Di pagi harinya ada dua orang berbeda jenis yaitu Lala dan Dani tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang satu sibuk sarapan dan yang satunya lagi sedang sibuk untuk siap-siap berangkat sekolah.
Dani yang saat itu sedang membereskan perlengkapan sekolahnya merasa bahwa semuanya sudah siap, cowo tersebut langsung saja berjalan keluar rumah dan mulai memanaskan motornya untuk ia kendarai ke sekolah bersama Lala.
Saat sudah cukup untuk memanaskan motornya Dani pamit kepada orang tuanya yang saat itu sedang duduk di teras.
"Mah, pah Dani berangkat dulu ya, Assalamualaikum" ucap Dani sambil mencium telapak tangan kedua orang tuanya.
"Iya, Waalaikumsalam, jangan ngebut-ngebut ya bawa motornya kasian Lala" ucap bunda Dani.
"Kalo inget ya mah" ucap Dani cengengesan.
"Dasar anak nakal" ucap mamah Dani.
Setelah pamit kepada kedua orang tuanya Dani mulai melajukan motornya menuju gerbang rumah Lala dan mengklakson untuk memberitahu bahwa dia sudah siap berangkat.
Dan saat itu juga Lala keluar dari rumahnya dan buru-buru membuka gerbang rumahnya dan kembali menutupnya baru dia naik ke motor Dani.
Lala dan Dani pun akhirnya berangkat ke sekolah. selama perjalanan yang mereka lakukan adalah bercanda gurau tapi terkadang Lala juga marah- marah saat Dani menggas motornya saat dirinya belum siap.
Setibanya di sekolah mereka disambut oleh para sahabat sahabat mereka yaitu Raskha, Reno dan Dika.
Ya mereka bersahabat sejak masuk SMP dan disatukan kembali di SMK.
"Weiss tumben dah dateng" ucap Raskha.
"Udahlah anak rajin dari orok mah gak pernah telat" ucap Dani dengan nada sombong.
"Rajin gigi lu ompong" sindir Reno.
"Nenek lu tuh ompong" ucap Dani.
"Nenek gue udah meninggal ya biarin aja digentayangin sukur lu" ucap Reno.
"Ehh masa, kalo gitu maap ya neneknya Reno saya cuman bercanda kok jangan datengin saya ya" ucap Dani sambil mengadah ke atas.
"Masih mau ngomong di sini apa pada mau ke kelas nih" ketus Dika.
"Ke kelaslah selow aee kali ngomongnya" ucap Raskha.
"Buru ayo keburu masuk" ucap Lala.
"Ayo dah" ucap mereka.
Ya begitulah mereka kalo sudah bertemu makin komplit aja paketnya.
Mereka menuju kelas di lantai 2 yang posisinya berada di ujung sana, mereka semua kompak masuk ke jurusan Akuntansi dan juga sekelas.
Saat sampai di depan pintu Lala mengintip lewat celah pintu yang sedikit terbuka dan dia tidak menemukan siapa siapa di dalamnya, langsung saja dia buka pintu kelasnya lebar lebar.
"Anjirrr nih anak kelas pada kemana penghuninya" ucap Lala.
"Dikira sekolah nenek moyang kali ya jam segini belum pada dateng" sambung Dani sambil melihat jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 06.45.
"Parah parah parah nih kelas" ucap Reno sambil geleng-geleng kepala.
Ya begitulah keadaan kelas XII AK 1 disaat semua orang buru buru agar tidak kesiangan tapi beda halnya dengan kelas ini mereka semua rata-rata datang pada saat yang mempet dengan bel masuk berbunyi.
Lala dan keempat cowo tersebut pun langsung masuk dan menuju kursi mereka masing-masing.
Saat mereka duduk satu per satu barulah anak kelas datang tapi pada saat Dion si ketua kelas masuk Raskha datang menghampirinya.
"Wesss ketua kelas kita yang paling kecehhh ini baru dateng nih" ucap Raskha sambil menepuk nepuk bahu Dion.
"Lu napa sehat" ucap Dion bingung sambil menempelkan telapak tangannya di dahi Raskha.
"Ya gue sehatlah" ucap Raskha dengan gaya tengilnya.
"Terus mau ngapain ini maksudnya ngalang-ngalangin gue jalan" ucap Dion.
"Jadi gini nih pak ketua kelas yang terhormat dan yang paling saya cintai juga banggakan" ucap Raskha.
Seketika semua anak kelas yang sudah datang dan baru datang langsung memfokuskan pandangan mereka kepada Dion dan Raskha.
"Mulai dah nih gesreknya temen lu" ucap Lala kepada Dani yang duduk disebelahnya.
"Udah diemin aja kita tonton aja dramanya" ucap Dani.
"Sakit nih orang kayanya mah" ucap Dion.
"Wes wes santai dulu dong pak ketu gue di sini cuman mau nyampein keluh kesah gue terhadap lu" ucap Raskha dengan mimik muka yang melas.
"Keluh kesah apaan sih maksud lu" ucap Dion tambah bingung.
"Jadi gini lu itu kan ketua kelas ya disini, gue sih bukannya mau ngatur atau apalah cuman lu tuh harusnya bisa kasih contoh dong ke kita-kita supaya datang ke sekolah jangan pada mepet- mepet waktu bel masuk kan-" ucap Raskha dengan gaya tengilnya.
"Eh Raskha yang namanya pake huruf H sebelum huruf A, lu tuh harusnya ngaca coyyy kalo mau ngomong, apa perlu gue beliin kaca" ucap Dion.
"Ngaca apaan maksud lu" ucap Raskha sok polos.
"Lu kalo mau ngasih nasihat ke orang lain tuh liat dulu diri lu sendiri udah bener apa belum emang lu pikir gue gak tau sebenarnya lu juga sering kan datang siang cuman pas hari ini aja kan lu datang pagi" ucap Dion ketus.
"Wes wes pak ketu santai dong ngomongnya masih pagi nih" ucap Raskha.
"Terus masalah gitu buat gue" ucap Dion tambah ketus.
"Ah lu mah gak asik nih gue kan ngomong gitu cuman bercanda" ucap Raskha.
"Dari mana sisi bercandanya sih??" ucap Dion.
"Au gue juga bingung" ucap Raskha.
"Emang bener sakit nih orang, nih temen lu La" ucap Dion sambil menunjuk Raskha dan langsung menatap Lala.
"Biasa kalo obatnya abis suka begitu" ucap Lala.
"Pantes, buru nih kasih obat keburu kambuh lagi entar" ucap Dion sambil berlalu pergi dari hadapan Raskha.
"Emang nasib jadi orang ganteng selalu aja ada yang gak suka" ucap Raskha.
"Akhirnya bisa juga ya gue mancing emosinya pak ketu" lanjut Raskha sambil tersenyum bangga.