"Grace!!!" suara Alice memekikan telinga Grace, saat gadis itu sedang berjalan menuju ruang kelas.Alice langsung memeluk Grace, dan Grace membalas pelukan sahabat nya ini. "Aku merindukanmu Grace... Maaf aku hanya berkunjung sekali ke rumahmu. Kakak tampanmu melarangku dan teman-teman. Dia tidak mau kita mengganggu istirahatmu katanya." kata Alice saat mereka sama-sama melepaskan pelukannya.
Grace tersenyum dan mengangguk,"aku juga merindukan mu Alice. Maaf karna kakak ku yang terlalu protective. Hihihi..." Grace tertawa lembut. Alice pun langsung menarik tangan Grace menuju bangku mereka. Bangku yang berada di paling belakang di pojok kanan. Sangat pas dengan jendela kaca di sebelahnya.
Teman-teman satu kelas juga menghampiri Grace dan mengatakan bahwa mereka juga senang Grace sudah masuk sekolah. Termasuk Riordan, ia menghampiri Grace dan Alice yang sedang asik berbincang-bincang di bangku mereka.
"Grace... Kau benar-benar masuk dengan cepat!" Grace dan Alice pun mengalihkan pandangannya pada Riordan yang sedang tersenyum kearah mereka. Bukan, kearah Grace.
"Tentu saja Rio, aku bosan berada di kamar dan terus menerus di paksa makan oleh kakak tersayangku." Riordan pun mengangguk. Grace mengalihkan pandangannya pada Alice yang sedang menatap sayu pada Riordan.
Yah, Alice memang sangat menyukai Riordan. Alice bahkan selalu membicarakan nya ketika jam istirahat dan mereka berdua pergi ke kantin. Tapi sayangnya, Riordan seperti nya tak sedikitpun tertarik pada Alice. Dan Riordan selalu mengabaikan Alice ketika pria itu sedang berbincang-bincang dengan Grace.
Entahlah, sepertinya Riordan lebih nyaman dengan Grace di banding Alice. Grace sangat tau itu. Namun, Grace tak ingin merespon apapun kepada Riordan. Ia sangat menyayangi Alice,ia tak mau menyakiti gadis yang selalu nempel dengan nya kapan saja seperti dua anak kembar.
"Mm... Grace. Siang ini apa kau ada waktu?" tanya Riordan. Grace pun melirik kearah Alice lagi yang semakin terlihat bersedih. Membuat hati Grace ikut sakit. Grace pun menggenggam tangan Alice yang berada di pahanya dan meremas nya pelan. Alice ternyata membalas genggaman itu.
"Maaf Rio. Siang ini aku harus chek-up bersama kakak ku. Dia akan marah padaku jika aku pergi." jawab Grace jujur. Memang benar, tadi pagi Kevin menyuruh Grace agar ia tidak pulang terlambat. Karna Kevin ingin memeriksakan peningkatan kesehatan Grace.
Riordan menautkan alisnya dan mengangguk paham,"baiklah... Sepertinya next time saja. Kalau begitu, aku pergi dulu. Mrs.Hellena memanggilku ke ruang guru." Riordan pun berlalu setelah Grace mempersilahkannya.
"Maaf Grace, gara-gara aku kau harus berbohong padanya." Alice menundukan wajah nya. Ia tidak tau lagi harus berkata apa,Grace terlalu baik. Padahal, banyak sekali yang mengantri untuk menjadi kekasih Riordan. Tapi ketika ada kesempatan, Grace malah menghindarinya karna Alice sahabatnya yang Grace anggap lebih berhak untuk melakukan date dengan Riordan. Karna Grace memang sama sekali tak tertarik dengan Riordan.
"Tidak Alice. Aku memang akan Chek-up siang nanti. Dan percayalah padaku, aku tidak tertarik dengan Riordan. Dia terlalu banyak yang suka. Dan dia hanya cocok untukmu. Percayalah..." Alice pun menghambur kedalam pelukan Grace. Grace tersenyum dan mencium puncak kepala sahabat nya ini.
"Terima kasih Grace... Kau selalu tau apa yang harus aku lakukan. Dan kau selalu membuatku bangkit lagi. Aku akan berjuang Grace. Demi kepercayaanmu padaku, dan rasa cintaku padanya!?" Alice berkata lirih. Dia tulus mengucapkannya, membuat Grace tersenyum. "Lakukanlah..." balas Grace singkat.
▪▪▪
"Ibu, kau harus cepat pulang. Aku tak bisa bekerja di kantor bila Grace sendiri nanti di rumah." Kevin berbicara dengan seseorang diseberang telpon sana yang ia sapa ibu itu.