Bagian 3

15.2K 934 15
                                    

Happy Reading



____________


Jangan sampai kamu jadi penghianat diantara om Malik dan istri nya.

Itu itu dan itu saja yang saat ini terngiang-ngiang di dalam benak fikiran ku. Bayangan akan perkataan Mey yang seolah menjadi magnet tersendiri untuk menyiutkan nyaliku yang tadi nya sangat menggebu menjadi ciut dan tidak berani.

Sempat terlintas dalam benak fikiran ini untuk mencoba merebut om Malik dari istri nya dan mencoba untuk jadi benalu dalam hubungan rumah tangga mereka, namun perkataan Mey kemarin membuat ku sadar bahwa cinta tidak harus mematah kan hubungan orang lain.

Aku meyakini satu hal bahwa Tuhan sudah menggariskan siapa jodoh ku. Kalau memang aku berjodoh dengan om Malik maka suatu saat nanti aku bisa menjadi istri nya, namun bila bukan makan suatu saat nanti aku pasti bisa menemukan jodoh yang terbaik, yang Tuhan kirimkan untuk ku.

Aku menatap diriku sendiri didepan cermin, wajah cemberut dengan sedikit riasan alakadarnya. Malas sekali rasanya untuk merapihkan diri sejak penolakan itu terjadi.

"Ada Pak Malik dan keluarganya Hann. Ayo keluar" Ujar Ibu dari balik Pintu.

"Iya"

Aku menyahut pelan dengan rasa malas luar biasa, masih belum ingin melihat wajah om Malik rasanya aku benar-benar malu atas kejadian kemarin. Aku juga merasa cemas sendiri, membayangkan bila sampai om Malik mengatakan pada Ayah tentang kelancangan ku yang mengungkapkan cinta padanya.

Ada juga rasa cemburu yang tengah aku rasakan, cemburu melihat om Malik nantinya bersama istri nya saling bergandengan tangan dan tersenyum, itu membuat ku merasa panas dan sakit hati.

Semua perasan-perasaan semacam itu melebur menjadi satu membuat ku harus menahan diri dan bersikap setenang mungkin.

Aku berdiri menatap kearah ruang keluarga setelah tadi cukup berfikir lama antara menemui atau Tidak, namum ku putuskan untuk menemui om Malik dan keluarga besar nya.

Tidak enak bila aku hanya diam di kamar sementara di luar ada tamu yang sudah di anggap seperti keluarga sendiri.

Tatapan ku terus tertuju pada sosok wanita cantik berkulit putih bersih dengan hidung bangir dan mata kecoklatan. Wajah nya sangat terlihat cantik dan manis di balut dengan kerudung berwarna merah hati senada dengan gamis panjang yang dikenakan.

"Anggun.."

Tidak terasa mulut ku memberikan ujian kepada wanita yang duduk di sebelah om Malik, wanita yang masih muda dan sanggat anggun. Terlihat jelas dari raut wajah nya yang manis memperlihatkan betapa sempurna nya wanita itu.

"Eum. Hanna Yah?" tanyanya dengan senyuman manis nan anggun.

"Ah. Iya"

Aku menjawab gugup sedikit menggaruk kepala kemudian tersenyum canggung

"Oh jadi ini benar Hanna. Cantik yah Mas, tidak salah Mas Malik sering memuji nya"

Mas Malik?

Aku sedikit menyipit melihat wanita itu, mengusap lembut lengan om Malik lalu tersenyum berbinar.

Siapa dia?

Aku sama sekali tidak tau wanita ini siapa, adik kah atau sepupu. Namun melihat wajah om Malik yang nampak sangat menyayangi wanita itu, aku merasa wanita itu adalah istrinya.

HaHoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang