File - 2

3.9K 316 30
                                    

New Orleans, 2016.

"Lihat arah jam sembilan, dia hampir telanjang bulat. Kau tahu, melihat wanita setengah telanjang akan semakin menambah keingintahuanmu tentang apa yang tersembunyi di dalamnya." Pria berambut pirang bernama Attis sedang berbisik kepada teman lelakinya yang memiliki wajah garang. Mata hijau terangnya menatap penuh dengan gairah ke arah wanita yang hanya memakai celana dalam dengan penutup payudara di bagian ujungnya saja. Benar katanya, wanita itu hampir telanjang bulat. "Aku ingin sekali menikmati malam dengannya."

Jalanan New Orleans malam ini dipadati oleh para wanita yang bertelanjang dada, beberapa gelintir orang memakai kostum layaknya dewa-dewi Yunani dan beberapa lagi memakai kostum badut sambil memainkan bola layaknya seorang badut di pesta ulang tahun anak-anak. Mereka semua berpesta dan berdansa di sisi-sisi jalanan ibu kota New Orleans. Klub-klub malam pun juga penuh dengan pengunjung yang sedang berpesta pora, menikmati minuman beralkohol dan pastinya ada yang bercinta di lantai dansa-tidak lagi di tempat sepi. Para wisatawan asing banyak yang berkunjung di sini ketika festival ini berlangsung. Mereka juga ingin memanjakan gairah mereka di festival ini. Festival yang digemari oleh penduduk lokal dan wisatawan asing, festival berbau hendonisme.

Ya ... malam ini adalah malam terakhir festival mardi gras, festival di awal tahun untuk merayakan datangnya musim semi dan kesuburan. Kata mardi gras sendiri berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti Selasa gemuk, orang-orang jaman dahulu merayakannya dengan makan makanan berlemak hingga kenyang untuk menyambut datangnya musim semi dan kesuburan. Namun seiring berjalannya waktu dan pemikiran manusia yang berkembang, orang-orang New Orleans menganggap pesta kesuburan adalah pesta kesuburan reproduksi manusia. Sehingga mardi gras di New Orleans sangat lekat dengan festival khusus dewasa, jadi mudah sekali ditemui wanita-wanita tanpa berbusana melakukan adegan hot dan juga berpesta seks di tempat umum.

Temannya itu hanya mendengus menanggapi ucapannya. Dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita. "Aku tidak mau mendengar erangan lagi malam ini," tegasnya dengan tatapan lurus bak seekor predator.

Attis menyenggol lengan Zenon-teman lelakinya-dengan kasar. "Ayolah, Bung. Malam ini adalah malam terkahir festival mardi gras, hari memperingati kesuburan. Kau tidak akan tahu keadaan reproduksimu kalau kau tidak pernah melakukannya."

"Aku sudah pernah melakukannya berabad-abad yang lalu, bahkan sebelum kau lahir."

Attis terkekeh lalu menyesap minuman berwarna cokelat yang mengandung alkohol itu. "Ah ... iya aku lupa, kalau kau makhluk abadi yang sama sekali tidak memiliki hawa nafsu." Dia menyenderkan lengannya ke sisi samping tubuh Zenon lalu mendekatkan mulutnya. "Apa kau sama sekali tidak merindukan sentuhan yang nikmat itu?"

Zenon tersenyum miring, menolehkan kepalanya untuk menatap Attis. Rambut hitam arang sebahunya melambai pelan ketika angin segar berembus. "Meskipun aku dikelilingi wanita tanpa berbusana dan menari striptis di hadapanku, aku tetap tidak akan tergoda. Hades dan Persofone terlalu berlebihan dalam memberi keistimewaan untuk kaumku," jawabnya sambil berdecih.

"Apa kau sama sekali tidak merasakan tegang?"

Zenon memutar bola matanya, jengah dengan pertanyaan yang sering dilontarkan Attis kepadanya. "Sudah berapa ratus kali kau menanyakan ini kepadaku?"

"Ya aku tahu, aku sudah cukup lama denganmu ... maksudku tidak begitu lama, tapi ... sungguh aku penasaran dengan semua itu. Bahkan dewa pun juga memiliki hawa nafsu. Ini sungguh tak adil."

"Menurutku itu adil karena Nymph yang aku jaga selama ini adalah seorang pria, bukan wanita."

Satu alis Attis terangkat ketika sebuah pemikiran mesum melintas di otaknya. "Aku berani jamin jika kau menjaga Nymph wanita, pasti Nymph itu akan melahapmu hidup-hidup di atas ranjang. Karena dilihat dari penampilanmu, kau seperti pria yang garang ketika di atas ranjang."

NymphTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang