6. Candlelight Dinner? (2)
Gemini POV
Jam menunjukkan pukul 6 sore, aku langsung mandi dan mulai mencari dress yang cocok untuk dikenakan malam ini. Sudah berpuluh-puluh dress kukeluarkan dari lemari khusus baju pestaku, tapi sama saja tidak ada yang menarik perhatianku.
"Oh my god! Gemini, kasur lo kenapa jadi penuh baju kayak gini sih?! Segitunya amat nyari baju buat 'KENCAN' sama anaknya Dalian Pratama," ejek seseorang.
Kulirik pintu kamarku. Jason <lagi>.
"Kenapa sih lo selalu gangguin gue?"
"Gue bukan gangguin lo tapi gue mencegah hal yang sama terulang lagi," ujarnya santai.
"Gue udah bilang berapa kali sih buat gak ngebahas dia lagi!" Suaraku meninggi.
"Karena gue peduli sama lo. Lo itu sepupu gue yang paling gue sayang. Gue ngelakuin ini juga supaya lo gak sedih lagi, gue gak mau lo sakit lagi kayak dulu, Min," Jason menghela nafas kasar. "Gue tau gue yang kayak gini ke lo itu bikin lo kayak terkekang gitu. Gue tau, Min. Gue tau banget. Tapi mau gimana lagi? Inilah cara gue ngelindungin lo," lanjutnya.
"Mending lo keluar," ucapku dingin.
"Gue sayang sama lo, Min," ujar Jason kemudian menutup -ralat, membanting- pintu kamarku.
"Gue juga sayang sama lo, Jas," ucapku berbisik. Mataku memanas, kurasakan ada kristal bening yang turun melewati pipiku. Segera aku menghapus air mataku. Bukan saatnya untuk menangisi hal itu lagi. Sekarang lebih baik aku mencari gaun.Mataku tertuju pada sebuah dress hitam yang menawan. Langsung saja kupakai dress tersebut di kamar mandi dan mematut diri di depan cermin.
"Cie yang mau nge-date cie," ejek seseorang.
"Kak Jo??"
"Iya ini gue. Anjir, adek gue cakep banget! Gue gakuku, dek," ucap Kak Jo agak lebay. Bukan agak tapi sangat.
"Alay,"
"Kayak lo gak alay aja si. Cepetan elah. 30 menit lagi Adli jemput," ucap kak Jo.
"Ck. Bawel. Makanya lo keluar dong. Jangan gangguin gue mulu," keluhku.
Kudengar suara pintu ditutup. Aku langsung memoles wajahku dengan bedak dan lip gloss secukupnya."WOY DEK! ADLI UDAH DI DEPAN RUMAH TUH!" teriak kak Jo. Padahal aku sangat yakin dia sedang berada di depan pintu kamarku sekarang.
Segera saja aku mengambil clutch silver di atas kasur lalu memakai heels hitam.Lalu segera saja aku turun ke lantai bawah untuk menemui Adli. Oh my goodness! Kenapa dia ganteng banget sii?? Adli yang berbalut kemeja hitam dan jaket hitam serta celana jeans membuat aku dan dia nampak sangat serasi. God! Kenapa jadi samaan gini?
"Hai, udah siap?" Sapanya.
"Udah kok," jawabku canggung.
"Tante, saya izin bawa Gemini nya ya!" Ucap adli pada mom.
"Iya. Tapi jangan pulang terlalu malam. Oke?"
"Sipp tan,"
"Aku pergi dulu, mom. Bye,"
"Take care, ya!!" Pesan mom._______________
"Kok bisa samaan gini sih?" Tanya Adli. Membuat atmosfer canggung yang tercipta didalam mobilnya kini hancur sudah.
"Ga tau," jawabku canggung.
"Ga usah takut gitu kali. Biasa aja," ujar Adli.
"Siapa yang takut sama lo? Dihh.." Bantahku.
"Lagian lo kan biasanya cerewet pake banget,"
"Tau ah," aku langsung fokus pada iPhone di tanganku.Memainkan game, sudah. Berkicau di social media, juga sudah. Tapi kenapa belum sampai juga??
Aku menengok ke arah Adli yang tengah menyetir."Woy, kita mau kemana sih?? Kok gak sampai sampai dari tadi? Pegel tauu.."
"Bawel amat sih. Bentar lagi juga sampe. Nah ini dia tempatnya," jawab adli.Jawaban Adli sukses membuatku mengrenyit bingung. Tempat macam apa ini? Gelap sekali.
"Ini dimana? Kok gelap banget sihhh?? Ihh adli lo gak mau ngapa-ngapain kan??" Tanyaku panik.
"Elah. Panik amat. Ngapain juga. Buang buang waktu,"
Adli menyemat kan jarinya di jariku. Membuat rasa panikku menguap entah kemana. Berganti dengan gelenyar aneh yang mendesir.
"Jangan takut. Gue ada disini kok,"
Dia keluar dari mobil. Berjalan memutari kap mobil dan membukakan pintu untukku.
"Genggam aja tangan gue disaat lo takut. Karena gue bakal ada disini untuk lo," ujarnya sambil mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemini
RastgeleJika memang karena cinta, Kenapa kau terus berputus asa. Apakah aku tidak penting bagimu? Sampai kau tak pernah memperjuangkan cintamu padaku. I know, I'm not perfect like her. But, I can be better than her. Terima kasih. Terima kasih karena telah m...