Kevin membanting ponsel nya dan sepertinya sudah hancur menyisakan serpihan kaca ponselnya.Kevin mengacak rambutnya frustasi. Mengapa kekasih nya harus memutuskan hubungan dengan nya karna alasan yang tidak masuk akal. Yah, sangat tidak masuk akal.
"Aku bahkan seperti melihat kau sangat menyayanginya,Kevin. Seakan kau tak ingin kehilangannya." teriak seorang gadis di sebrang sana dengan isak tangis yang kentara.
"Apa maksudmu Angel? Dia adik ku! Adik kandung ku. Tentu saja aku menyayangi nya dan tak ingin kehilangannya. Aku juga menyayangimu, dan mencintaimu Angel." Kevin sedikit membentak Angel walau hanya dalam telpon. Tentu saja gadis itu semakin menangis.
Namun itu tak Kevin hiraukan ia terlalu marah karna gadis-gadis yang menjadi pacar nya selalu memutuskan hubungan dengan nya karna alasan bahwa ia selalu berpihak pada Grace.
"Sudahlah Kev, aku tak bisa seperti ini. Kau seperti seseorang yang jatuh cin-"
"Tentu saja aku jatuh cinta padamu!"
"Tidak!? Kau mencintainya. Kalau begitu, aku harus pergi. Aku tak tahan lagi seperti ini. Terima kasih untuk hari-harinya Kev!" telpon pun terputus.
Ini sangat aneh. Dia hanya ingin menjaga adik kesayangannya saja. Tidak ada mencintai atau apa saja yang melebihi rasa sayang nya. Ia terlalu muak dengan gadis-gadis yang sudah menyia-nyiakannya itu.
Kevin duduk tegak di kepala ranjang kamar nya. Ia baru ingat, Grace pasti belum makan. Ia pun beranjak dari sana menuju dapur. Ia bertemu seorang pelayan yang sudah terlihat berumur 40 tahunan yang sedang merapikan meja makan.
"Mary, apa ada makan malam yang bisa aku berikan pada Grace?" wanita yang disapa Mary itu pun mengangguk dan mempersilahkan Kevin duduk terlebih dahulu.
