Di meja ini, aku tidak ingin lagi membayangkan mantan kekasihku yang memberikan secup latte macchiato kepada pengganti diriku. Di depan mataku,
seperti yang hari-hari biasa mataku menangkap keduanya di kantin kampus, duduk berdua, dan di meja seberang sana mereka saling tertawa. penuh dengan kehangatan.
hal-hal yang membuatku semakin sulit bernapas tiba2 menyerang rongga dadaku. Membuatku menghabiskan seluruh ludah yg ada di mulutku.
Ternyata, cemburu hanyalah perihal air liur yang cepat mengering.Di meja ini, aku telah menemukan apa yang aku tulis dan inginkan. kau duduk dengan perasaan canggung di seberang sana tanpa berani menyentuh cangkir putih bekas kekasihmu di hadapanku. Ini bukan perampokan ataupun pengkhianatan. ini kenakalan dalam pikiran kita dan kita sebenarnya senang melakukannya. apakah kau terlalu takut aku kecewa sebab kau ternyata sudah memiliki kekasih?
aku tidak akan bertanya mengapa kekasihmu tidak menghabiskan teh melatinya? tentu saja karena kau memberikannya gula tadi pagi, sementara kau tahu dia sedang berjuang membuat tubuhnya tetap menawan. kau tak perlu cerita ttg hal itu, aku telah menuliskannya untukmu agar kau tahu betapa beraninya aku menyukaimu.
jadi, pada bekas lipstiknya di cangkir itu aku ingin menempelkan bibirku di sana dan melihatmu seperti saat ini di hadapanku: tersenyum-senyum sendiri dengan kekagumanmu sambil berpikir betapa asyiknya menyeleweng.Adam, mengapa kita harus takut?
#ghostwriter
#diana_alain
#adam
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Diana Alain
FantasyFor my new novel For silent readers For fantasy drama