Aku bosan mengucapkan pamit yang tak kunjung bisa aku lakukan.🌼🌼🌼
RERE POVS
Aku menatap keluar jendela kamar rumah sakitku.
Aku ingin segera meninggalkan tempat ini tapi apalah daya Hammas melarangku.Fikiranku mengawang-awang, sekilas bayangan Mas Ryan melintas difikiranku.
Ada luka yang ia goreskan teramat dalam dihatiku.
Aku selalu ingin pergi darinya tapi entah kenapa rasanya hati ini terikat padanya.
Aku merasa jenuh dengan diriku sendiri, untuk apa aku mencintainya sedalam ini ?
Padahal kenyataannya dia selalu menyakitiku."Assalamualaikum"
Aku mendengar suara pintu terbuka.
"Waalaikumsalam warahmatullah"
Aku melihat hammas yang berdiri diambang pintu sembari membawa sebuah bungkusan kecil.
"Ayo kita sarapan dulu, aku beliin bubur ayam buat kamu" Hammas tersenyum kearahku.
"kamu enggak usah repot-repot mas" ucapku tak enak.
"Udahlah gakpapa, kamu harus makan. Inget dedek bayi yang ada di perut kamu tuh"
Hammas mengacungkan jarinya menunjuk kearah perutku.
Benar, aku harus memikirkan kesehatan anakku."Kamu mau makan sendiri atau aku suapin re ?"
Mendengar ucapan Hammas tiba-tiba pipiku memerah.
"Aa..aaku makan sendiri aja mas" ucapku gugup.
"Ah iya, ini" Hammas memberikan semangkuk bubur ayam yang masih hangat kepadaku.
Aromanya terasa sangat menggoda.
Perlahan ku nikmati sesuap demi sesuap bubur ayam pemberian Hammas."Kamu harus makan yang banyak ya re, biar kamu gak sakit dan bayi dalam kandunganmu bisa tetap sehat" pinta Hammas.
Aku hanya mengangguk pelan pertanda menyetujui ucapan Hammas.
Aku memakan sesuap demi sesuap bubur yang hammas berikan.
Lagi-lagi makanan ini terasa hambar.
Entah karena apa.
Akhir-akhir ini seluruh makanan yang ku coba makan terasa tidak nikmat.Apa karena setiap saat aku memikirkan Mas Ryan ?
Dengan mengingatnya saja bisa menghilangkan seluruh selera makanku.
Tapi tetap saja aku tidak bisa berhenti memikirkannya."Ree..." tegur Hammas.
"Ah iya mas ?" Aku tersadar dari lamunanku.
"Kamu kenapa ngelamun ?" Tanyanya.
"Gakpapa kok mas" Aku berusaha menutupi segalanya.
"Kamu lagi mikirin suami mu ?"
"Iya" Aku menundukkan kepalaku.
"Sudah jangan terlalu difikirkan dulu nanti kamu tambah sakit Re" pinta hammas.
"Aku sudah coba mas, sudah aku coba berkali-kali untuk berhenti mikirin dia dan ngilangin nama dia tapi tetap aja aku enggak bisa berhenti mikirin dia" aku memegang kepalaku dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLAH, AKU, DAN KAMU
Espiritual[DITERBITKAN] Muhammad Ryan Levin hadir di kehidupan Rere bagai oasis. Ketika Rere tahu lelaki setaat Ryan akan menjadi imamnya, Rere yakin dirinya akan bahagia. Namun, Rere sadar bahwa hati Ryan tak akan pernah menjadi miliknya. Rere hancur berkepi...