File - 4

3K 298 4
                                    

Setelah menyampirkan gitar bolongnya ke bahu, Lexi melangkah keluar restoran Platia untuk pulang ke rumah yang seperti hutan belantara itu. Rumah Lexi tak jauh bedanya dengan hutan belantara karena di halaman belakang rumahnya banyak sekali ditumbuhi tanaman dengan berbagai jenis. Pohon-pohon menjulang tinggi dan memiliki daun lebat yang sanggup menutup atap rumah Lexi, sehingga terlihat seperti pulau kecil dari kejauhan. Pecinta tanaman? Bisa dibilang begitu jika orang awam yang menilai, tapi bukan itu alasan Lexi sebenarnya. Dia menanam semua tanaman itu untuk menemani kesendiriannya. Menari, berbicara dan menyanyi bersama tanaman adalah sebuah hiburan yang menyenangkan bagi Lexi.

Sejak dia kecil dan mulai memahami bahasa, dia baru memahami kalau tanaman-tanaman di halaman panti bisa berbicara, berteriak kesakitan dan bernyanyi. Seolah-olah tanaman itu hidup layaknya manusia. Dulu sewaktu kecil, dia terus mencoba meyakinkan pengurus panti bahwa semua tanaman yang ada di sana bisa berbicara layaknya manusia, bahkan Lexi pernah menyuruh Cleo berjongkok selama berjam-jam di halaman panti untuk membuktikan bahwa tanaman itu bisa berbicara. Namun segala upayanya untuk meyakinkan orang-orang tentang apa yang ia alami sama sekali tidak membuahkan hasil. Mereka hanya berkata bahwa itu hanya imajinasi dan sebuah khayalan anak kecil. Sejak saat itu Lexi berhenti untuk meyakinkan orang-orang di sekitarnya, dia lebih memilih menikmati kemampuannya sendiri hingga membuat Cleo terus memakinya gila jika memergoki dirinya berbicara sendiri dengan tanaman.

Dia hanya mengira-ngira bahwa kemampuan yang ia miliki adalah turunan dari kedua orang tuanya. Entahlah, dia sendiri juga tidak begitu mengerti dan sama sekali tidak tahu harus bertanya pada siapa tentang semua kemampuan yang ia miliki. Mengingat dia adalah anak yatim piatu yang sengaja ditinggalkan orang tuanya di depan pintu panti asuhan.

"Bye, Lexi!"

Lexi menolehkan pandangan lalu tersenyum kepada tanaman yang berjajar mengelilingi bagian depan restoran. Bibir tipisnya menyunggingkan sebuah senyuman untuk membalas sapaan mereka. Ini semua seperti sebuah dongeng yang menceritakan tentang seorang wanita cantik yang bisa berkomunikasi dengan makhluk hidup selain manusia. Benar-benar di luar nalar, tapi Lexi berusaha untuk memahami dirinya, tidak menghindari mereka dan bisa hidup senormal mungkin. Ya ... senormal yang ia bisa.

Lexi terus melangkahkan kakinya dengan mantap, meskipun telinganya mendengar beberapa tanaman bergumam aneh. Akhir-akhir ini Lexi selalu merasa dibuntuti seseorang hingga membuat dirinya sedikit tidak nyaman. Dan anehnya lagi, Naxos Town terlihat lengang di malam hari, hanya beberapa gelintir wisatawan asing yang berkeliaran di jalanan. Biasanya hampir setiap malam Naxos Towan dipadati oleh para wisatawan yang mencari kudapan malam, berfoto-foto di jalanan dan keluar masuk klub hiburan. Tiga malam ini benar-benar aneh bagi Lexi.

Dengan kepala tertunduk Lexi berbelok ke kanan, menuju ke sebuah gang sempit yang minim penerangan. Baru saja menapakkan kaki ke gang sempit itu, kepalanya terbentur dinding. Hanya saja itu bukan sebuah dinding, dia baru menyadari ketika mendongakkan pandangan.

Lexi terdiam dan membeku ketika melihat sosok menjulang tinggi berdiri di hadapannya. Oh Lord! Dia melihat sesosok wajah yang memiliki pahatan sempurna sehingga ia yakin kalau pria ini adalah jelmaan seorang dewa Yunani. Mata biru terang milik pria yang di hadapannya ini sanggup menenggelamkan dirinya di lautan Atlantis. Serta tubuh yang memiliki tinggi sekitar 190 cm itu terlihat begitu atletis dan menggoda. Mulut Lexi hampir meneteskan air liur ketika melihat kesempurnaan pria itu.

"Hai, Nona," sapa pria itu dengan senyuman miring.

Lexi masih terpana melihat ketampanan pria itu. Maniknya menelisik setiap lekuk wajah yang dimiliki pria itu, terlihat begitu sempurna, tanpa celah sedikit pun dan begitu selaras. Lexi baru menyadari bahwa laki-laki sesempurna ini masih ada di dunia.

NymphTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang