4. Cheated

12.1K 1.4K 55
                                    

Gue gak pernah menyangka semua tentang Zidan cuma omong kosong.

"Oh?" jawab gue mencoba biasa aja. Menahan rasa marah dalam hati gue.

"Please, maafin gue. Gue gak niat nyakitin lo sumpah. Gue cuma..."

Mendengar kalimatnya yang mengambang, berhasil bikin mulut busuk gue nyeplos tepat sasaran. "Penasaran?"

Ya. The worst day on my life.

"Gue..ya, penasaran."

Haha. Lucu. Orang yang bikin lo nyaman, selalu support lo, peka sama perasaan lo ternyata cuma pembohong. Apa yang lebih seru dari itu?

"Yaudahlah. Pergi aja."

"Maafin gue. Gue nyesel udah bohongin lo."

Gue senyum singkat. "It's ok. Udah biasa."

Bohong. Gue gak merasa biasa.

This fuckin shit.

"Thanks. Gue harap kita bisa berteman."

Dia berharap terlalu muluk . "We can't. Just leave me alone."

Dia mengangguk, lalu pergi. Gue duduk sendirian di bawah pohon mangga lapangan bola belakang kelas. Gue gak pengen menangisi sesuatu yang menyakiti gue.

Hubungan bahagia kami udah berakhir. 6 bulan yang menyenangkan. Dan ya, kayaknya gue harus kerja keras buat ngelupain segalanya.

Terima kasih untuk salah satu temen facebook gue yang udah nunjukin kebenaran. Pacar Zidan. Merlyana. Berkat semburan kemarahannya di private chat, gue jadi tau kalau gue—orang ketiga—pengganggu hubungannya dengan Zidan.

Berkat dia juga, gue jadi tau kalau Zidan seorang remaja dengan rasa penasaran tinggi terhadap homoseksual, penyuka tantangan, dan (mungkin) penderita Erotomania. Gangguan kepribadian yang bikin seseorang dengan pedenya nyangka orang lain suka dia, padahal kenyataannya gak.

Mengingat awalnya gue sempat gak suka banget liat Zidan dengan sikap sok diamnya. Dulu, sebelum gue suka beneran sama dia.

Tapi, gobloknya gue mau aja dibodohi.

Di tengah lamunan gak penting gue, hp gue tiba-tiba berdering. Telpon dari Mama. "Halo, Mama."

"Dek, nanti pulang cepet ya. Om Abi mau ke rumah jam 5."

Papa gue udah meninggal saat gue masih di TK. Om Abi pacar Mama. Mereka udah bersama 2 tahun. Gue sih gak masalah, mengingat Om Abi baik banget sama gue. Bahkan terkadang gue berharap dia segera jadi Papa non-biologis gue.

"Iya ma."

"Dek.."

"Apa ma?"

"Om Aby mau nglamar Mama."

"Yaudah, terima aja toh ma."

"Dia mau izin kamu secara langsung."

"Iya-iya, nanti aku pulang jam 3."

"Iya dek, jangan telat."

Hilang 1 orang, muncul 1 orang.

Great. Tuhan memang adil.

###

November 9, 2016.

Terima kasih sudah menunggu.

XXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang