chapter 5

22 5 2
                                    

Author Pov

Terlihat sebuah mobil sport berwarna merah nan mencolok, telah memasuki pelataran parkir sebuah sekolah swasta yakni SMA Cipta Raya yang sungguh begitu luas. Bangunan sekolah yang begitu megah dan terkesan berkelas, membuat sekolah ini terlihat tampak seperti bangunan apartemen.

Melihat sang pemilik mobil sudah keluar dari mobilnya, para siswi yang masih berada di sekitar arena parkir, langsung menahan napas melihat siapa yang keluar dari mobil tersebut.

Para siswi bersorak riang dan bahkan tersipu malu melihat seorang laki-laki tampan sekaligus merupakan the most boy wanted di sekolah tersebut. Hanya saja wajahnya yang begitu tampan, tidak sepadan dengan sifatnya yang dingin dan angkuh terhadap orang lain, terutama wanita.

Wanita merupakan makhluk yang menurutnya paling ia benci dan muak akan segala hal yang dimiliki oleh wanita. Menurutnya, wanita merupakan sebuah bisa yang dapat membuat kehidupannya hancur. Namun hanya satu wanitalah yang amat sangat ia cintai dan sayangi, yaitu almarhumah ibunya.

Kebenciannya terhadap wanita, bukan berarti ia merupakan seseorang yang menyukai sesama jenis. Dia hanya tidak ingin diganggu oleh wanita yang bisa saja dapat menggagalkan rencananya. Walaupun mengetahui akan sifatnya yang berbanding terbalik terhadap keindahan fisiknya, para siswi di sekolah ini tidak akan berhenti dan menyerah mengejar laki-laki tersebut dan akan selalu memujanya, seakan hidupnya hanya bergantung kepada laki-laki tersebut.

"Woi bro!" Panggil seseorang dari arah belakang tubuhnya dengan amat lantang.

Lantas lelaki itu membalikkan tubuhnya untuk melihat sosok yang memanggilnya. Namun setelah melihat sosok yang memanggilnya itu, ia hanya terus berjalan tanpa mempedulikan sosok tersebut. Yakni Rizki, orang terdekatnya sekaligus orang yang masih peduli terhadapnya.

"Dit! Anjirr! Gue manggil lo juga!" Seru Rizki sambil menepuk bahu kiri temannya itu dari arah belakang.

"Apaan sih lo! Ganggu aja deh." Ujarnya dengan ketus dan menyingkirkan tangan itu dari bahu kirinya dengan sedikit kasar.

"Radith Pratama Wijaya. SAMPAI KAPAN LO TERUS KAYAK GINI,HAH? lo tuh gak bisa kayak gini terus. KALAU LO KUNCI HIDUP LO TERUS KAYAK GINI, ITU ARTINYA LO SAMA AJA KUNCI KEBAHAGIAAN LO SENDIRI" Teriak Rizky dengan menegaskan kata - katanya itu.

Mendengar itu, Radith menghentikan langkahnya dan berbalik menghapap Rizky yang sudah ada di sampingnya.

Keheningan kini menguasai mereka berdua. Walaupun Rizky sudah memahami tingkah laku sahabatnya itu, namun ia tidak ingin sahabatnya tetap terus seperti ini.

"Ki. Sampai kapan lo terus peduli sama gue kayak gini? Apa lo gak bosan berteman dengan orang layaknya robot seperti gue? Kenapa lo terus peduli sama gue?" Tegas Radith dengan nada suara yang normal, namun tetap memiliki aura dingin dalam perkataannya. Ia pun juga bertanya-tanya, mengapa rizky yakni temannya sejak dari kecil itu, masih peduli terhadap dirinya

Rizky melototkan matanya karena tidak menyangka bahwa Radith berkata seperti itu."Karena gue SAHABAT lo bodoh!" Teriak Rizky dengan menunjukkan jari kanannya ke arah wajah Radith.

"Wow! Gue sungguh takjub melihat kalian berdua."

Tiba-tiba terdapat suara seseorang dari arah samping mereka, secara spontan meraka berdua mengalihkan pandangannya ke arah asal suara tersebut.

Dan orang itu adalah... David Anggoro Wijaya.

"Sungguh drama yang mengharukan, adikku." Lanjutnya lagi.

Radith menggeram setelah mendengar perkataan orang itu. Tanpa sadar, ia sudah mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosi yang kini sudah tersulur. "Jangan pernah manggil gue dengan kata adik di depan muka gue, BRENGSEK !"

ExactlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang