2. Junior

14 4 0
                                    

Second..

Dingin bertemu dengan Hangat.

     Yalfa dan Akbar menjadi pusat tontonan di koridor kelas. Memang letak aula yang strategis membuat mereka berdua mau tak mau melewati koridor yang ramai dengan para murid.

     Akbar sesekali melirik Yalfa yang dilihat kakak kelas dengan seksama tapi Yalfa tidak peduli. Ia malah asyik membaca setiap tulisan yang tertempel di dinding-dinding. Sampai akhirnya mereka sampai di aula yang sudah banyak murid baru memenuhinya.

      Aster merapat ke Yalfa. "Dari mana aja lo." Yalfa hanya nyengir lalu menatap Akbar.

     "Nyasar nih bocah." Ucap Akbar santai yang memasukkan kedua tangan di saku celananya.

      "Ya udah lo masuk gih." Aster menyuruh Yalfa masuk dengan dagunya. Yalfa hanya nyengir lalu menatap Akbar dengan tatapan mengucapkan 'makasih' Akbar hanya tersenyum. Lalu Yalfa duduk tepat di samping Vira yang sudah memasang wajah sebal.

     "Sejak kapan lo peduli sama cewek?" Celetuk Niko ke Akbar yang sebenarnya dari tadi ada di samping Aster.

     "Baru aja." Akbar memasang wajah datar seperti andalannya. "Besok-besok kalo ngasih permainan yang guna dikit napa. Kasihan adeknya, sampek keringetan gitu." Ucap Akbar sok mendramatisir.

     Aster dan Niko tiba-tiba terbahak. "Hahahaha... sejak kapan lo jadi sok perhatian. Abis kemasukan apa lo cluk." Niko menoyor kepala Akbar.

      "Abis ketemu bidadari." Lagi-lagi Akbar sok mendramatisir. "Ya udah gue balik dulu." Akbar melihat Yalfa sekilas lalu pergi dari sana.

-----

     "Lo habis dari mana?" Tanya Vira yang dihadiahi cengiran polos Yalfa.  "Habis nyasar." Vira geleng-geleng lalu tak menghiraukan Yalfa, larut dalam ponsel yang ada di genggamannya.

     Yalfa menyenggol Vira. Dan Vira hanya menatap Yalfa datar . "Apa?". "Kakel cowok yang tadi namanya Akbar. Lo suka kan?" Goda Yalfa yang membuat pipi Vira memanas.

     "Akbar ya?" Vira mengerutkan kening lalu mulai mengotak-atik ponselnya. "Instagamnya kira-kira apa ya?" Vira mencari-cari nama di adventure Instagram miliknya. "WAH!" Yalfa langsung menatap Vira. "Muhammad.. Akbar.. Al.. razaqq. " Eja Yalfa sedikit pelan. "Cakep dah namane." Respon Yalfa mengacungkan kedua jempol miliknya ke hadapan Vira.

     "Cakep kek orang e." Yalfa hanya memutar bola mata jengah. "Wah.. stalk dulu lah ini." Vira sudah larut lagi dalam dunianya sendiri tanpa memperdulikan kakak senior yang berpidato di depan.

      "Siapa disini yang ulang tahunnya tanggal..." Semua menegang di tempat duduknya. "Dua lima." Tambah kakak senior yang berucap di depan.

Sial!

     Yalfa menepuk jidatnya. Ia menundukkan kepalanya karena dirinyalah yang berulang tahun di tanggal 25. "Jangan-jangan.. lo ulang tahun tanggal dua lima." Vira berbisik ke Yalfa. "Shut.. up..!" Ucap lirih Yalfa. 

     "Ayo yang ulang tahun tanggal dua lima kok nggak ada sih." Kakak senior itu celingak-celinguk kesana-kemari kemari. "Kakak pengampu tolong dicek data adek kelasnya yang ulang tahun tanggal dua lima." Tambahnya yang langsung di angguki salah satu pengampu.

     "Ada yang nggak jujur nih." Semua mata mencari-cari siapa yang sebenarnya disindir oleh kakak pengampu itu. "Alyalfa Adi Trimulyo. Siapa yang namanya Alyalfa." Ucap pengampu itu yang membuat Yalfa makin menciut.

     Yalfa mengangkat tangannya, menjadi pusat perhatian semua siswa disitu. "Maju kek sini." Suruh pengampu itu. Yalfa maju dengan penuh kepasrahan. "Lo ultah tanggal dua lima? Bener?". "Iya kak." Jawabnya sambil memelas. "Coba lo kenalin diri lo, asal sekolah dan.. alamat rumah pastinya." ."Buat apa?" Sergah Yalfa yang membuat pengampu itu sedikit melotot. "I..iya deh."

Angka 10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang