"Ternyata seharian ngilang karena kamu lagi sibuk.""Rachel?"
Benny tampak begitu terkejut melihat kehadiran Rachel. Dia langsung melepas pegangan tangannya dari Diana yang tak kalah kaget. Tampang mereka berdua percis seperti tampang Mimi -ayam pinknya Keenan saat mau mati. Pucat pasi.
Rachel tersenyum kecut pada Benny. Dia tidak menangis, walaupun sangat ingin dilakukannya. Tapi entah bersembunyi di mana air matanya saat ini. Dia juga ingin langsung menonjok wajah Benny sampai meninggalkan bekas lebam di mata besar cowok itu. Tapi urung juga dilakukannya karena tangannya mendadak kaku. Kenyataan yang tengah dihadapinya sekarang terlalu menusuk hatinya. Hingga membuatnya tak lagi dapat merasakan apapun.
"Kaget banget tampangnya sih." Rachel mendorong pelan pipi Benny. Keenan dapat mendengar tawa sedih cewek itu meski masih dipaksa seakan tak terjadi apa-apa. "Iya, namaku masih Rachel kok. Belum berubah. Tapi nggak tau sama hubungan kita setelah ini."
Benny melirik ke sekeliling cafe. Dia benci jadi pusat perhatian seperti sekarang.
"Aku bisa jelasin semuanya, Hel. Tapi nggak di sini. Kita keluar sekarang."
Benny coba menarik tangan Rachel. Tapi cewek itu malah melepas tangan Benny dari lengannya. Dia tak peduli kalau banyak orang yang berbisik dan mencuri pandang ke meja mereka. Dia malah tertawa sinis karena Benny tampak begitu risih. Sementara Keenan mengawasi mereka dari tempatnya berdiri. Benny sempat meliriknya meminta bantuan, tapi cowok itu tak bergeming.
Rachel mengalihkan pandangannya ke Diana yang masih duduk manis. Bahkan dengan sok cantiknya cewek itu malah memakan saladnya yang belum habis. Dia seakan sedang menonton drama percintaan di TV. Padahal dia lah tokoh antagonisnya! Cewek bengcek, umpat Rachel dalam hatinya.
"Lo punya instagram?"
Diana menaruh garpu dan melirik Rachel yang mengajaknya bicara. Rachel semakin muak melihat tampang cewek itu. Bahkan dia ingin sekali membengkokkan hidung palsu Diana.
"Lo meragukan eksistensi gue? Ya punya lah!"
"Ohhhh... Gue pikir lo abis turun gunung makanya nggak punya medsos. Abis lo gatau kalo Benny udah pacaran selama 4 tahun sama selebgram kayak gue."
"Ben...!" Diana merengek ke Benny. Dia tersinggung dengan omongan Rachel. Benny pun langsung bertindak. Dia cengkram lengan Rachel.
"Stop buat aku malu kayak gini, Hel," bisik Benny geram.
Melihat hal itu, Keenan ingin sekali melangkah ke sana kalau tak mengenal siapa Rachel. Dia bukan cewek yang ingin dibela. Rachel bahkan tak suka kalau ada yang ikut campur urusannya. Meskipun itu Keenan. Dia terlalu biasa menyelesaikan semuanya sendiri. Keenan hanya akan tahu kalau Tante Marie yang cerita atau setelah masalah selesai dari Rachel. Tapi haruskah kali ini dia ikut campur? Namun masalahnya, Benny juga sahabatnya. Meski Keenan juga tak terima Rachel diselingkuhin sama Benny.
Rachel memberikan senyum termanisnya pada Benny kemudian menghempas tangan Benny kasar. Dia seperti tak mengenali cowok di hadapannya. Empat tahun bersama ternyata tak membuat Rachel benar-benar tahu siapa Benny. Hatinya terasa begitu pedih. Bahkan lebih pedih dari satu tetes albothyl yang jatuh ke mata.
"Justru aku yang akan malu kalau aku nggak mutusin kamu sekarang."
Rachel menatap Diana sekali lagi. "Kalo lo emang punya instagram, stalk instagram gue sebelum gue apus semua foto gue sama Benny. Itupun kalo lo beneran belum ngelakuin hal itu!"
Rachel pergi dari sana. Tak diliriknya Keenan sedikit pun meski dia melewati cowok itu. Tapi Keenan tak mau baper karenanya. Dia menatap dingin Benny sebentar, kemudian pergi menyusul Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN RASA PACAR
Teen FictionRachel dan Keenan bersahabat lebih dari 4 tahun. Beberapa bulan belakangan, mereka berhasil bikin jutaan penonton iri lewat video friendship goals yang mereka upload di youtube. Mereka mau mematahkan omongan orang yang bilang kalau "there is no frie...