Chapter 4

5 1 1
                                    


Author pov

Mobil BMW putih milik Diago memasuki halaman rumah yang mewah. Sesaat ia melirik kearah Allysa yang sedari tadi hanya diam menatap ke luar jendela. Ia bingung kenapa Allysa tidak ada pergerakan sama sekali semenjak ia pergi dari rumah Allysa.

"Apa dia tidur?"Tanya Diago pada dirinya sendiri.

Diago mencoba untuk menggerakkan wajah Allysa ke arahnya untuk memastikan apakah ia tidur atau hanya melamun. Saat Diago melihat,ia menghela napas pelan. Ternyata Allysa tertidur selama perjalanan. Diago memperhatikan wajah Allysa yang terlihat polos jika sedang tidur. Tanpa sadar Diago tersenyum kecil ketika sedang memperhatikan wajah Allysa.

"Cantik.." batin Diago

5 detik setelah batinnya berkata seperti itu, ia sadar apa yang ia pikirkan. Ia menepis pikiran itu. Ia tidak boleh seperti ini. Ia menetralkan dirinya kembali.

'Gak! Gak boleh! '

Tak mau kesalahan otaknya ini semakin lama, Diago membangunkan Allysa dengan menepuk -nepuk pipi mulus Allysa pelan.

"llys... Bangun dah sampe ni." Kata Diago pelan.

Allysa yang merasa terusik dengan tepukan tepukan di pipinya,menggeliat kecil lalu mengucek matanya yang sedikit memerah akibat serangan ngantuk yang luar biasa. Allysa mengerjap ngerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya.

"Udah sampe yah" ucap Allysa serak. Matanya menatap sekeliling dengan bingung. Nyawanya belum sepenuhnya berkumpul. "Iya udah sampai. Lu aja yang tidurnya lama banget," ucap Diago ketua.

Allysa menatap sinis Diago. Diago yang merasakan tatapan sinis Allysa hanya menghendikkan bahu acuh. Diago turun dan disusul Allysa turun lalu mengikuti Diago untuk masuk ke rumah mewah di hadapannya ini
a.k.a rumah Diago.

Tok..Tok..Tok..

"Mama.." teriak Diago

"Iya..Tunggu sebentar" balas mama Diago teriak juga dari dalam rumah.

Suara pembukaan kunci terdengar. Pintu itu terbuka dan menampakkan wanita paruh baya yang sedang memakai celemek bermotif bunga bunga yang dipadu dengan celana jeans selutut. Dan rambut yang diikat asal. Menandakan bahwa ia sedang masak.

"Eh..anak mama udah pulang toh.." Ucap wanita itu.

"Iya ma." Balas Diago lembut disertai senyum manisnya.

"Wah..ada Allysa ternyata. Hah...bunda kangen sayang sama kamu." Ucap bunda antusias dan memeluk Allysa dengan sangat erat.

Ya. Allysa memanggilnya dengan sebutan bunda. Itu karna Allysa sudah dekat dengannya dari kecil. Dia yang meminta allysa untuk memanggilnya bunda. Dan Diago memanggilnya dengan sebutan mama. Jadi ada perbedaannya.

"Iya bun. Allys juga kangen sama bunda." Jawab Allysa.

"Kamu kemana aja sih, gak pernah dateng kesini lagi? Udah lupa ya sama bunda?" Tanya bunda ngambek. Memanyunkan bibirnya. Allysa menggeleng cepat.

"Maaf bunda Allys gak pernah lupa kok sama bunda,cuma akhir akhir ini Allys sibuk sama tugas aja bun" jawab Allysa lembut memberi pengertian kepada bunda. 

Bunda Diago menatap Allysa intens yang membuat Allysa risih karna tatapan bunda Diago.

"Bener karna tugas? Atau.. " bunda melirik Diago yang terlihat acuh dengan obrolan ibu dan anak ini.

"Karna Diago? "Lanjut bunda. Diago menatap bunda tidak percaya. Matanya yang terbelalak,mulutnya yang terbuka sedikit dan alis matanya yang naik sebelah membuat wajah Diago menjadi sangat konyol. Allysa tertawa kencang melihat wajah konyol Diago. Sedangkan bunda hanya terkekeh pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Late (terlambatkah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang