irene mendongakan kepalanya ketika Sehun masih dengan sengaja mengacak-ngacak rambutnya. Lalu dengan cepat ditangkasnya tangan Sehun oleh tangan Irene dengan maksud agar Sehun berhenti membuat rambut Irene menjadi tambah kusut. "Berhenti mengacak-ngacak rambutku!!"

"Waah, mendengar caramu berteriak sepertinya kau sudah sembuh total Irene-ssi" kata Sehun berbicara dengan nada yang menyindir.

"Berhenti bersikap menyebalkan Oh Sehun ini masih pagi" jawab Irene kesal sambil merapikan rambutnya yang benar-benar kusut karena ulah pacarnya itu.

"kau pun berhenti marah-marah karena ini masih pagi" kata Sehun yang sekarang sedang mengambil kursi untuk duduk disebelah Irene. Dia berhenti berbicara, kedua tangannya sibuk merapikan rambut Irene dengan perlahan. Dirapikannya anak rambut yang menempel di pipi Irene satu persatu. Lalu pria itu menyisir rambut Irene yang mulai rapi dengan jari-jarinya. Dan dengan begitu saja jarinya menyentuh dahi Irene.

"Kenapa kau harus pergi ke kampus jika suhu badan mu belum kembali normal?" tanya Sehun sedikit kecewa.

"Aku bosan diam dirumah" jawab Irene dengan santai

Sehun mendesah dan dengan kesal berkata "Apa Chanyeol hyung tidak melarangmu?"

"Kalau saja dia ada, bahkan aku tidak akan diperbolehkan keluar kamar" Irene tersenyum dan menegedikkan kedua bahunya.

"Jadi kau pergi tanpa sepengetahuan Chanyeol hyung?" Sehun terlihat mengerutkan dahinya.

"Yaps"

"Apa kau sedang mencari masalah dengan Chanyeol hyung?"

"Tenang saja, aku akan pulang sebelum dia pulang. Oppa bilang dia akan pulang agak malam" senyum dibibir Irene mulai tersimpul dan dia sedikit tertawa seperti puas terhadap dirinya sendiri.

"Kalau nanti Chanyeol hyung memarahimu aku tidak akan membelamu" gumam Sehun.

"Sejak kapan kau bisa membelaku didepan Chanyeol oppa, bahkan sebelum itu terjadi kau akan diusir terlebih dahulu" kali ini Irene tertawa lepas.

Sehun memutar bangkunya menghadap Irene dan mencondongkan badannya kedepan sehingga mereka semakin dekat dan saling berhadapan. Pria itu menatap mata Irene begitu serius yang kemudian dibalas oleh Irene dengan tatapan yang serius juga. Dengan mengejutkan Sehun menempelkan kedua tangannyan di pipi Irene secara tiba-tiba.

"Yaaak!! Kenapa tiba-tiba pipimu menjadi merah seperti buah peach" kata Sehun menggoda Irene.

"Apa kau bilang!?" Irene mendengus kesal mendengar Sehun menggodanya. "Pipiku memerah karena suhu badanku yang belum normal, bukannya kau tau aku masih demam?" kata Irene terlihat panik karena malu.

"apa kau yakin?" tanya sehun kembali menggoda Irene. "Irene-aaaaah" tangan Sehun yang masih menempel dipipi Irene menggoyang-goyangkan wajah Irene ke kiri dan ke kanan.

"Sehun-ssi kumohon lepaskan tanganmu" teriak Irene disusul dengan kedua tangannya memukul-mukul tangan Sehun.

**

Sesosok pria terlihat berjalan melewati depan kelas, dia dengan sengaja berjalan mundur untuk memastikan apa yang kedua matanya tangkap. Dia melihat dua orang yang dia kenal saling berhadapan dan hanya ada mereka berdua dikelas itu.

"YAAAAK APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN DISINI" teriak pria itu mengagetkan keduanya.

"Ommo, Kim Jongin!!!" balas Irene dan Sehun berteriak bersamaan.

"kalian berdua belum menjawab pertanyaanku" goda Kai *a.k.a Kim Jongin

"Kita sedang menunggu dosen" jawab Irene

"Kenapa kau baru datang? Dan kemana yang lainnya?" Sehun balik bertanya kepada Kai.

"Apa kau tidak memeriksa HP mu? Aku sudah memberitahumu lewat LINE kalau dosennya tidak akan masuk"

Sehun mendengus dan berkata, "Aissh, hari ini aku belum memegang hpku karena aku lupa menyimpannya"

"Lalu kau Irene kenapa kenapa kau ada disini?" Kai bertanya pada Irene tanpa bertele-tele.

"Apa yang kau katakan? Memangnya aku tidak boleh ada disini" jawab Irene dengan ketus.

"Bukan begitu, maksudku.." belum selesai Kai menjelaskan maksud pertanyaannya, Irene sudah kembali memotongnya dengan berbicara pada Sehun.

"Karena dosennya tidak ada, dan tidak ada mata kuliah lain bagaimana kalau kita pergi saja? Aku ingin makan burger, ayoo Hun~ah" ajak Irene sambil menarik tangan Sehun dan terdengar sedikit merengek.

Sebelum keluar dari kelas Sehun mendekat kepada Kai dan berbisik ditelinganya "Ah Jongin-ah, maafkan Irene dia masih demam kau juga tahukan sikapnya terkadang seperti itu".

Kai hanya menjawab Sehun dengan anggukan kecil dan senyum diwajahnya. Sementara itu Irene sudah berada satu langkah didepan Sehun dengan tangannya menarik-narik lengan kemeja yang Sehun kenakan.

--

Irene dan Sehun berjalan bersebelahan menuju tempat parkir. Tangan kanan Sehun menyenggol tangan kiri Irene, yang pada akhirnya telapak tangan Sehun dengan hangat mengenggam tangan Irene yang terbuka, yang seakan memang sudah untuk digenggam.

Lalu keduanya berhenti didepan motor Sehun dan Sehun berkata, "Ah aku lupa tidak membawa helm mu"

"Tidak ada polisi bukan?" tanya Irene.

"Tidak, tapi kan berbahaya"

"Ayolah, hanya untuk membeli burger. Setelah itu kau tidak perlu mengantarku pulang, aku akan naik taxi saja" Irene merengek dan seperti biasa menarik-narik tangan Sehun

"ya, ya, ya, baiklah" Sehun menyerah saat melihat wanita didepannya sekarang sedang memohon kepadanya. Lalu pria itu melepaskan jaket yang dia pakai dan memakaikannya dengan asal kepada wanita yang sedang tersenyum dan memamerkan deretan gigi putihnya.

Belum juga motor yang membawa keduanya keluar dari gerbang kampus, mereka tiba-tiba berhenti karena dikagetkan dengan suara klakson yang berasal dari mobil yang sekarang ada dihadapan mereka.

Sehun merasakan kalau sekarang Irene dibelakangnya sedang panik, "Hun, itu Chanyeol oppa aku harus bagaimana?"


*ini bukan hari Jumat kan yaa, ini hari Sabtu maaf telat update karna semalem ada halangan huhuhu..

don't forget to vote and comment^^

Who Am I [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang