Masing - Masing

2.3K 144 3
                                    

Matahari pun sudah mulai tenggelam di bagian barat bumi. Tapi semakin gelap, jalanan pun semakin ramai oleh sepasang muda-mudi. Ya. Malam ini tepat malam minggu. Malam dimana semua pasangan akan memadu kasih.

Begitu juga dengan gadis bernama Adelia. Adelia terlihat sudah siap dengan seragam PDPM.

"Mah, Adel ijin keluar ya" kata Adelia.

Setelah mendapat ijin, Adelia langsung sibuk dengan handphonenya. Hingga tiba-tiba saja ada yang menelponnya. Langsung saja di angkat oleh Adelia.

"Kemana aja kamu? Dari tadi aku telpon ga di jawab" kata Adelia sedikit emosi.

"Maaf tadi aku nemenin mama" jawab orang di sebrang sana.

"Yaudah aku tunggu ya? Kamu jemput aku kan?"

"Kita ketemuan aja ya, kalo kesana dulu takut keburu malem"

Wajah Adelia langsung terlihat murung ketika mendengar jawaban orang yang ada ditelpon.

"Yaudah" jawab Adelia singkat dan langsung menutup telponnya.

*****

Andita POV.

Malam ini aku dan Aris akan pergi nonton bioskop di salah satu mall yang ada di kawasan Jakarta Barat. Hitung-hitung hiburan karna suntuk, mumpung di bayarin juga sih sama Aris.

Dan malam ini aku memakai baju turtleneck lengan panjang berwarna putih, celana jeans berwarna biru tua, dan tak lupa dengan rambut yang aku cepol memakai jedai.

Tidak lama kemudian, aku mendengar suara motor yang parkir tepat di depan rumahku. Langsung saja aku keluar untuk melihat siapa orangnya. Dan benar saja itu Aris. Aku langsung pamitan kepada orangtua ku untuk pergi, dan Aris juga pamitan.

"Jangan malem-malem ya pulangnya, hati-hati juga" kata ayahku.

"Siap om, anaknya bakal aman ko sama saya hehe" kata Aris yang membuat ku tersipu malu.

Sumpah ya. Siapa yang ga seneng di gituin? Apalagi Aris itu orangnya tinggi, putih, dan yaaa bisa di bilang cowo masa kini banget deh. Beda dengan Gilang yang kulitnya gelap dan cuek. Suka kesel kalo ngebayangin Gilang. Etapi aku jadi kangen Gilang. Lagi apa ya dia sekarang? Sejak kejadian itu aku dan Gilang sudah tidak ada komunikasi lagi. Padahal aku nunggu chat dari dia. Mau nyapa duluan gengsi dong ya.

Karna keasikan bengong, aku ga sadar kalo sedari tadi di ajak ngobrol oleh Aris.

"Mel... Oy Mel"

"Eh iya? Yaudah ayo keburu malem, aku ijin yaa, assalamualaikum" kataku.

"Waalaikumsalam"

***

Selama di perjalanan, aku dan Aris terus tertawa bersama karna leluconnya dan ceritanya yang ngawur.

"Mel pegangan ntar jatoh" kata Aris.

Benar juga si kata Aris, aku daritadi hanya memegangi pahaku saja, toh Aris bawa motornya pelan kaya siput. Tapi aku langsung menurutinya dan memegang pundaknya.

"Eh lu kira gua tukang ojek?" tanyanya.

"Trus gue megangnya gimana?" tanyaku.

"Noh liat motor depan, begitu tuh" kata Aris dan aku langsung melihat ke arah depan.

Dan ternyata. Motor yang berada di depan kami itu si cewe pelukan erat dengan cowonya sehingga menyisakan ruang di belakang. Itu kalo tambah satu orang atau dua orang lagi dalam satu motor itu muat kali ya.

Menunggu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang