.
.
."Masa lalu yang tidak sempat terselesaikan akan terus datang menghampirimu, entah itu cinta ataupun benci"
Ada pepatah yang mengatakan jika seseorang menyakitimu maka jadikanlah hal tersebut sebagai motivasi untuk terus maju. Dan kini Sherry menerapkan prinsip itu dalam dirinya. Meski perlakuan Juanjin terhadap Sherry minggu lalu telah melukai batin maupun fisiknya, gadis itu tetap berusaha bersikap baik pada Juanjin. Walau pada akhirnya hanya cacian dan makian yang keluar dari mulut pria itu. Selama seminggu pun mereka hanya saling diam tak ada pembicaraan diantara mereka, meski selama ini mereka tak pernah berbicara. Sesekali Sherry menyapa Juanjin terlebih dahulu, dan pada akhirnya dia kembali di abaikan.
Sejak pukul 5 pagi tadi Sherry sudah mempersiapkan sarapan untuk semua member Evolution. Keheningan mengisi acara makan keenam orang yang memenuhi meja makan, hanya suara garpu dan pisau yang terdengar saat memotong pancake menjadi beberapa bagian.
"Sherry-ah, lusa kau sudah masuk kuliah?" tanya Nam membuka pembicaraan tanpa mengalihkan pandangan dari piringnya.
"Ne oppa," jawab Sherry sekedarnya.
"Jaga kondisimu, jadwal kita semakin padat. Cameback untuk album keenam tinggal tiga bulan lagi," kata sang leader dengan nada suara yang lembut diserti senyum tipis yang merekah di kedua bibirnya. Ajaib! Kata-kata Nam bagaikan dorongan semangat dan perhatian untuk Sherry.
"Ne, Arraseo oppa," jawab Sherry dengan semangat, gadis itu tersenyum senang. Setidaknya masih ada anggota yang perhatian terhadapnya.
Setelah selesai sarapan Sherry membantu Levin membereskan piring-piring dan menyerahkannya pada CY yang tengah bertugas mencuci piring. Keempat member lainnya menikmati secangkir teh herbal sambil menonton siaran berita pagi. Setelah selesai dengan piring-piring kotor Sherry melangkahkan kaki jenjangnya kearah halaman belakang memisahkan diri dari keenam member Evolution.
Sherry meletakan cangkir tehnya diatas meja lalu mendudukkan diri disofa yang membelakangi pintu masuk. Sambil bertopang dagu gadis itu menatap bayangan pohon yang terpantul di dalam kolam renang, pikirannya menerawang ke waktu sebelum dirinya mengenal Evolution Power, Hwang Sajangnim, dan Yeonwoo.
Dua tahun lalu Sherry bukanlah siapa-siapa, ia hanya seorang gadis berusia 15 tahun yang hidup sebatang kara dan harus menanggung beban berat demi menghidupi dirinya, Sherry harus bekerja menggantikan peran ayahnya sebagai direktur di perusahaan batu bara PT. Araska Resources yang terletak di Samarinda, Kalimantan Timur. Perusahaan batu bara terbesar di Indonesia dengan penghasilan 157,8 juta ton batu bara kualitas terbaik di Indonesia.
Sherry memang tinggal di Bali bersama Ibu, kakak, dan adiknya, sedangkan Ayahnya harus tinggal di Kalimantan memisahkan diri dari keluarganya. Setiap tahun sekali ayah akan pulang untuk berkumpul dengan keluarga. Saat itu Veryldo, kakak satu-satunya yang menuntut ilmu di Australia sedang libur kuliah sehingga memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Tepat dihari ulang tahunnya ke 15. Ayah, Ibu, Veryldo dan Nyo sengaja ingin memberikan kejutan untuk gadis kesayangan mereka. Namun kejadian malang menimpa mereka, dalam perjalanan pulang tepat dipersimpangan lampu merah sebuah truk besar menghantam mobil yang mereka tumpangi hingga terpental ratusan meter dan terbalik. Ibu dan Nyo, adik laki-laki Sherry tewas di tempat kejadian. Ayah Sherry meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Sedangkan Veryldo harus koma selama 3 bulan dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Saat itu Sherry benar-benar putus asa, keluarga satu-satunya meninggalkan dirinya dalam kesendirian. Hatinya mati rasa, tak ada kesedihan maupun air mata. Jika saja waktu itu dia tidak bersikap egois dan manja hanya demi sebuah tiket liburan ke Lombok mungkin kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi. Yah, penyesalan memang selalu hadir di akhir kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE
Ficción GeneralBeberapa part di private acak demi menjaga keamanan, kalau ingin baca lengkap follow aku terlebih dahulu. Setelah itu kalian bebas unfoll atau tetap follow aku. Dulu aku pernah bergantung pada seseorang dan berharap dialah satu-satunya. namun semua...