Patah hati secepat ini?

890 60 4
                                    


Author pov

Kringg kringg

Bunyi alarm handphone Galliel berbunyi mengisi keheningan di kamarnya, Galliel pun terbangun dan mematikan alarm dan segera bergegas bersiap-siap untuk sekolah

Hari ini ia akan masuk sekolah setelah tiga hari sakit demam, kondisinya jauh lebih baik setelah kemarin Alexa menjenguk dan memasakkan makanan untuknya.

Alexa membuat Galliel merasa di perhatikan, dan Galliel merasa sangat senang dengan perhatian Alexa

Hari-hari berikutnya di sekolah mereka hanya saling bertatapan dalam jauh, saling mencuri pandang satu sama lain tanpa berani bertemu dan berbicara. Hanya senyum kecil saja yang dapat mereka lakukan.

Tapi jauh di lubuk hati mereka berdua terbesit rasa rindu dan hasrat untuk bertemu dalam jarak dekat hingga mengobrol seperti yang pernah mereka alami sebelunya.

Tapi apa daya mereka masih canggung untuk memulainya duluan.

***

El pov

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu

Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta

Hati ini kembali temukan senyum yang hilang

Semua itu karna dia

Oh tuhan. .

Ku cinta dia

Ku sayang dia

Rindu dia

Inginkan dia

Lagu terdengar mengalun di speaker kamarku yang sukses membuat fikiranku mengingat lagi Alexa, Sudah beberapa hari setelah dia kerumahku, aku tidak bertegur sapa lagi dengannya bahkan di sekolah hanya bisa memandangnya dari jauh.

Aku sengaja menjaga jarak dengannya, sengaja seolah tidak melihatnya jika kita berpapasan di koridor sekolah.

Mengapa aku melakukannya? Hanya karna aku ingin memastikan apa yang aku rasakan kepadanya jika kita berjauhan, aku ingin memastikan apa arti perasaanku ini.

Tapi setelah aku menganalisis hatiku sendiri beberapa hari ini, aku merasa sangat rindu dengannya, setiap melihatnya di sekolah aku merasa senang walaupun berjauhan, tapi setelah aku tidak melihatnya dan selagi seorang diri seperti di kamarku saat ini aku merasa ada sesuatu yang hilang.

Aku mengerti sekarang, aku sudah jatuh hati kepadanya. Karna ini pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta kepada seseorang.

Apakah ini salah, Tuhan? Apa benar aku jatuh cinta kepada seorang perempuan juga?

Haruskah aku memperjuangkannya?Bagaimana jika dia malah menjauhiku jika tau aku mencintainya?

Tapi perasaan ini sangat menyiksa jika tidak tersampaikan, aku akan mengatakannya.

Jika dia tidak suka biarlah terserah padanya, niatku hanya untuk melegakan hati ini saja, berharap dia membalas? Sepertinya aku hanya bermimpi..

Alexa...

Aku tau jalan menuju hatimu tidak mudah, butuh perjalanan yang panjang.

Oleh karena itu, aku akan membawa bekal untuk di perjalanan.

Yaitu, kepercayaan dan kesabaran penuh.. Serta rasa cinta ini yang setia menemani tidak akan hilang tertinggal oleh rintangan-rintangan yang mungkin akan mempersulit langkahku.

Alexa lihatlah aku esok, lusa, bahkan sampai semampuku aku akan memperjuangkanmu.

***

Jam pulang sekolah pun telah usai, aku berniat untuk bertemu dan mengajak Lexa pulang bareng denganku. Semoga dia mau, karna aku ingin mengobati rasa rindu ini kepadanya.

Akupun berjalan ke depan kelasnya, dan setelah aku sampai di samping pintu kelasnya ternyata kelasnya sudah sepi tidak ada orang. Aku terlambat sepertinya.

Brukkk

Dan pada saat aku membalikkan badan bahuku tertabrak bahu seseorang.

"Awww.." ringisku refleks memegang bahuku, dan seorang gadis yang menabrakku juga meringis.

"Eh lo kalo jalan hati-hati dong! Nabrak gue kan jadinya" ucapku emosi dan saat aku melihat ke arahnya ternyata gadis itu Lexa.

"Eh a-aduh maaf Kak gak sengaja" Lexa meminta maaf padaku sembari nafasnya terengah-engah.

Aku sudah terlanjur kesal, jadi malas untuk mengantarnya pulang. Moody-an ku kambuh.

"Kakak kenapa ada di depan kelas aku?" suara pelannya bertanya lagi, dan aku masih menatapnya kesal.

Aku menghela nafas berat "Gua nyariin lo"

"A..ada apa memangnya Kak?"

"Gajadi, udah keburu kesel" jawabku masih kesal

"Ihh kenapa gitu kak?" ucapnya terlihat sedih dengan raut wajah yang sama

"Udah ah gue balik" akupun meninggalkannya yang masih mematung di tempat, dan berjalan menuju parkiran sekolah.

Hanya ada beberapa motor saja yang ada, karna sekolah juga sudah mulai sepi.

Dan sampai di parkiran ini Lexa tidak mengejarku? Apa hanya aku yang rindu padanya? Apa aku harus balik lagi seperti saat di rumah sakit aku meninggalkannya? Ah aku malas.

Kucoba besok lagi saja, moodku sudah terlanjur buruk.

Ku naiki motorku, dan memakai helm di kepalaku. Kulihat dari kaca spion Lexa sedang berlari menghampiriku, dan benar saja dia sudah berada di depan motorku sedang mengatur nafasnya.

Aku masih diam melihatnya dengan datar, aku ingin tau apa yang akan dikatakannya duluan kepadaku.

"Kak, A-aku boleh ikut motor Kakak gak? Hehe" dia memasang cengiran yang membuatku menahan tawa.

Aku masih diam memperhatikan nya

Pada akhirnya aku pakaikan helm yang ada di bagasi motorku.

Merasa dejavu saat aku memakaikannya dan pandanganku langsung kepada matanya.

Mata yang selama ini kurindukan..
Mata yang beberapa hari yang lalu hanya bisa kupandang dari jauh kini begitu dekat..
Dan mata teduhnya itu ingin sekali aku miliki..

Akupun menyudahi tatapan mataku "Cepet naik"

Motorku pun berjalan membelah kota jakarta ini, menuju salah satu cafe yang ada di daerah senayan. Aku ingin mengajak Lexa makan dulu dan dia juga menyetujuinya.

Kitapun sudah memesan makanan pilihan masing-masing dan kembali terdiam, aku tidak berani melihatnya di depanku. Dan kulihat dari ekor mataku diapun hanya menunduk.

"Kak. Aku masih penasaran kenapa tadi Kakak di depan kelas aku?'' suara Lexa memecah keheningan, aku akan berbicara jujur saja kali ini. Aku sudah janji pada diri sendiri untuk memperjuangkannya.

"Kan tadi gue bilang nyariin elo"

"Iya Kak memang ada apa?" tanyanya lagi

"Ya gue mau ngajak lo pulang bareng, kan udah beberapa hari kita gak ngobrol juga kan? Gue agak kangen aja gitu sama lo, lo ga kangen gue gitu?" kini dia menatapku dengan pandangan yang sulit di artikan. Yang aku tau pipinya berubah warna kemerahan. aku mencoba untuk mencari tau arti tatapannya itu tapi sangat sulit terbaca.

"Aku juga...."

Drrt.. Drrttt

Ucapan Lexa terhenti karna ada getar tanda panggilan masuk di handphonenya. Ku lihat dia ragu-ragu untuk mengangkatnya.

"Angkat aja" kataku yang akhirnya dia jawab anggukan dan menempelkan handphone di telinganya.

"Ha-hallo sayang.."

Deg.

***

Oneandonly (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang