Versi full bisa kalian akses di Google Play dan Karya Karsa (@iamtillyd)
***
Gavin menatap tajam gadis yang baru saja ia seret dari luar beberapa menit yang lalu. Gadis dihadapannya hanya tersenyum polos tanpa dosa seakan-akan tak ada yang terjadi di antara mereka sebelumnya. Seandainya saja semua akan seperti ini, Gavin pasti akan membiarkan gadis dihadapannya tergeletak di jalanan tanpa mau bertanggung jawab untuk menolongnya. Masa bodo dengan polisi yang datang, toh dia memiliki uang untuk meluruskan semuanya dengan cepat.
"Aku telah berbaik hati memberikanmu uang, apa maumu sekarang?" desisnya.
Gadis itu terkekeh, "aku baru tahu Gavin yang lembut menjadi seperti ini. Di mana Gavin yang selalu memanjakanku?" godanya diiringi kerlingan nakal. Membuat Gavin mengernyit jijik.
"Apa uang yang kuberikan kurang?" pria itu telah bersiap untuk merogoh cek di sakunya, tapi Camryn mencegahnya dengan cepat.
"Tidak." raut wajah gadis itu berubah serius, "aku sama sekali tak membutuhkan uangmu. Aku memiliki uangku sendiri, Gave. Kurasa...." lalu keseriusan itu memudar diganti senyum genit yang membuat Gavin melongo seketika, "kau cukup menyimpan uangmu untuk pernikahan kita nanti. Hehe."
Gavin memejamkan matanya sejenak untuk meredakan emosinya. Seorang Gavin Millian selalu bisa mengatasi setiap masalah dengan kepala dingin. Tak terkecuali dengan masalah ini, Gavin pasti bisa mengatasinya dengan cepat. Meskipun kini waktu telah menunjukkan pukul lima pagi dan ia tidak tidur sedikitpun untuk malam ini, ia harus tetap tenang. Jangan sampai terlalu terbebani. Karena pagi ini ia harus datang ke kantor untuk meeting yang sangat penting.
"Baik, Nona. Kita mulai berkompromi sekarang.... Apa yang kau inginkan?" ucap Gavin dengan tenang.
Camryn terlihat berpikir untuk beberapa saat. Bibir merah meronanya tanpa polesan lipstick menyunggingkan senyuman yang membuat pria manapun meleleh. Alih-alih membuat para pria meleleh justru membuat Gavin sebal dan kesal setengah mati. Ia mulai waspada bisa saja gadis dihadapannya seorang psycho. Sewaktu-waktu akan memotong tubuhnya menjadi beberapa bagian.
"Berhenti memanggilku, Nona. Kau seringkali memanggilku Camryn, dulu." gadis itu memutar bola matanya malas.
"Terserah. Ada banyak nama Gavin Millian di dunia ini, meskipun aku salah satunya tapi aku yakin Gavinmu itu bukanlah aku."
"Hufh... Kenapa kau tak pernah mempercayaiku?" Camryn mendengus kesal, "kita dulu tetangga pada saat kau di Los Angeles. Lalu kau pindah ke New York. Entah bagaimana kau bisa pindah kesini, aneh."
Kening Gavin berkerut. Bagaimana mungkin gadis ini mengetahui kepindahannya? Ia semakin curiga. Pria itu melangkah mendekati Camryn bagaikan elang yang hendak menangkap mangsanya.
"Ayahmu.... Geremino Millian, bukan?" tebak gadis itu tepat mengenai sasaran.
Jarak Gavin dan Camryn semakin menipis, "darimana kau mengetahui asal-usul keluargaku?"
"Tentu saja, karena...."
"Dan apa lagi?" potong pria itu tak sabar. "Apa lagi yang kau ketahui tentangku?" tantangnya. Kening gadis itu terlihat kembali berkerut.
"Uhm... Alexander Millian?" tidak salah lagi, mungkin gadis ini adalah.... Suruhan seseorang untuk menghancurkannya?
"Dia kakakmu, bukan? Yang jahat itu. Seringkali mencuri mainanku." bibir Camryn mengerucut. "Tapi aku senang kau selalu menyelamatkanku." gadis itu melingkarkan lengannya pada leher Gavin dengan mesra tanpa tahu malu. Membuat Gavin terpaksa berbuat kasar dengan mendorongnya menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin Millian (RE-POST)
RomanceGavin Millian tampak sempurna di luar. Tapi tidak pernah ada yang menyangka bahwa seumur hidupnya, pria itu terbelenggu dengan masa lalunya. Di antara sekian banyak wanita yang mengejarnya, Camryn Castillo adalah satu-satunya yang paling tangguh. Se...