Grace, Kevin dan Riordan

4 0 0
                                    


"Grace... Kau harus makan!" Grace hanya menggeleng lemah di ranjang nya. Wajahnya sangat pucat. Ia bahkan tak bisa duduk, karna kepala nya terasa berat dan sakit.

Kevin memandangi wajah adiknya dengan khawatir. Ia sudah menghubungi ayah dan ibu nya yang berada di luar negeri untuk keperluan bisnis. Dan mereka akan kembali lusa.

Kevin menyentuh kening Grace. Sangat panas bahkan seperti mendidih. Kevin merasa tak berdaya karna tak bisa membujuk adik yang sangat ia sayangi ini.

"Grace..." Kevin menundukkan wajah nya. Makanan yang berada di tangan nya ini mungkin sudah dingin. Karna Grace tak mau memakan nya.

"Grace... Kumohon! Kau harus makan sayang. Kau tidak akan sembuh jika tidak ingin makan." Kevin berkata lirih. Namun sesaat kemudian, Grace mengangkat tangannya ke udara,menyentuh wajah Kevin.

Kevin pun melepaskan tangan Grace yang berada di wajah nya dan membawa tangan itu dalam genggamannya.

"Grace..." "yah Kevin. Aku akan makan!" Grace merasa tidak tega melihat kakak nya memohon hanya agar ia harus makan.

Senyum Kevin pun mengembang dan mengangguk."sebentar Grace, makanan ini sudah dingin. Aku akan kembali dengan yang baru." Grace pun mengangguk setelah Kevin mencium kening nya terus berlalu dari kamar Grace.

Tak lama kemudian, Kevin kembali dengan nampan ditangan nya. Ia menaruh nampan itu di meja kecil di samping ranjang Grace, dan membantu Grace untuk duduk.

Grace meringis memegang kepala nya,"Grace apa kepalamu sakit lagi? Ya sudah kau makan sambil tidur saja." Grace pun memegang tangan Kevin, agar Kevin tidak menidurkan nya. "Tak apa Kevin. Aku akan tetap duduk. Tidak terlalu sesakit kemarin." Kevin pun tersenyum kecil dan mulai menyuapi sedikit demi sedikit makanan pada Grace.

Sesekali mereka bercanda gurau. Grace pun kembali ceria, dan ia kadang tertawa keras sekali karna guarauan kecil yang dilakukan Kevin. Namun, itu membuat Kevin khawatir. Karna Grace akan kecapekan bila terus tertawa seperti itu.

"Tenanglah Kevin. Aku senang, dan tidak akan kecapekan!" balasan Grace saat Kevin mengkhawatirkan dirinya. Kevin pun hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

"Kevin... Aku ingin keluar. Aku bosan disini." Grace mengerucutkan bibirnya. Memang benar, sudah lima hari ia sakit dan ia merasa bosan. Kevin tampak berfikir. Ia takut Grace malah akan semakin memburuk kesehatannya.

"Aku tidak akan kenapa-napa Kevin. Ayo, aku ingin ke taman!" kini Grace tampak merajuk pada Kevin yang tak membalas ucapan nya.

"Baiklah. Tapi kau harus naik kursi roda. Aku tak ingin sesuatu terjadi padamu. Mengerti ?!" Grace pun mengangguk dengan semangat.

Setelah Grace selesai makan,Kevin benar-benar menuruti keinginan Grace. Sesekali ia mengulum senyum nya saat melihat Grace yang selalu tertawa melihat banyak nya anak kecil di tampan komplek sekitar rumah mereka.

Kevin sangat menyayangi adiknya. Ia selalu protective dan dia akan memarahi siapapun yang berani membuat adik nya sedih. Kadang ia juga marah pada orang tua nya yang suka sekali melarang Grace ini itu, sehingga membuat gadis kecil ini mengurung diri di kamar seharian. Tentu saja setelah itu, orang tua nya mengabulkan keinginan Grace. Ia tidak bisa melawan Kevin yang keras kepala.

Sebalik nya, jika Grace tidak ingin makan karna alasan tidak lapar, Thomas ayah nya Kevin selalu melaporkannya pada Kevin. Tentu saja setelah itu Grace akan menurut. Grace memang sangat mudah luluh jika Kevin menjanjikan ini itu pada nya asalkan ia ingin makan.

"Grace... Apa kau ingin sesuatu ?" tanya Kevin yang sedang melihat-lihat jajanan yang berada di sebelah barat taman ini. Tidak jauh dari tempat ia dan Grace duduk.

Grace juga melihat-lihat jajanan itu dan matanya terpaku pada sebuah jajanan yang identik dengan warna merah muda itu, "aku ingin itu Kevin!" tunjuk Grace penuh minat pada sebuah pedagang permen kapas yang seperti nya penuh dengan pelanggan anak kecil disana.

Kevin pun mengacak rambut Grace dan mengangguk mengiyakan,"tunggu disini. Jangan kemana-mana. Panggil aku jika terjadi sesuatu!" Grace mengangguk dan Kevin pun berlalu dari sana menuju pedadang yang menjual permen kapas yang di inginkan Grace.

Kevin sabar menunggu antrian yang lumayan panjang ini. Ponselnya berdering, tanpa melihat ia pun mengangkat telpon tersebut.

"Ya?" Kevin membuka pembicaraan.

"Hallo nak? Bagaimana keadaan Grace ? Apa putri ayah sudah sembuh?"ternyata itu Thomas yang menelpon. Kevin pun menghembuskan napas nya pelan dan tersenyum kecil.

"Dia belum benar-benar pulih,yah... Tapi keceriaannya kembali. Dan aku sedang berada ditaman dengan nya!" Kevin kembali tersenyum kecil mengingat Grace yang sudah ceria sejak lima hari dia selalu tertidur lemah di ranjang nya.

"Syukurlah... Apa Grace sudah mau makan?"

"Sudah yah... Walau aku harus menggunakan 1001 cara memaksanya untuk makan." tawa Thomas pun terdengar dari sebrang sana. Membuat Kevin menggerutu dengan kelakuan ayahnya itu.

"Kau memang yang paling tau caranya agar Grace menurut. Ya sudah. Ayah masih harus bertemu klien ayah siang ini. Dan seperti nya ibumu masih sedang asik bersama teman lama nya disini. Jaga putri ayah. Awas saja jika ayah pulang, kau membuat kami terkejut!" tanpa di perintah pun, Kevin sudah melakukannya. Ia selalu menjaga Grace kapapun.

"Tentu." telpon pun terputus. Antrian sudah kosong, kini tinggal Kevin yang memesan.

Saat Kevin akan kembali dengan permen kapasnya, ia berhenti saat melihat Grace yang tidak sendiri. Grace bersama pria yang sama sekali tak ia kenali,membuat nya sedikit marah karna ada yang berani mendekati adiknya.

Kevin pun berjalan dengan langkah lebar nya sambil mengabaikan wanita-wanita yang menatap memuja kearahnya di taman itu.

"Grace..." Grace dan pria disamping nya menoleh keasal suara. Pria yang berada di samping Grace pun berdiri mempersilahkan untuk Kevin duduk.

Setelah memberikan permen kapas itu, Kevin menanyakan siapa pria yang berdiri dihadapan mereka sekarang."siapa pria ini Grace ?" tanya Kevin sambil memperhatikan penampilan pria tersebut yang tak menunjukkan sedikitpun kenakalan pada penampilannya yang rapih.

"Kevin, ini temanku di kelas. Dia ketua kelasku. Namanya Riordan. Mm... Riordan, ini kakak ku namanya Kevin." Kevin dan Riordan pun sambil berjabatan tangan dan saling melempar senyum.

"Kapan kau akan masuk sekolah,Grace?" tanya Riordan yang tersenyum melihat Kevin yang menyuapi Grace sedikit demi sedikit permen kapasnya.

Grace pun menoleh dan nyengir kuda menampilkan deretan giginya yang rapih."secepatnya Kevin. Aku terlalu bosan dirumah dan selalu bertemu dengan kakak ku yang menyebalkan ini!" Grace menjulurkan lidahnya yang melihat Kevin menatap nya memelas. Riordan hanya terkekeh kecil.

"Baiklah kalau begitu. Grace,Kevin. Aku duluan..."sambil melemparkan senyum, Grace dan Kevin pun mengangguk. Dan Riordan berlalu dari sana.

"Kau dekat dengannya,Grace?" tanya Kevin saat grace sudah menghabiskan makanan nya.

"Ya. Dia teman dekatku selain Alice. Dia sangat pintar. Bahkan ia sering menjadi rivalku dalam bidang Biologi." Kevin pun hanya menganggukan kepalanya paham.

"Grace... Sepertinya akan turun hujan." Grace mengangguk. "Ayo kita pulang, sebelum kita terjebak hujan. Dan kau akan semakin memburuk nantinya" Grace kembali mengangguk. Kevin pun mendorong kursi roda yang dinaiki Grace dan berlalu sana.

To be continue

True Love Story !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang