Flashback

16 2 0
                                    

9. Flashback

Author POV

Seorang anak laki laki berumur sembilan tahun yang berambut kecokelatan sedang duduk di rumah pohon dengan anak perempuan berambut blonde. Mereka terlihat gembira sekali. Menikmati semilir angin yang menerpa.

"Deva," panggil si anak perempuan.
"Ya?" Sahut si anak laki-laki.
"Kayaknya ini terakhir kalinya kita sama-sama kayak gini deh," ucap si anak perempuan. Wajahnya pun berubah sendu.
Sementara si anak laki-laki terkejut sekaligus bingung dengan apa yang anak perempuan tersebut katakan.
"Maksud kamu apa?" Tanya si anak laki-laki.
"Papa aku dipindahin ke London. Jadi aku juga harus pindah," jelas si anak perempuan. Sangat terlihat jelas menahan tangis.
Anak laki-laki itu tak menanggapi. Ia hanya diam memandang matahari terbenam.
"Apa kamu akan kembali lagi?" Tanya si anak laki-laki tanpa mengalihkan pandangannya.
Karena tak mendapat jawaban dari lawan bicaranya, si anak laki-laki pun berbalik menghadap si anak perempuan.

"Aku suka sama kamu. Kata bunda, kalau kita gak bisa jauh dari seseorang berarti kita sayang sama orang itu. Terus kata ayah kalau kita sayang artinya kita suka juga sama orang itu," ucap si anak laki-laki.
"Aku gak mau jauh dari kamu. Tapi aku juga gak bisa jauh dari mama-papa aku, Dev," isak si anak perempuan.
Si anak perempuan mulai menangis. Si anak laki-laki yang melihat hal tersebut langsung memeluknya erat. Seakan tak mau kehilangan. Seakan itu adalah pelukan terakhir mereka. Tak peduli dengan langit yang semakin gelap. Tak peduli hembusan angin yang menusuk. Semuanya teredam oleh rasa cinta dan kasih sayang di dalam pelukan keduanya.

--------------

Keesokkan harinya si anak laki-laki berkunjung ke rumah si anak perempuan. Tapi sudah lama ia mengetuk pintu, sama sekali tak ada jawaban dari sang tuan rumah. Matahari telah terik. Tapi belum ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Anak laki-laki itu pun menyerah dan kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ia langsung menemui bunda nya.
"Bun, kok rumahnya Fara sepi, ya? Memangnya mereka lagi pergi ke mana?" Tanya si anak laki-laki.
"Lho? Kamu memangnya tidak di beri tahu? Fara dan keluarga nya kan pindah ke London. Tadi pagi baru saja berangkat," jawab Bunda nya.
Raut wajahnya langsung berubah. Sedih dan kecewa bercampur membentuk suatu perasaan yang sulit tuk digambarkan. Akhirnya, si anak laki-laki pun langsung berlari menuju rumah pohon yang ada di depan rumahnya.

Sesampainya di atas rumah pohon, dia menemukan sebuah kotak bermotif cars, kartun kesukaannya. Dibukanya segera kotak tersebut. Di dalam nya terdapat secarik kertas serta miniatur Lightning McQueen dan Tow Matter. Dibacanya surat tersebut dalam diam. Sesekali ia menyeka air mata yang sudah tak mampu ia bendung lagi.

--------------

Teruntuk Adli Devara Pratama.

Maaf ya, kalau aku pergi gak pamit dulu sama kamu. Terima kasih karena mau menjadi orang yang amat sangat peduli kepadaku, terlebih menjadi sahabatku.

Kamu gak pernah ngeluh. Kamu tetap mau jadi temanku di saat yang lain menjauhiku. Sekali lagi, kuucapkan terima kasih.

Hihi, omong omong surat ini Kak Nisa yang bantu buat. Makanya kalimatnya jadi sebagus ini. Tulisannya juga.

Oh iya, miniatur cars ini buat kamu. Disimpan baik-baik ya!

Jakarta, 12 Juli 2010
Faranaya Aililac Shafitri.

--------------

Setelah membaca surat itu, rasanya ada yang hilang dari dirinya. Entah mengapa, relung hatinya terasa kosong, padahal Fara baru saja berangkat tadi pagi. Tapi,.... Ah sudahlah. Perasaan Adli waktu itu tak dapat digambarkan dengan apapun lagi.

--------------

Yoi... Akhirnya selese juga part flashback nya Adli. Tokoh di part ini cuma ada Adli sama Fara ya.. Mungkin lain kali bakal post part flashback nya Gemini.

And last but not least, I wanna say thank you so much for all readers. Makasih banget buat yang udah mau baca apalagi add cerita alay ini ke library kalian. Woahh.. Apalagi yang mau nge vote and comment. Gue berterimakasih banget yeaa.. Tanpa kalian cerita ini hanya butiran debu #anjaayy.

Maaf banget kalo ada kesalahan pengejaan, kesamaan nama, tempat, dan kejadian. Cerita ini hanya fiktif belaka. (Huset. Bahasa gue jadi kayak sinetron amet si.)

Maaf kalo pendek banget. Soalnya ini cuma part flashback Adli doank. Maap yee..

Salam alay dari author alay,
Nurhaliza Ulinnuha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang