4. Shocked

9 3 1
                                    

Fourth..

Senyum tulus dan senyum iblis.

Hari kedua MOS.
Membosankan. Itu kata yang tepat untuk menggambarkan suana sunyi saat ini.

Yalfa lebih memilih memasang wajah datar daripada Vira yang malah asyik dengan ponselnya. Padahal jelas-jelas peraturan MOS, salah satunya dilarang untuk menyalakan ponsel saat berlangsungnya MOS.

"Woi Vir. Matiin hpnya. Ntar disita lho." Vira menoleh. "Tenang.. Paling kalo disita, pas pulang dikembalikan." Yalfa sudah enggan mengingatkan Vira lagi. Ini ketiga kalinya ia mengingatkan, dan hasilnya nol besar. Vira tak menggubrisnya.

Panggilan alam.

Yalfa tiba-tiba ingin ke kamar mandi. Ia melirik sedikit Vira yang masih asyik dengan ponselnya. Memilih untuk ijin ke kamar mandi sebentar, Yalfa tak berpamitan dengan Vira.

Yalfa sudah sampai di kamar mandi siswa perempuan. Ia terkejut melihat 4 kakak kelas yang tengah asyik bercanda sambil memoles make up di wajah mereka.

"Apa liat-liat?!" Bentak salah satu kakel itu membuat Yalfa langsung masuk ke salah satu bilik kamar mandi.

"Berengsek! Kemaren si Rio ngejar-ngajar adek kelas."

Yalfa mendengarkan dengan jelas kakelnya itu sedang bergosip.

"Katanya Ano juga bisa ketawa. Tumben banget"

"Kalian serius?" Salah satu dari mereka tak ikut nimbrung hanya tersenyum.

Yalfa sudah selesai, ia keluar dari bilik kamar mandi. Mereka berempat masih disana. Dan menatap tajam Yalfa dengan gaya masing-masing.

"Duluan kak." Ucapan Yalfa sebelum keluar kamar mandi.

"Gila.. Adek kelasnya belom tau kita ya." Senyum devil tercetak di bibir 4 perempuan itu.

-----

Yalfa dan Vira duduk berhadap-hadapan di salah satu meja kantin. Vira yang tengah memandangi gerombolan kakel yang membuat kebisingan, tepat di tengah-tengah kantin. Menjadi pusat perhatian.

"Yal." Panggil Vira sambil menyenggol bahu Yalfa. Yalfa hanya mendongak dari tempat makannya. Wajahnya blo'on sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Lo tau mereka nggak?" Vira memajukan bibirnya ke arah gerombolan tadi. Yalfa menoleh ke belakang. Yalfa tak mengenal mereka.

Yalfa menggeleng. "Ya enggak lah." Vira cemberut. "Ganteng semua.. Parah. Disini cowoknya banyak yang cakep ya." Yalfa kembali menoleh ke belakang. Memicingkan matanya ke gerombolan tadi.

Not bad lah.

"Hai Yalfa." Seseorang duduk di depan Yalfa, tepat di samping Vira.

Vira yang mengetahui ada cogan di sampingnya hanya menahan rona merah di pipinya. Parah.. Ganteng gila!

"Hai kak." Jawab Yalfa kikuk. Ia melihat Vira yang sudah cengo di samping Rio.

"Kak. Kenalin temen aku." Yalfa melirik Vira.

"Rio." Rio menjulurkan tangannya ke hadapan Vira. "Vira kak." Vira menjabat tangan Rio yang menggantung disana. "Nice to meet you." Rio tersenyum. "Nice to meet you too kak." Vira nyengir kuda. Lantas mereka menyudahi jabat tangan mereka.

"Vira temennya Yalfa? Satu kelompok ya?" Vira menoleh. "Iya kak." Rio ber oh ria.

Yalfa terkikik geli melihat Vira yang menatap Rio dengan tatapan memuja. "Kak Rio ganteng banget ya." Tanpa sadar Vira memuji ketampanan Rio. Rio hanya tersenyum. "Makasih." Vira mengangguk lucu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angka 10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang