Part 6

36 12 8
                                    

Setelah selesai membersihkan semuanya bel sekolah pun berbunyi sontak membuat seluruh penghuni kelas keluar dengan heboh.

Beda halnya dengan keempat orang ini yang masih sibuk dengan muka mereka masing-masing.

"Ada yang bawa tisu basah gak, masa bedak gue gak ilang-ilang" ucap Reno sambil menggerutu.

"Udah pulang lu gitu aja, tambah cakep tau" ucap Lala sambil terkekeh.

"Cakep pala lu peyang, pasti nih muka gue udah kaya donat. bedak dimana-mana" ucap Reno.

"Bukan donat lagi tapi kaya adonan kue" ucap Lala sambil tertawa.

"Tinggal di masukin ke oven deh gue, jadi deh roti buaya" ucap Reno.

"Gak perlu di masukin ke oven juga udah jadi buaya" ucap Dani.

"Bukan gue ya yang ngomong" ucap Lala dengan tangan yang masih sibuk membersihkan mukanya dengan tisu basah.

"La bagi napa tisunya satu" ucap Reno.

"Nih" ucap Lala menyodorkan tisunya.

Keempat orang tersebut akhirnya selesai membersihkan mukanya dan langsung bergegas keluar kelas. Tapi sebelum keluar Dani melihat tas Raskha masih di bangkunya.

"Woy sih Raskha belum balik-balik nih" ucap Dani kepada ketiga temannya.

"Belum kali buktinya tas Dia masih di bangku" ucap Dika.

"Terus tasnya mau kita bawa atau gimana nih" ucap Dani.

"Gue punya ide nih" ucap Reno.

"Ide apaan jangan yang konyol ya" ucap Lala.

"Biarin aja tuh tas Raskha di dalem nah terus nih pintu kita kunci" ucap Reno sambil tersenyum.

"Ngaco lu kalo ngomong, nanti dia pulangnya gimana kalo tasnya masih di dalem terus pintunya mau lu kunci" ucap Lala tak setuju.

"Pulang mah ya tinggal pulang gue yakin pasti kunci motornya ada di saku seragamnya" ucap Reno meyakinkan.

"Udah biarin La itung itung balesan yang tadi dia kabur" ucap Dika.

Saat itu juga Reno memanggil penjaga sekolah.

"Pak nih kelas udah saya bersihin tolong ya di kunci aja langsung takutnya nanti kotor lagi" ucap Reno kepada penjaga sekolah yang pada saat itu sedang ngecek keadaan kelas kelas.

"Oh iya dek" ucap penjaga sekolah itu dan langsung mengunci pintunya.

"Makasih ya pak, kalo gitu saya sama teman-teman pamit ya" ucap Reno.

"Iya sama sama dek" ucap penjaga sekolah yang langsung kembali berjalan menuju kelas kelas berikutnya.

"Parah lu Ren gue gak nyangka ternyata lu jahat juga ya" ucap Lala.

"Lebay lu" ucap Reno.

Mereka berempat pun melanjutkan perjalanan mereka untuk pergi ke parkiran motor.

Suasana koridor pun mulai sepi karena banyak siswa siswi yang sudah pulang hanya tinggal beberapa orang saja yang masih di sana entah sedang menunggu jemputan atau yang ekskul.

Saat sudah ingin sampai di parkiran Raskha datang menghampiri dengan batagor di tangannya dan mulut yang sibuk mengunyah.

"Darimana aja lu" ucap Dika

"Dari kantin laper gue abis mikir keras" ucap Raskha sambil mengunyah batagor.

"Mikir apaan lagi belajar juga enggak lu" ceplos Reno.

"Main ABC lima dasar emang gak mikir" ucap Raskha.

"Mikir aja lu masih kalah apalagi gak mikir Ras" ucap Dika sambil menepuk bahu Raskha.

"Bukan kalah tapi gue gak mau sombong aja ke lu lu pada jadi gue ngalah deh" ucap Raskha.

"Ngeles aja terus lu" ucap Dani.

"Udah ah kita kita mau pulang, males ngobrol sama orang gak penting" ucap Reno.

"Yaudah sana" ucap Raskha yang kemudian melanjutkan perjalanan ke kelas bermaksud mengambil tasnya.

"Selamat berjuang Raskha" teriak Reno yang sudah siap meninggalkan sekolah.

Raskha sontak menengok ke belakang dan melihat Reno yang sudah meninggalkan sekolah bersama temannya, lantas sekarang Raskha bingung atas ucapan yang dimaksud dengan Reno.

"Dikira lagi lomba kali ah pake berjuang segala" gumam Raskha.

Setibanya di kelas Raskha berhenti dan melihat keadaan kelas tertutup rapat saat ia ingin mencoba membuka pintu tapi pintu tak kunjung ke buka, Raskha bingung kenapa pintu kelas tidak bisa terbuka Dia sempat berpikir apa jangan jangan pintu kelas rusak tapi saat ia lihat lihat pintu kelas tidak kenapa-kenapa bahkan pintunya masih bagus.

Dia mulai berpikir apa jangan-jangan pintu kelas sudah dikunci sama penjaga sekolah, Raskha pun segera membungkuk untuk melihat ke arah kuncian pintu.

"Sial pintu kelas udah dikunci lagi" ucap Raskha.

Raskha mulai bingung harus berbuat apa mau nelpon tapi hpnya di tas dan untungnya kunci motor dia ada di saku seragamnya.

"Kok gue jadi curiga ya sama perkataan Reno tadi, apa jangan-jangan ini kerjaan Dia, pasti nih tadi dia yang nyuruh penjaga sekolah buat ngunci nih pintu tanpa memastikan masih ada sesuatu gak di dalemnya" ucap Raskha

"Anjirr kalo gitu gue lagi di kerjain sama temen-teman gue" ucap Raskha.

Raskha lantas melihat jam tangannya yang menujukan pukul 16.30.

"Udah sore lagi, gue pulang aja ah bodo amat lah masalah tas besok sekolah lagi ini, tapi hp gue gimana nasibnya ya" gumam Raskha.

"Apa gue nyari penjaga sekolah aja ya, udah ah gue pulang aja bodo amatlah" lanjut Raskha.

Raskha pun lantas pergi ke parkiran motor untuk segera pulang ke rumahnya. Saat sudah di gerbang sekolah Raskha melihat penjaga sekolah yang ingin menutup pintu rasanya dia ingin meminta membukakan pintu kelasnya tapi melihat penjaga sekolah udah mau pulang dia urungkan lagi niatnya karena kasihan harus menyuruh membukakan pintu kelas yang berada di lantai dua dan paling ujung.

Sebenarnya dia bisa sih mengambil sendiri dengan cara meminjam kunci kepada penjaga sekolah tapi rasanya badannya males untuk melakukannya, jadilah dia memutuskan untuk pulang saja dan besok tinggal meminta pertanggung jawaban kepada teman-temannya.

About TheirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang