Grace POVSiapa pria itu? Aku ingin bertemu dengan nya. Aku ingin melihat wajah nyata nya, bukan di mimpi ku lagi. Tidak ada secuil pun penerangan soal mimpi itu. Tapi Kevin, apa pria yang Kevin maksud adalah pria di mimpi ku ? Rasanya dugaan-dugaan ku sangat tidak mungkin dan cukup aneh.
Dari sekian banyak pria yang aku temui, tak satu pun ada wajah yang sama dengan pria itu. Entahlah, seperti nya aku sudah gila. Aku bahkan mencintainya sekarang. Apa aku harus menikah dengan mimpi ku sendiri ? Ah rasanya sangat konyol dan tidak mungkin.
Kudengar, Kevin akan bertemu kembali dengan pria bernama Rico itu. Aku menjadi penasaran ingin melihat nya. Tapi Kevin tak mengizinkan ku untuk ikut. Karna Kevin bilang, Rico belum siap bertemu denganku walau dia begitu sangat ingin bertemu.
Jika aku mengingat cerita Kevin, aku menjadi teringat juga pada persahabatan ku dengan Alice. Sebentar lagi, kita kan lulus dari masa SMA. Tapi aku sama sekali belum membuatnya bahagia. Kebahagiaan gadis itu hanya ada pada Riordan. Kenapa Riordan malah harus menyukai ku di banding Alice yang sangat mencintainya. Aku tau, cinta memang buta. Tapi aku sama sekali tidak bisa membalas perasaan Riordan. Bukan hanya karna Alice, tapi aku merasa memang ada seseorang yang sudah mengikatku sedari dulu. Seperti apa yang di ceritakan Kevin.
Tok...tok...tok...
Aku melihat kearah pintu yang terbuka, dan ada ayah ku yang berdiri disana. Aku pun beranjak dari duduk ku dan menghambur kedalam pelukan ayah. Aku merindukannya. Sudah lima hari ia pergi lagi setelah aku sembuh. Dia sangat menyebalkan, selalu saja membuatku rindu."Kau sangat menyebalkan ayah. Selalu saja membuatku rindu..." ayah pun terkekeh geli melihat tingkah ku dan mengacak rambutku.
"Maaf sayang. Pekerjaan menuntut ayah. Kalo begitu, bagaimana jika ayah menemanimu belanja atau pergi ke suatu tempat. Agar kau tidak kesal lagi pada ayah!?" aku pun mengetukan jari-jari pada daguku. Berfikir apa yang ingin aku lakukan kan. Aku pun mengembangkan senyum ku dan kembali memeluk ayah.
"Aku ingin pesta barbeque ayah. Di villa ayah. Aku yang akan menyiapkan nya. Aku tak mau ibu kelelahan karna membantuku."
"Hmm... Baiklah, tapi kau harus berjanji untuk tidak terlalu kelelahan. Siang nanti kita pergi kesana. Ayah akan menghubungi kakak mu untuk memberi tahunya. Dan seperti nya ibu sedang sibuk memasak di dapur bersama Mary. Kau ingin membantu nya?" aku pun mengangguk setuju. Aku dan ayah pun menuruni tangga menuju dapur dimana ibu berada.
Seperti nya benar, ibu memang sedang sibuk memasak. Aku pun berlari kecil dan memeluk ibu dari belakang, membuat ibu terkekeh dan membalikan tubuh nya menghadapku. "Ada apa sayang ?" tanya ibu sambil menyelipkan anak rambut ku yang menutupi wajahku. Aku pun hanya menggeleng dan tersenyum.
"Tidak ada ibu, aku hanya ingin membantu. Boleh ?" ibu pun menggeleng dengan cepat.
"Ibu tak ingin Kevin memarahi ibu. Sebaik nya kau menonton saja dengan ayah." seketika aku pun cemberut. Selalu saja Kevin membuat ibu tak bisa melakukan apa-apa.
Ayah pun mengangkat lengan nya pada bahuku,"ya sudah kita ke ruang keluarga saja. Lagi pula kau tak mau bukan, ibumu menjadi bahan kemarahan kakakmu. Hahahaaha..." ayah dan ibu pun tertawa bersama. Aku mengangguk pasrah dan mengikuti ayah menuju ruang keluarga.
Author POV
"Ayah, apa kau mengenali Rico ?" tanya Grace saat mereka sedang asik menonton kartun kesukaan Grace. Thomas mencoba mengingat-ingat siapa Rico? Seperti nya ingatannya kembali.
"Ya, ayah mengenalinya. Dia sahabat kakak mu. Memang nya ada apa ?" Thomas memencet remote tv mengganti channel untuk menonton sesuatu yang berbau action.
