Bagian 10

12.4K 804 18
                                    

______

Farhan mengerjapkan kedua mata nya, melihat ke arah sekeliling kamar yang masih temaram. Hanya ada sedikit cahaya yang terpancar dari celah jendela.

Farhan melirik ke arah samping
tempat tidur nya yang sudah tidak ada orang lain. Biasa nya Farhan akan bangun lebih dulu dari pada Hanna, namun sekarang Hanna bisa bangun lebih awal dari Farhan.

Kemajuan..

Segaris senyuman Farhan berikan untuk Hanna yang sudah bangun lebih awal dari nya. Farhan merasa pagi ini menjadi pagi yang jauh lebih baik dari pagi-pagi sebelum nya.

"Sudah bangun?"

Farhan mengerjapkan kedua mata nya melihat ke arah pintu kamar nya sendiri yang sudah terbuka cukup lebar.

Di sana ada Hanna yang sudah berdiri dengan anggun nya, kedua tangan Hanna menggenggam nampan yang berisi makanan, obat dan segelas air putih.

Pagi ini Hanna sengaja bangun lebih awal dari biasanya, Hanna ingin membantu Faridah menyiapkan sarapan untuk semua orang, terutama untuk Farhan.

Bukan, bukan karena Hanna
mulai menaruh perhatian kepada Farhan itu semua Hanna lakukan karena memang Hanna merasa bersalah kepada Farhan.

Hanna merasa bersalah telah membuat Farhan sakit terlebih
lagi Hanna juga merasa tidak enak pada Faridah yang sejak kemarin sampai pagi ini masih mendiamkan Hanna.

"Sudah baikan?" Tanya Hanna lagi seraya berjalan hati-hati mendekati Farhan.

Di letakan nya nampan itu di atas meja dengan rapih sebelum Hanna duduk di samping Farhan.

Kedua tangan Hanna saling bertautan satu sama lain, Hanna merasa gugup sendiri berada di
dekat Farhan, padahal Farhan bersikap biasa saja tidak bertingkah seenak nya.

Hanna berusaha tenang, memalingkan wajah nya ke arah kiri dan kanan, berusaha mencari
ketenangan. Baru kali ini Hanna gugup di dekat Farhan, biasa nya Hanna selalu bersikap biasa dan tidak perduli pada Farhan, namun kali ini rasa nya berbeda.

"Eum. Aku minta maaf Farhan, maaf karena sudah membuat mu sakit." Lirih Hanna pelan bahkan mungkin saja Farhan tidak mendengar.

Hanna tidak tau mengapa rasa nya sangat sulit mengucapkan kata maaf kepada Farhan, padahal jelas ini adalah kesalahan Hanna sudah sewajar nya Hanna meminta maaf pada Farhan.

Farhan masih bersikap biasa, datar dan tenang. Farhan masih sibuk sendiri dengan ponsel nya, Farhan juga tidak terlalu memperhatikan apa yang Hanna lakukan karena bagi Farhan, Hanna pasti hanya akan main-main saja dengan segala ucapan nya.

"Kau tidak dengar?" Tanya Hanna lagi mencoba memastikan.

Farhan menatap ke arah Hanna dengan tatapan biasanya, di letakan nya ponsel itu di atas tempat tidur samping Farhan.

Setelah sebelum nya Farhan telah selesai memeriksa email yang masuk ke ponsel nya.

"Dengar, apa?" Tanya Farhan kembali.

Hanna menatap Farhan dengan tatapan kekesalan nya, Hanna merasa Farhan hanya memainkan
nya saja berpura-pura tidak mendengar.

"Kau!" Hanna menujuk kesal ke arah Farhan, wajah Hanna benar-benar tidak bersahabat kali ini.

Hanna tidak suka ucapan penting nya tidak di dengarkan, apa lagi untuk Farhan. Hanna tidak akan mau mengulang nya cukup sekali saja Hanna mengucapkan itu tidak akan lagi ia ulang.

"Hanna. Turunkan tangan mu!" Printah Faridah yang tengah berdiri di ambang pintu.

Faridah menatap Hanna dengan tatapan ketidak sukaan nya, Faridah merasa menantu nya ini semakin hari semakin kurang ajar.

HaHoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang