.
.
.Seoul, 2 Februari 2015 - Trainee Room
Seorang gadis meliuk-liukkan tubuhnya lincah mengikuti irama musik dengan beat cepat. Suara decitan sepatu memenuhi ruang latihan yang hanya diisi oleh dirinya itu, keringat membasahi seluruh tubuh kurusnya hingga t-shirt dan celana training yang dikenakan. Dia menghentikan dance-nya ketika dirasa latihan yang dilakukannya hari ini sudah cukup. Gadis yang memiliki rambut hitam sebahu itu melangkah ke pojok ruangan untuk mematikan musik. Bayangan dirinya yang penuh dengan peluh terpantul di kaca besar yang memenuhi ruangan ini.
Kriett...
Terdengar langkah sepatu Seseorang yang beradu dengan lantai memasuki ruang latihan. "Sherry-ah, kau sudah selesai latihan?" tanya seorang Pria yang terbilang sudah berumur itu. Sherry memutar tubuh menatap sosok yang tengah berdiri tak jauh darinya.
"Hm, baru saja. Ada perlu apa Sajangnim1 menemui saya?" katanya dengan sopan. Hwang Sajangnim mengerutkan kening tak suka dengan panggilan yang Sherry berikan.
"Harus berapa kali lagi Samchon2 katakan padamu, jangan memanggil Samchon dengan panggilan Sajangnim saat hanya ada kita berdua," seru Hwang Seonwoo atau Hwang Sajangnim pada keponakan satu-satunya itu. "Dan apa-apaan itu, bahasamu terlalu formal," ujarnya sambil menunjuk-nunjuk kearah Sherry dengan telunjuknya yang mengarah pada gadis itu. Sherry mengangkat bahu acuh menanggapi perkataan Samchon-nya, diteguknya air mineral yang ada di atas meja dengan rakus, rasa haus yang sejak tadi melanda tenggorokannya berakhir sudah. Hwang Sajangnim tersenyum maklum dengan kelakuan gadis kesayangannya itu.
Kehengingan mengisi percakapan mereka, sebelum akhirnya Hwang Sajangim membuka suara. "Sherry-ah, apa kau tak ingin debut lebih awal?" tanya Hwang Sajangnim dengan serius.
"Ne3?" responnya yang setelah sempat tersedak karena keterkejutannya lalu mengalihkan pandangan pada pria paruh baya itu. Sherry menatap horror sosok yang sangat dia hormati itu.
Pria itu tertawa melihat respon lucu dari Sherry. "Kenapa kau terkejut? Bukankah sudah cukup siap untuk memulai debutmu hm?"
"Ini terlalu cepat Samchon, aku bahkan baru menjadi trainee selama 8 bulan," jawabnya yang tak sependapat dengan Samchon-nya saat ini.
Hwang Sajangnim berjalan mendekati Sherry, pria itu menepuk kepalanya pelan. "Untuk apa trainee terlalu lama, jika kau sudah memiliki talent. Show to the world your passion, dear," serunya. Yah, mungkin memang benar apa yang Samchon-nya katakan kali ini. Selama ini, sejak JJ Entertaiment berdiri Hwang Sajangnim selalu berhasil merekrut anak didiknya menjadi Idol Asian Star. Menurut beberapa seniornya di kelas training, Samchon-nya bukan tipe orang yang akan berlama-lama memberikan pelatihan, karena pihak JJ Entertaiment selalu menyeleksi ketat para calon-calon trainee-nya. Apalagi jika anak didiknya memiliki bakat alami tidak tanggung-tanggung untuk segera mengorbitkannya di dunia Entertain. Meskipun Sherry merupakan keponakan satu-satunya, Hwang Seonwoo - pria itu tetap berlaku adil pada semua anak didiknya dan tidak memberikan perlakuan khusus kepada Sherry. Gadis yang memiliki tubuh proposinal itu memiliki bakat yang diturunkan oleh Eomma4-nya. Walaupun kemampuan bernyanyinya terbilang pas-pasan, tapi setidaknya ia merupakan salah satu gadis yang bisa melakukan rap dengan baik.
"Eottheyo5?" tanya Hwang Sajangnim membangunkannya dari lamunan.
"Geuraeyo6, aku akan melakukan debut solo atau grup?" tanya Sherry setelah menyetujui rencana Samchon-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE
Художественная прозаBeberapa part di private acak demi menjaga keamanan, kalau ingin baca lengkap follow aku terlebih dahulu. Setelah itu kalian bebas unfoll atau tetap follow aku. Dulu aku pernah bergantung pada seseorang dan berharap dialah satu-satunya. namun semua...