gKgM 9

902 101 4
                                    

Kinal POV

Pagi ini aku berangkat kuliah dengan hati senang. Entah itu karena aku semalam tidur nyenyak atau nanti di kampus akan bertemu para tetanggaku dulu. Aku tidak menyangka sama sekali kalau Mikha, Rio dan Veranda adalah teman kecilku. Sikapku pun langsung berubah pada dua orang yang diberi gelar Dewinya Butterfly, Mikha dan Veranda. Karena siapa yang tahu kalau kedua Dewi itu datang dari masa kecilku dulu.

Thank you mama dan papa, karena sudah mengajak Kinal ke acara reuni kalian. Semalam mama papa langsung kembali ke Cirebon setelah temu kangen dengan teman-temannya. Biasalah si papa nggak mau berlama-lama meninggalkan rumah, mungkin takut rumahnya dibawa kabur orang, hahaha.

Aku masih ingat dengan jelas gimana lucunya kami berempat saat kecil.  Yang pasti itu sangat menggemaskan jika aku membayangkannya. Apalagi dengan pacar kecilku, Veranda.

"Woi Nal, abis digigit anjing lu senyum-senyum sendiri?" Rizal mengagetkanku ketika aku sedang ada di garasi untuk mengambil motor kesayangan buat transportasi menuju kampus.

"Sial. Ngagetin aja lu," kataku.

"Nah lu lagian udah nangkring di motor bukannya dinyalain motornya. Eh malah senyum-senyum sendiri kaya abis digigit anjing," Rizal sambil menepuk bahuku dengan keras. "Atau jangan-jangan lu semalem abis mimpi basah? Widih, sama siapa bro? Sexy gak ceweknya?" ledek Rizal lagi.

"Iya gue mimpi basah. Semalem mimpi mandi bareng sama lu! Mandi berduaan lagi," kataku sambil memakai helm dan menyalakan mesin motor.

"Idih, cucok deh endes. Eke jadi nepsong."

"Hahaha... Gue cabut dulu ah, bisa gila kalau gue ngeladenin orang kaya lu."

Aku tancap gas dan segera pergi dari rumah kos. Rizal itu teman kos selantaiku. Orangnya memang iseng dan jail. Maklumlah kelamaan hidup di Jakarta kalau nggak stress ya sukses. Cuma ada dua pilihan itu, nggak ada pilihan ketiga ya sobat. Jadi menurutku Rizal mengambil pilihan yang pertama, stress.

Sampai kampus aku memarkirkan motor ditempat yang teduh, kasihan nanti kuda hijauku kepanasan kalau nggak ditaruh di tempat yang aman.

Saat aku berjalan keluar parkiran, tiba-tiba aku ingin sekali membelikan sesuatu untuk Mikha. Akhirnya aku menuju minimarket depan kampus.

Sesuatu yang kubeli untuknya adalah ice cream, seingatku dia suka sekali dengan ice cream dan coklat. Astaga, kenapa cewek selalu memfavoritekan kedua makanan itu.

Ice cream sudah di tangan, aku jalan melenggang untuk memberikan ice creamnya ke Mikha. Semoga saja dia sudah sampai di kelas.

Ketika sampai didepan kelas Mikha dan ingin masuk ke dalam, langkahku terhenti. Kemudian aku mundur tiga langkah ke belakang untuk bersembunyi dibalik pintu.

Mikha memang sudah ada didalam kelas, tapi dia tidak sendiri. Karena Mikha sedang bersama Rio saat ini.

"Mikha, kamu udah makan?" tanya Rio.

"Udah tadi di rumah. Kenapa?"

"Kalau belum makan aku mau ajak kamu makan di kantin."

"Oh, gitu. Makasih ya, aku udah makan kok. Tapi kalau kamu butuh temen buat nyari makan pagi bareng, tungguin Ve aja. Biasanya dia gak sempet sarapan tuh di rumah."

"Tapi kamunya ikutan juga ya ke kantin."

"Hmm. Aku di kelas aja deh, Yo. Masalahnya ada tugas yang belum aku kerjain. Sorry ya."

"Ya udah deh! Kalau kamu gak bisa, aku balik ke kelas lagi aja."

"Loh, gak nunggu Ve? Katanya mau makan bareng di kantin sama dia!"

GalauKU, ya GalauMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang