Chapter 6

531 48 11
                                    

"Abeoji!"

Jungkook berlari menghampiri Yeonhwa, lalu berdiri di depan gadis itu, menghadap ayahnya. Menatap mata sang ayah, tanpa rasa takut.

Jungwon berdicih ringan, lalu menurunkan todongan pistolnya.

"Ah, maaf. Kukira dia seorang perampok. Hai Yunmi, apakabar?" Sahut Jungwon, sambil menatap mata Jungkook dengan seringaiannya.

"Baik, tuan." Jawab Yeonhwa yang masih bersembunyi di belakang tubuh Jungkook.

"Hey, jangan berbicara formal. Panggil saja aku paman, seperti biasa."

"Ya, paman."

"Yunmi, kemarilah. Aku mau bertanya padamu." Sahut Jungwon.

Yeonhwa pun keluar dari persembunyiannya, dan menghadap Jungwon. Ia menundukkan kepala, tak berani menatap mata tajam pria itu.

"Kenapa kau kemari pagi-pagi buta begini?"

"Dia mampir kesini untuk mengembalikan buku." Jawab Jungkook.

"Geurae? Dan kenapa kau masuk ke kamar Jungkook?"

"Aku yang menyuruhnya." Lagi, Jungkook yang menjawabnya.

"Dan kurasa, aku bertanya pada Yunmi. Bukan padamu, Jungkook."

"Yunmi, apa benar yang dikatakan Jungkook tadi?" Tanya Jungwon dengan lembut. Sangat lembut.

Yunmi terdiam, bingung harus menjawab apa. Ia melirik ke arah Jungkook. Terlihat lelaki itu menggeleng lemah padanya. Yeonhwa menghela nafas pelan, sebelum berkata, "Ya, paman."

"Hmm.. begitu rupanya. Baiklah, paman mau ke kamar dulu." Jungwon mengacak puncak kepala Yeonhwa, lalu membisikkan sesuatu di telinga Yeonhwa. "Alamamatermu bagus juga. Kau lebih pantas memakainya," Lanjut Jungwon, lalu berlalu meninggalkan Yeonhwa dan Jungkook.

Yeonhwa mengamati almamater yang dipakainya. Ia membulatkan mata, terkejut.

"Bagus. Kau memakai almamaterku di depan ayah?" Sindir Jungkook, sambil memasamkan bibirnya.

Yeonhwa menyengir kuda. "Maaf, aku tak tau kalau ini punyamu. Aku.. hanya asal mengambil lalu memakainya." Sahut Yeonhwa, sejujur-jujurnya.

Tanpa merespon ucapan Yeonhwa, Jungkook menerobos masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil tasnya, tas serta almamater Yeonhwa. Setelah itu, Jungkook kembali keluar kamar, dan melempar tas berwarna pink itu pada Yeonhwa.

"Kajja,"

"Kemana?"

"Ke sekolah lah."

"Tapi ini masih sangat pagi."

"Memangnya kenapa?"

"Bagaimana kalau kita ke kedai untuk membeli sarapan dulu?"

"Tidak perlu."

"Ayolah.."

"Terserah. Tapi aku akan tetap ke sekolah."

Yeonhwa mengerucutkan bibirnya, lalu berjalan menyusul Jungkook yang sudah berlalu mendahuluinya. Yeonhwa berjalan di samping Jungkook. Ia memegangi perutnya yang terus berontak, meminta jatah sarapan. Jungkook yang bisa mendengar bunyi krucuk dari perut Yeonhwa pun, tersenyum dalam hati.

"Wah.. lihatlah! Ada penjual arbanat! Kita beli yuk!" Mata Yeonhwa tampak berbinar-binar melihat arbanat itu. Ia menarik-narik lengan Jungkook untuk mengajaknya membeli jajanan itu.

"Aku tidak mau,"

"Ayolah, Jeon. Aku menginginkannya."

"Kalau begitu beli saja sendiri."

Snow In SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang