Keenan menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Rachel. Ditatapnya Rachel yang masih tertidur lemas di jok belakang melalui kaca spion depan. Wajah cewek itu tampak begitu pucat. Setelah pulang dari Tebing Keraton, Rachel tak berhenti bolak balik ke kamar mandi. Tanpa perlu bertanya penyebabnya, Keenan sudah tau kalau itu gara-gara Rachel sok kuat makan sambal di punclut. Mana makannya kayak orang yang melihara gembel di perut. Jadilah sekarang cewek itu lemas tak berdaya.
"Gue kudu gimana nih, Kee?" Dre tampak panik. Dia tak tau harus menjawab apa kalau ditanya Tante Marie apa yang terjadi dengan Rachel. Mana dia yang ngajak makan malam di punclut.
"Woles, Dre. Biar nanti gue yang jelasin ke Tante Marie."
Dre mengangguk meski masih tak yakin. Sementara Keenan sudah keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. Dia coba membangunkan Rachel dengan cara menepuk-nepuk pelan pipi cewek itu.
"Chel...? Chel...? Bangun, Chel... Kita udah sampe rumah lo nih!"
Rachel tak bergeming. Tubuhnya masih terasa sangat lemas dan dia butuh tidur lebih lama lagi. Tiba-tiba Rachel merasa wajahnya basah. Ternyata dengan teganya Keenan kasih cipratan air ke wajah Rachel untuk membangunkannya. Rachel pun mau tidak mau bangun dan mengambil posisi duduk. Dia mengelap mukanya dan langsung memasang tampang cemberut.
"Lo nggak ada sweet-sweet-nya amat sama gue, Sob! Orang lagi sakit juga!" Rachel masih saja berusaha meninggikan suaranya yang lemas. Keenan memutar bola matanya tanda malas mendengar ocehan Rachel.
"Sekarang lo cepet bersihin tuh belek, terus turun karena kita udah sampe di rumah lo."
Rachel spontan mengecek matanya benar ada belek atau tidak. Tak lama kemudian dia teriak sebal memanggil nama Keenan yang membohonginya. Keenan yang sedang mengambil barang-barang Rachel di bagasi pun hanya tertawa saja karena berhasil ngerjain cewek itu. Demi balas dendam, Rachel memilih untuk tak mengambil tindakan keluar dari mobil. Hingga dengan sangat terpaksa, Keenan membukakan pintu untuknya.
"Lo mau gue kunciin di mobil? Buruan turun!"
Rachel melipat tangan, memonyongkan bibir terus buang muka ke arah lain. Dia lancarkan aksi ngambeknya ke Keenan.
"Nggak usah sok ngambek, Nyet! Buruan deh, gue nanti sore ada latihan futsal."
Rachel menoleh ke Keenan dan berkata dengan manjanya, "Gendong..."
Keenan menghela nafas dan malah menyuruh Dre yang menggendong Rachel. Dre pun menatap Keenan, Rachel dan kamera yang tergantung di lehernya secara bergantian.
"Dia tuh lebih sayang sama kameranya daripada gue, Kee!" Dre nyengir. Keenan mengumpat dan mau tidak mau membungkukkan badannya supaya Rachel bisa naik ke punggungnya yang lebar. Rachel pun memeluk leher Keenan gemas sampai membuat cowok itu kesulitan bernapas.
"Kenapa sih lo kalo sakit manjanya bisa jadi dua kali lipat?!"
Rachel sedang tak ada tenaga berdebat dengan Keenan. Dia malah meletakkan kepalanya lemas di atas bahu kiri cowok itu. Ternyata Tante Marie sedang bertemu dengan klien, sementara Reuben -adik Rachel sedang kuliah karena ini hari Senin. Hanya ada Bi Sumi -asisten rumah tangga keluarga Rachel saja di rumah. Jadilah Dre yang daritadi deg-degan merasa lega.
Rachel yang ngelunjak minta digendong sampai ke kamarnya di lantai atas. Keenan pun tak membantah. Untung Rachel punya tubuh mungil, jadi aman buat Keenan yang atletis. Setelah Rachel sudah berbaring di tempat tidur, Keenan dan Dre pamit pulang dari sana.
"Obat jangan lupa lo minum lagi ya, Nyet," ucap Keenan sebelum menutup pintu kamar bernuansa putih dan abu itu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN RASA PACAR
Teen FictionRachel dan Keenan bersahabat lebih dari 4 tahun. Beberapa bulan belakangan, mereka berhasil bikin jutaan penonton iri lewat video friendship goals yang mereka upload di youtube. Mereka mau mematahkan omongan orang yang bilang kalau "there is no frie...