8. Pernikahan

38.8K 1.6K 30
                                    


ANGGIE POVS

Knokk..knokkk...

"Ya bi ada apa ?" Tanyaku saat aku membuka pintu kamarku dan menemukan bi Inah yang sudah berdiri dihadapanku.

"Non anggie ini ada undangan buat non anggie" ucapnya sembari menunjukkan sebuah undangan bersampul cokelat.

"Yaudah letakkan diruang tamu aja ya bi, saya mau sholat asar dulu"

Bi inah mengangguk dan segera melangkah pergi.
Aku pun segera menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" ucapku sembari memalingkan wajahku kesisi kiri.

Usai sudah aku menunaikan kewajibanku, entah kenapa tiba-tiba saja bayangan Ryan melintas di otakku.

"Ya allah, jika memang Ryan adalah takdir yang engkau tetapkan aku mohon ya allah permudahlah jalan kami, sungguh hanya engkau yang tau apa yang terbaik untuk hambamu"

Aku Meng-Aamiin kan seluruh do'a ku.

*********

Aku duduk dengan santai di sofa ruang tamu.
Entah kenapa mataku tertuju kepada sebuah undangan bersampul coklat yang menarik perhatianku.

"Wah manisnya undangannya, bisa jadi referensi nih untuk undanganku dan Ryan nanti" gumamku sembari tersenyum malu.

Dengan perlahan aku membuka undangan itu.
Mataku membulat seketika, jantungku seakan berhenti berdetak.
Tubuhku terasa lemas.

"Astagfirullah, apa-apaan ini"

Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat.
Nama itu, nama itu adalah nama Ryan dan Rere.
Tidak, ini pasti salah.

Muhammad Ryan Levin
&
Rere Aulia Raini

*************

RERE POVS

Aku menatap pantulan diriku dicermin, balutan kebaya putih ini membuat diriku terlihat berbeda.

Jantungku berdebar tidak menentu.
Ya, hari ini adalah hari pernikahanku dengan Kak Ryan.

Aku tidak percaya lelaki yang amat aku kagumi hari ini akan resmi menjadi suamiku.

"Ya allah aku mohon lancarkanlah semuanya" do'a ku.

Aku juga gelisah semenjak kemarin aku tidak bisa menghubungi Anggie.
Ada apa dengannya ?
Apa dia baik-baik saja ?
Apa dia sudah menerima undangannya ?
Apa dia sudah tau tentang pernikahan ini ?

Ah, ku harap dia baik-baik saja.

"Rere" sapa umi saat memasuki ruangan riasku.

"Umii"

"Wah anak umi cantik sekali ya"

"Umi bisa aja, umii aku takut" Aku menggenggam tangan umi perlahan.

"Anak umi jangan grogi gitu dong, sebentar lagi kamu akan jadi istri dari nak Ryan loh.
Maka Umi berpesan sama kamu Re kamu harus kuat menghadapi kerikil atau bahkan batu besar nanti didalam rumah tanggamu.
Jadilah sosok istri yang taat pada suamimu.
Muliakan dia dan layani dia dengan baik.
Karena surgamu ada disuami mu sekarang.
Paham anak Umi" jelas Umi sembari membelai lembut kepalaku.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang