Part 12 END

4.6K 354 29
                                    

Seorang pemuda tampan, sembari memegangi kopi kalengnya duduk disebuah bangku taman. Mata tajamnya yang menawan, dan perawakannya tegas dan dewasa... cukup mengalihkan pandangan beberapa orang untuk menatapnya.

Dia—Hanbin.

Hanbin duduk disebuah bangku taman yang tepat berada dibawah pohon yang berdaun warna jingga. Itu mengingatkan Hanbin pada janji mereka 4 tahun yang lalu dikoridor sekolah. Tepat empat tahun lalu. Kini pemuda bermarga Kim, melirik jam ditangannya. Tersenyum miris sekali. Sudah menjadi kebiasaannya untuk terus mengunjungi tempat itu dihari sama dan tanggal yang sama. Waktu yang sama dijanjikan saat itu—Kembali ia ingat serpihan ingatannya tentang masa lalu.

.

.

.

"Aku mencintaimu, Kim Jinhwan."

DEG

Mata Jinhwan membulat sempurna. Ia terhenyak begitu dalam, sakit menggeroroti dadanya. oh Tuhan! Tidakkah ia bermimpi? Hanbin mengatakan bahwa...

Bahwa ia mencintai Jinhwan?

Ya Tuhan! Ini adalah mimpi Jinhwan, doa dan harapannya yang selalu ia panjatkan kepada Tuhan. Agar suatu saat Hannbin mencintainya, menyayanginya dan.. menganggapnya. Agar suatu saat Kim Jinhwan benar- benar berada didalam hati Kim Hanbin.

Namun...

Mengapa... baru sekarang?

"Maaf! Aku tida—"

"Jangan menjawab sekarang. Kumohon! Berfikirlah terlebih dahulu..."

Jinhwanj menunduk dan mengangguk beberapa kali. "Aku—butuh waktu untuk memikirkan semuanya."

Hanbin mengusap pipi Jinhwan dengan lembut, kemudian tersenyum amat manis. Walau kesan luka itu sama sekali tidak luntur diwajah tampannya. "Dihari kelulusan.. tunggu aku ditaman belakang sekolah. Tempat dimana dulunya kau menyatakan perasaanmu padaku.."

"Kau—masih ingat?" Jinhwan membulatkan matanya, mengakibatkan air mata kembali jatuh. Dengan sigap Hanbin mengusap air mata itu dan mengangguk dengan pelan. Ia bisa merasakan tubuh Jinhwan yang bergetar. Mengapa anak ini terlihat begitu rapuh, pikir Hanbin.

"Aku menunggumu disana.. dihari kelulusan kita. Dan .. kau harus memberiku jawaban."

"Jawaban?"

Hanbin memegang tangan Jinhwan kemudian mengecup punggung tangan itu. "...Maukah kau kembali padaku, Kim Jinhwan?"

Mata itu memerah dan terasa berat. Hanbin mengusap wajahnya dan.. ia tidak akan pernah malu untuk selalu mengulang kata- kata itu pada... Kim Jinhwan. Air mata yang tidak pernah habisnya ketika mengenang semuanya.

"Aku mencintaimu, Jinhwan-ah."

Hanbin memeriksa detik dan waktu pada jam tangannya, ia sudah menunggu beberapa menit disana. Tepat ditaman yang dijanjikan. Hari ini adalah hari kelulusan mereka. Hari dimana mereka bukan lagi murid Sekolah Menegah Atas. Mereka sudah lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan. Masih mengenakan pakaian sekolah dan jas kebanggaan sekolahnya untuk terakhir kali, Hanbin menunggu Jinhwan ditaman itu. Suasana siang hari yang menyenangkan, ia tidak akan bosan menunggu Jinhwan disana. Beberapa menit berlalu sia- sia hingga sejam sudah berlalu. Hanbin sadar kini.. apakah Jinhwan tidak akan datang?

Dengan kesabaran Hanbin tetap menunggu Jinhwan disana. Walau ia sudah menunggu nyaris 3 jam lamanya.

Dia akan menunggu karena Jinhwan—

TIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang