Jika bersamamu sudah membuatku bahagia jadi buat apa mencari yang lain.
Udara yang dingin bercampur sejuk itu tak membuat seorang cewe berkulit putih dan tinggi ini merasa kedinginan bahkan dia sangat menikmatinya.
Cewe itu masih saja berdiri sejak tadi yang hanya ditemani bintang dan daun yang saling bergesekan, entah apa yang membuat cewe itu betah berlama-lama disana.
Perlahan-lahan cewe tersebut mulai menutup matanya untuk merasakan lebih dalam lagi udara malam hari.
Cewe itu adalah Elya Naila shafira yang biasa dipanggil Lala, sering kali cewe tersebut berada di sini kalo rasa bosan melandanya.
Namun beda halnya dengan Lala kini ada seorang cowok sedang berbaring di kasur kesayangannya sambil memejamkan matanya namun tak kunjung tidur.Cowo tersebut adalah Daniansyah Zalfa Shihab yang biasa dipanggil Dani.
Cowo tinggi berkulit putih ini sedang mengalami insomnia yang kadang sering melandanya saat banyak pikiran di dalam otaknya.
Perlahan Dani mulai bangun dari tidurnya dan mulai berjalan menuju balkon kamarnya.
Saat membuka jendela seketika hawa dingin seakan-akan berebut untuk masuk ke dalam kamarnya dan juga tubuhnya.
"Aishhh dinginnya" gumam Dani sambil memeluk dirinya sendiri.
Dani pun mulai berjalan ke ujung balkon dan mencari posisi yang enak untuk menikmati suasana malam ini.
Saat Dani sedang mengamati sekitar tak sengaja matanya tertuju pada siluet cewe yang sedang berdiri di balkon kamarnya dengan tangan menopang dagunya.
"Tuh bocah ngapain lagi di luar" gumam Dani sambil berjalan mendekati cewe tersebut.
"Sutttt La" ucap Dani pelan.
"Ehhh" ucap Lala kaget.
"Ngapain masih di sini bukannya tidur" ucap Dani.
"Belum ngantuk gue" ucap Lala.
"Ohhh" ucap Dani sambil manggut manggut kepala.
"Lu sendiri ngapain di sini" ucap Lala.
"Biasa gak bisa tidur gue" ucap Dani santai.
"Tidur gih besok kan sekolah" ucap Dani.
"Nyuruh orang tidur tapi sendirinya gak tidur" cibir Lala.
"Gue mah kan udah biasa" ucap Dani.
"Gue juga" ucap Lala.
"Juga apa" ucap Dani bingung.
"Juga suka kok sama lu" ucap Lala sambil tersenyum kecil.
"Apaan sih gak nyambung" ucap Dani.
"Hehehe bercanda Dan jangan baper" ucap Lala sambil terkekeh.
"Ish siapa lagi yang baper" ucap Dani.
"Kirain gitu lu baper, kan lumayan" ucap Lala.
"Lumayan maksudnya" ucap Dani bingung.
"Lumayan bisa gue jadiin tukang ojek pulang pergi sekolah gitu" ucap Lala cengengesan.
"Gak perlu baper ke lu, gue juga udah dijadiin tukang ojek sama lu kali tiap hari" ucap Dani.
"Oh iya ya gue lupa" ucap Lala cengengesan.
"Gue mah apa atuh dilupain terus" ucap Dani lebay.
"Alay" cibir Lala.
Seketika mereka berdua dilanda keheningan karena sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Sampai Dani angkat bicara untuk memecahkan keheningan yang tercipta.
"La gue punya tebak-tebakan nih buat lu" celetuk Dani.
"Apaan" ucap Lala.
"Ubin ubin apa yang kembar" ucap Dani sambil menaik turunkan alisnya.
"Ubinnnn" ucap Lala sambil berpikir.
"Apaan ya, ubin yang punya saudara kembar kali" ceplos Lala.
"Salah" ucap Dani.
"Au ah" ucap Lala pasrah.
"Jawabannya"
"Upin ipin hahaha" ucap Dani diiringi dengan ketawanya.
Krik
Krik
Krik
"Kok krik ya Dan" ucap Lala.
"Masa sih" ucap Dani.
"Iya sumpah" ucap Lala.
"Yaudahlah nasi sudah menjadi bubur" ucap Dani.
"Apaan sih gak nyambung banget kenapa jadi bawa-bawa nasi sama bubur lagi" cibir Lala.
Mereka berdua masih saja terus melempar canda tawa dan saling sindir-menyindir dengan posisi yang terhalang oleh sebuah tembok setinggi pinggang Lala.
Ya begitulah mereka kalo sudah ketemu pasti ada saja yang dibicarakan.
Mereka juga berteman sudah lama dan membuat keduanya sangat nyaman bila berdekatan.
Entah sudah berapa banyak yang mereka bahas sampai-sampai mereka lupa waktu.
"Udah malem La tidur sana" ucap Dani.
"Lu juga tidur jangan nyuruh orang doang" ucap Lala sinis.
"Iya iya gue juga tidur" ucap Dani.
"Yaudah kalo gitu gue masuk dulu ya" ucap Lala.
"Iya" ucap Dani.
Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan balkon kamarnya masing-masing dan pergi menuju pulau kapuk alias tempat tidur untuk mengistirahatkan badan mereka.