Jihoon berjalan keluar sendirian di pusat kota Seoul. Cuaca dingin sedang tidak bersahabat dan Jihoon tidak menyukainya. Meskipun begitu, dia lebih memilih berjalan di kerumunan orang yang masih sibuk berlalu-lalang. Hanya ada dua kemungkinan tentang alasannya. Pertama, Jihoon tidak puas dengan proyek lagunya atau segala sesuatu yang menghambat proyek lagunya dan yang kedua ketika dia bertengkar dengan Seungcheol, pasangan hidupnya sendiri.
Biasanya mereka bertengkar tentang hal yang mudah dipikirkan oleh orang lain yaitu kesibukan. Dan untuk hari ini mereka bertengkar tentang hal yang berbeda. Jihoon sedikit sensitif akhir-akhir ini, sedangkan Seungcheol malah tidak peka dan membuat mereka bertengkar untuk ketiga kalinya dalam minggu ini.
Jihoon melangkah dengan malas ke dalam sebuah café setelah berjalan selama setengah jam dari rumahnya dan sepertinya café itu bukan café biasa. Terlihat dari dekorasinya yang terkesan elegan namun bernuansa warna hitam putih yang lebih cenderung minimalis.
Dia memesan espresso dan chocolate cake yang dihiasi whip cream diatasnya. Dia duduk kembali memikirkan kenapa mereka bertengkar untuk ketiga kalinya dalam minggu ini. Besok adalah peringatan setahun mereka memiliki rumah itu dan tentu saja itu membuat Jihoon menggelengkan kepala, antara kesal dan sedih.
Pelayan itu datang, menghidangkan pesanan Jihoon dan kemudian menawarkan sesuatu yang unik.
"Tuan?" Tanya pelayan perempuan itu dengan sopan.
Dan Jihoon menjawabnya "Ya?"
"Ijinkan saya meramal anda" Dan dengan segera saja Jihoon mengangguk. Perempuan itu duduk, mengambil kartu tarot yang sudah dia siapkan di atas nampan sejak tadi.
Perempuan itu dengan cepat mengocok dan meletakkan kartu tarot itu diatas meja dan Jihoon terpukau melihatnya. Kartu itu tersusun dengan cepat dengan bagian belakangnya terpampang sempurna diatas meja.
Perempuan itu kembali melanjutkan "Tuan, silahkan pilih tiga buah kartu tarot"
Jihoon menatap kumpulan kartu tarot yang dapat dipilihnya. Dengan ragu dia mengambil kartu yang berada di sisi kiri, tengah dan kanan.
Pelayan itu tersenyum melihat kartu ke pertama dan kemudian bergumam pelan "The Tower"
"Sepertinya tuan harus memulihkan ego anda, kecemburuan bisa menimbulkan bencana dan ketidakmampuan untuk membuat diri sendiri lebih baik. Itulah yang tertulis didalam kartu tarot ini"
"Tuan pasti sedang mengalami masalah dengan keegoisan tuan bukan?" Tanya pelayan itu sambil tersenyum tipis.
Jihoon terdiam, mengingat sebenarnya dia melakukan proyek lagu baru untuk Seungcheol yang akan berduet dengan Hansol maupun Yejin. Pria mungil itu hanya menganggap sepertinya, namun dari prespektif orang lain, mereka akan mengatakan kalau Jihoon cemburu. Melihat pasangan hidupnya itu bersama dengan perempuan lain.
Dengan cepat pelayan itu membuka kartu kedua 'The Hanged Man' yang digambarkan dengan pria yang tergantung di batang pohon dengan kepala menghadap ke tanah.
"Apa artinya?" Tanya Jihoon penasaran.
"Tuan sepertinya harus mengorbankan sesuatu, belajar bersabar. Melihat sesuatu dari sudut yang berbeda, kemudian dibimbing oleh intuisi anda"
"Sebaiknya anda melakukan usaha atau kompromi jika hubungan anda tidak mau berakhir, keras kepala tidak mendapatkan tempat" Lanjutnya dan Jihoon mengangguk pelan.
Jihoon kemudian membuka kartu ketiga dan kemudian perempuan itu tersenyum "Pilihan yang bagus kali ini tuan"
"Four of Wands, saling merasakan dari keamanan dalam suatu hubungan. Perayaan setelah sebuah proyek berakhir dengan sukses. Merenovasi rumah atau pindah ke rumah baru. Perasaan yang gembira untuk masa depan" Jihoon tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Guy's Popularity - JiCheol
FanfictionSeungcheol terlalu bosan dengan kehidupannya yang berada di puncak popularitasnya sebagai model terkenal dan pergi ke Busan untuk 'istirahat'. Kemudian bertemu dengan Jihoon, produser musik yang terkenal dengan nama Woozi.