Part 9

2.1K 237 4
                                    

previous :

    "Pernahkah kau mencintaiku?" 

Jinhwan kembali tersenyum, dan kali ini menyedihkan. Senyuman itu memilukan. "Kau bahkan tidak bisa menjawabnya, Sunbae."

Hanbin menggeleng cepat. "Jinhwan-ah"

"Semua sudah berakhir, Hanbin Sunbae."


===

Sudah nyaris satu bulan setelah Hanbin dan Jinhwan benar- benar berakhir. Jinhwan sudah bersekolah seperti biasa. Dia menghabiskan waktu istirahatnya bersama Seunghoon. Dan yang bisa Hanbin lakukan hanyalah mengamati Jinhwan dari jauh. Walau sampai saat ini ia masih belum mau menerima keputusan Jinhwan untuk berpisah. Pemuda tampan itu sudah hidup layaknya manusia tanpa rasa. Ia tidak lagi bersinar layaknya pemenang beribu hati manusia diluar sana seperti dulu. Kini..

..ia tidak butuh ratusan pemuda cantik ataupun gadis cantik yang menunggunya.

Dia hanya membutuhkan Jinhwan.

Hanbin, harus bisa berpuas hati mengawasi Jinhwan dari jarak yang cukup jauh. Seunghoon selalu berada didekat JInhwan. Hanbin amat tidak ingin tahu karena ia pikir... Jinhwan tidak mungkin menemukan pengganti dirinya secepat itu. Dan Hanbin tidak akan pernah membiarkan Jinhwna menemukannya.

Kali ini, Hanbin tengah menatap Jinhwan dari balik tembok, beberapa meter didepannya Jinhwan sedang duduk dibangku taman belakang sekolah bersama Seunghoon. Tempat favorit Jinhwan tentunya. Pemuda manis itu memang suka menghabiskan waktu ditempat yang tenang, sembari memakan sandwich sayur kesukaannya. Pasangan itu bersenda gurau.. Jinhwan tertawa.. benar. Namun wajah Jinhwan tidak pernah seceria dahulu, tidak! Tidak! Sebenarnya sinar pemuda manis itu sudah meredup sejak menjalin hubungan dengan Hanbin. Bagaimana tidak, setiap detik hanya rasa sakit tak dianggap dan dibuang yang Jinhwan rasakan.

Kini ia sudah bebas.

Namun mengapa rasanya...

..jauh lebih hampa?

Hanbin tidak bisa sedikitpun melepas pandangan matanya dari Jinhwan, semakin hari pemuda manis itu semakin saja terlihat cantik dimata Hanbin. Ia semakin anggun dan.. Hanbin ingin menjaga pemuda bertubuh mungil itu dalam dekapannya. Semakin saja penyesalan yang ia rasakan seperti bom waktu yang meledak setiap ia melihat Jinhwan. Rasa tak pantas mulai membuatnya gila.. Ia gila karena rasa ingin memiliki itu semakin memuncak, bukannya hilang.

Ia masih mengamati Jinhwan yang tengah meneguk susu strawberry kotak miliknya. HAnbin hanya berani mengambil jarak sejauh itu karena ia.. ia tidak mau mengganggu Jinhwan. Jika Jinhwan ingin melepasnya, Jinhwan tidak ingin berada didekatnya.. Hanbin akan coba menerima. Tetapi ia tidak bisa melepas matanya dari Jinhwan. Ia tidak bisa..

..maka ia harus berpuas diri..

... menjadi sosok yang nyaris terlupakan.

Jinhwan berlari keluar dari kelasnya, kali ini ia tidak berlari kearah kelas Hanbin lagi. Melainkan kelas Seunghoon. Hanbin yang sudah mengawasi kelas Jinhwan dari tadi hanya bisa menghela nafas pelan dan berjalan mengikuti Jinhwan. Walau ia tetap menjaga jarak.

Koridor sekolah itu seketika penuh karena murid- murid kelas lain sudah keluar dari kelas. Ada beberapa yang berlari, bersenda gurau, melempar kertas. Heboh sekali. Namun mata Hanbin tetap terfokus pada sosok yang masih berlari kecil beberapa meter dihadapannya. Langkah Hanbin semakin cepat ketika, segerombolan murid lelaki berbadan tegap tengah bersenda gurau didekat persimpangan koridor. Mata Hanbin membulat ketika salah satu murid lelaki berjalan mundur secara tiba- tiba. Hey! Jinhwan bisa bertabrakan dengan murid lelaki berbadan besar itu!

Hanbin berlari ingin menarik Jinhwan, namun...

Grep

"Berhati- hatilah."

Suara itu...

Hanbin berhenti melangkah dan.. ia terdiam ditempatnya berdiri.

Melihat...

Seunghoon yang sudah merangkul atau memeluk pundak Jinhwan dan berbicara pada murid berbadan tegap tersebut agar berjalan lebih hati- hati. Murid lelaki yang nyaris menabrak Jinhwan langsung menunduk minta maaf dan pergi dari tempat itu. Hanbin masih saja menatap tanpa ekspresi kepada Seunghoon dan Jinhwan yang berjarak cukup jauh. Jinhwan tidak menyadari keberadaan Hanbin karena pemuda itu membelakangi Hanbin.

Seunghoon tersenyum amat manis dan mengusap wajah serta rambut coklat Jinhwan. Ia peluk pemuda manis bertubuh mungil itu dalam kehangatan. Jinhwan tersenyum dan membalas pelukan Seunghoon, Hanbin bisa mendengar suara tawa dari bibir Jinhwan. Amarah mulai ia rasakan ketika, tatapan mata Seunghoon terpatok pada Hanbin.

Seketika..

Seketika.. Hanbin merasa tubuhnya dililit oleh batang bunga mawar yang penuh duri. Menancapkan duri tajamnya disetiap permukaan kulit Hanbin... yang merasa terluka melihat kedekatan Seunghoon dan JInhwan yang ada dihadapannya. Kini kedua pemuda itu bergerak meninggalkan Hanbin yang masih membeku ditempat. Tangan Hanbin terkepal, seakan ingin menghancurkan semua yang ada dihadapannya. Namun ia tahu.. dia tidak punya hak lagi.

Dia bukan siapa- siapa Jinhwan.

Dia tidak pantas cemburu—

===

Annyeong..
Jungie kembali.

maaf karena updatenya lemot
semoga kalian semua suka

with love 

-Jungie-


TIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang