10. Kepergian

30K 1.4K 31
                                    

ANGGI POVS

"Ya allah kenapa tega sekali ryan melakukan hal seperti ini padaku" Tangisku masih belum bisa berhenti selepas semua kejadian memilukan yang melukai hatiku.

Bisakah kalian bayangkan bagaimana rasanya disakiti seperti ini ? Setelah harapan manis yang ia berikan dan ia meninggalkanku tanpa sedikit pun penjelasan.
Dan saat aku menemukan dirinya, ia telah bersanding bersama seorang wanita yang sangat aku banggakan.

"Anggie sayang, ayo makan dulu nak" Suara bunda terus memanggil dari balik pintu, namun rasa-rasanya enggan aku untuk beranjak dari tempat tidurku.

"Anggie sayang, ayo makan nanti kamu sakit. bunda dan papamu sekalian ingin meminta izin akan pergi ke Samarinda" Ucapan bunda membuatku beranjak dari tempat tidurku.

Cekrek..
Aku membuka pintu kamarku.
Ku lihat bunda sudah berdiri dihadapanku sembari tersenyum manis.

"Bunda dan papa mau ngapain pergi ke Samarinda ?" Tanyaku.

"Bunda dan papamu mau nengokin Tante Nia katanya sedang sakit" jelas bunda.

"Kapan bunda berangkat ?"

"Nanti sore sayang, yaudah ayo makan dulu" bunda menuntunku untuk turun keruang makan.

Aku duduk sembari memandang hampa piring yang ada didepanku.

"Anggie, sudah ya sayang ikhlaskan saja Ryan untuk Rere" Bunda mengelus lembut pundakku.

"Sakit bunda ditinggalkan tanpa alasan seperti ini" setetes air mata jatuh dipipiku.

"Bunda paham nak, tapi bagaimana pun juga jodoh itu sudah takdir allah" pinta lembut bunda sembari menghapus air mata dipipiku.

"Tapi bagaimana jika ternyata Rere bukan jodoh Ryan, mungkin nanti mereka akan bercerai"

"Istighfar Anggie , kamu boleh mencintai Ryan tapi jangan sampai semuanya membutakan matamu. Ryan sudah memilih Rere ngii" Nada bicara bunda meninggi, aku paham benar ia sangat menolak pendapatku ini.

"Maafkan aku bunda"

"Yasudah kamu makan dulu ya, bunda mau siap-siap dulu"

Bunda pun segera beranjak pergi.

Pukul 16.00 Wita...

"Anggie, bunda dan papa pamit dulu ya, jaga kesehatanmu dan ingat jangan lupa makan" pinta bunda sembari mengecup lembut keningku.

"Anggie, papa mohon ikhlaskan nak Ryan ya. Kasihani hatimu"

"Iya bunda papa"

Mereka memelukku erat, entah kenapa tapi rasanya kepergian mereka kali ini terasa begitu berat.
Aku mencium kedua tangan mereka.

"Yasudah kami berangkat dulu ya ngii, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu"

Aku menatap kepergian mereka dengan berat hati, entah mengapa hati ini terasa begitu gelisah.

***********

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang