Untitled - Satu

48 3 4
                                    

Pagi yang cerah, matahari bersinar indah di sana.
Dengan mantap, Ku langkahkan kakiku memasuki pekarangan sekolah. Suasana masih sepi.
Setelah ku letakan tasku di atas meja, aku segera berjalan keluar menuju pekarangan sekolah, duduk di salah satu bangku taman.
Setelah beberapa menit akhirnya siswa(i) mulai berdatangan satu persatu. Aku masih terdiam menatap langit biru yang cerah. Masih asyik dengan duniaku sendiri, sampai..

" Doorrr!!! ". Aku meloncat kaget dari tempat dudukku. Jantungku terasa ingin copot. Ku tatap sumber suara itu. Dia tertawa sambil memegang perut.
" Issshh.... " Ku tatap dia dengan tatapan sinis.
" Mian, Beby.. ". Ucapnya kemudian masih dengan sedikit tertawa.
" Yah!! Apa kamu sama sekali tidak punya kerjaan lain selain mengagetkan orang lain, huh? ".
" Ne, kok tahu sih? Dukun ya Beb?". Jawabnya santai lalu ikut duduk di sampingku.

Kali ini kupingku mendadak panas mendengar jawabannya.

" Yah!! Kamu mau cari mati ya denganku?"
" Aniyo, tentu saja aku tidak mau mati ". Dia menggeleng dengan santai.

Aku menghelah napas panjang. Urusan ini akan semakin panjang jika aku terus meladeni namja gila yang satu ini. Akhirnya aku memutuskan meninggalkannya lalu berlari ke kelas.

" Beb, kamu mau kemana? Jamkka man... ". Aku mengabaikan teriakannnya lalu berlari secepat yang aku bisa.

Oh iya, perkenalkan namaku adalah May Julia, tapi biasa dipanggil May. Aku adalah warga asli indonesia yang melanjutkan sekolahku di seoul, korea selatan. Sudah 1 tahun aku tinggal di negeri gingseng ini. Aku bisa berada di sini berkat beasiswa yang ku dapatkan setelah mengikuti rangkaian proses beasiswa. Aku tinggal di sebuah apartement yang telah di sediakan oleh pemerintah indonesia dan semua biaya hidupku selama di sini di tanggung oleh pemerintah indonesia juga.
Ah.. Aku lupa, namja yang tadi itu adalah Byun Baekhyun. Bisa di bilang dia adalah kenalan pertamaku. Tentu dia bukan temanku. Aku bertemu dengannya di bandara Incheon ketika aku baru sampai ke korea, ada insident buruk yang ku alami bersamanya saat di bandara. Lalu, siapa yang sangka kalau kami akan satu sekolah. Sejak itu dia selalu mengekor padaku, sok akrab. Dia adalah kebalikan dari diriku. Jika Aku terkenal cuek dan pendiam, maka dia adalah kebalikannya, sangat cerewet, jail, usil dan tidak bisa diam. Sangat bertolak belakang.
Aku bersyukur karena di tahun keduaku di sini, aku tidak sekelas dengannya. Meskipun begitu, dia hampir setiap waktu datang ke kelasku. Membuat kelasku penuh teriakan histeris yeoja. Yah... Di balik sikap menyebalkannya itu, dia hampir sempurna secara keseluruhan, dia anak pengusaha kayak, pintar, dan tentu punya paras yang cantik.. eh maksudnya tampan. Aku bahkan sempat kagum saat pertama kali bertemu dengannya di bandara. Dia punya senyuman yang amat manis. Meski begitu tetap saja kelakuannya menyebalkan. Dan yang paling tidak aku mengerti mengapa sifat menyebalkannnya itu hanya di tunjukan padaku.

" Beby... Jamkka man!". Aku mengacuhkannya lalu segera duduk di bangkuku, memakai earphone dan membuang pandangan keluar jendela. Aku masih bisa mendengar samar-samar teriakan yeoja di kelasku.
" Beby... kenapa kamu mengabaikanku? ". Dia mengguncang-guncangkan bahuku, membuatku tidak tahan lagi.
" Yah!! Berhentilah memanggilku Beby, aku ini bukan anakmu!". Kesalku.
" Wah.. kamu tampak manis beby jika sedang marah!". Gombalnya.
" Yakk... Aigooo... ". Gerangku, seandainya tidak ada siapa-siapa di kelas ini. Sudah dari tadi ku tonjok wajah tampan menyebalkannya ini.
" Dengar baik-baik Byun baekhyun-ssi. Mulai dari sekarang berhentilah mengganggu atau mengikutiku lagi... atau.." . Aku diam sejenak.
" Atau apa Beby?"
" Atau kamu tidak akan pernah melihatku lagi. Aku akan pulang ke negaraku.". Ucapku asal, yah siapa juga yang mau kembali, korea ini tempat impianku dari kecil, masa iya saat mimpiku terwujud aku harus meninggalkannya. Hahaha.. It's not my style.
" Andwae... Kalau kamu kembali aku tidak bisa melihatmu lagi!". Baekhyun langsung memegan tanganku.
" Kalau begitu berhenti menggangguku.."
" Baiklah.. Aku akan kembali kekelasku dan tidak akan ke kelasmu lagi ". Jawabnya dengan terpaksa dan bibirnya di popkan.
" Kka.. " usirku.
" Baiklah.. Annyeong Beby!". Ucapnya lalu berjalan keluar kelas dengan malas dan cemberut.

Aku menghelah napas legah.. Tapi, entah perasaanku saja atau memang benar. Seluruh yeoja dikelas sedang menatapku sekarang.

" Wae? " Aku menatap mereka yang rupanya memang sedang menatapku sinis.
" Yah!! May-ah Kenapa kamu melarang Baekhyun Oppa ke kelas ini huh? Apa kamu mau berurusan dengan kami lagi?". Ucap yeoja galak bernama Seong.
" Aniyo.." Aku menggeleng. Siapa juga juga mau berurusan dengan genk galak dan kejam seperti Seong. Bisa mati di terkam aku.
" Kalau kamu tidak mau cari masalah dengan kami, cepat temui Baekhyun Oppa dan minta maaf padanya ". Hah? Apa aku tidak salah dengar. Minta maaf? Kenapa aku yang harus minta maaf? No..no..no...
" Wae? Tidak mau?". Aku menghelah napas panjang.
" Arra.. akan ku lakukan!". Mereka semua langsung tersenyum puas.

Akhirnya dengan malas aku berjalan keluar kelas menyusul Baekhyun. Aku tahu dia pasti masih berdiri di pojok tangga.
Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya. Hmm.. ini untuk yang kesekian kalinya aku melarang Baekhyun ke kelas dan kesekian kalinya juga Seong CS mengancamku.. Aku lebih memilih menurut, karena dulu mereka pernah benar-benar nekat menerorku gara-gara aku tidak mau meminta maaf pada Baekhyun.

" Tuh.. tebakanku benar! ". Aku melihat Baekhyun masih berdiri di pojok tangga.
" Baekhyun-ssi..!". Dia segera menoleh dengan senyum lebarnya.
" Yah! Kamu itu lama sekali, aku sudah menunggu dari tadi!" Protesnya kesal.
" Mwo?? " Aku melotot.
" Ah.. aniyo.. Maksudku kenapa kamu kemari? Bukankah kamu tidak mau bertemu denganku lagi.".
" oh.. itu.. aku me..me.........".
" Me..?".

Mendadak kata-kata itu sulit keluar dari mulutku. Aku menarik napas dalam-dalam lalu..

" Aku minta maaf, aku menyesal mengakatakan hal kasar padamu. Kamu boleh mengikutiku kemanapun kamu mau, bahkan ke rumahku sekalipun silahkan saja. ". Aku mengucapkannnya dengan sekali tarikan napas panjang.
" Jinjja? ".
" Ye..".
" Aku boleh mengikutimu sampai ke rumahmu?". Huh?
" M-maksud kamu?"
" Dengar baik-baik! ". Dia memutar sebuah rekaman dari ponselnya, sepertinya dia merekam semua perkataanku tadi.
" Aku minta maaf, aku menyesal mengakatakan hal kasar padamu. Kamu boleh mengikutiku kemanapun kamu mau, bahkan ke rumahku sekalipun silahkan saja." Hah.. apa benar aku mengatakan hal itu?
" Jadi.."
" Pabo.. pabo.. pabo..! ". Aku memukul kepalaku sendiri.
" Apa yang kamu lakukan Beb!". Baekhyun menahan tanganku.
" Sekarang kamu puas kan, kalau begitu aku akan kembali kelas!". Aku melepaskan pegangannya lalu berjalan kembali ke kelas.
" Hati-hati Beb, sampai bertemu sepulang sekolah! " teriaknya. Aku tidak peduli.

Sepanjang perjalanan pulang sekolah aku terus meruntukki diriku, kenapa aku bisa sebodoh dan seceroboh itu.

" Arrrr..... Pabo!" Aku berteriak keras.

Semua orang yang sedang ikut menunggu bus menoleh ke arahku. Mungkin mereka berpikir aku gila, aku tidak peduli lagi.. Sebentar lagi memang aku benar-benar akan gila rasanya.
Tiba-tiba Sebuah mobil mewah merah berhenti tepat di depanku. Lalu perlahan kaca jendela mobil bergerak turun menampilkan sebuah wajah yang tidak asing lagi.

UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang