Sosok Yang Begitu Jauh

91 9 4
                                    

Alfin Juneval, cowok yang bisa membuatku jatuh Cinta dalam sekejap. Tak kupungkiri bahwa ia begitu tampan ditambah lagi dengan lesung pipit di pipi kananya.

Seperti cewek yang biasanya, aku menyukainya secara diam-diam. Tak berani untuk sekedar bertegur sapa, melihat wajahnya dari jarak dekat saja aku tidak berani.

Aku sekarang berada di Taman sekolah. Melihatnya sedang makan di kantin bersama teman-temannya. Jarak kantin dan Taman sekolah itu bersebelahan, karena kantin di sekolahku itu terbuka, tak tertutup seperti ruangan.

Aku memakan roti coklatku sambil melihatnya. Aku tau ini hal bodoh yang kulakukan selama tiga tahun kulalui, tapi mau bagaimana lagi, aku sangat menyukainya. Ya, aku menyukainya dari tiga tahun yang lalu.

TETTTTT.........

Bel masuk berbunyi dengan keras, aku tidak suka mendengar bel di sekolahku, tak enak di dengar, suaranya begitu nyaring, hingga aku harus menutup telinga ku dulu saat bel itu berbunyi.

Kulihat Alfin sudah tidak ada di kantin. Kantin pun juga sudah sepi, masih ada beberapa siswa yang berkeliaran. Aku pun berjalan memasuki kelas ku, 9E. Aku tidak satu kelas dengan Alfin, ia masuk di kelas 9A. Terpaut jauh dari kelasku.

Aku berjalan di koridor, aku sebenarnya mempunyai sahabat. Tapi hari ini ia tidak masuk, sakit. Aku melewati kelas Alfin, aku menoleh sebentar ke arah kelasnya. Ia sedang membaca buku, lucu sekali wajahnya. Aku suka ketika ia berekpresi begitu.

Mumpung koridor sepi, aku mengeluarkan ponselku di saku rok biru tua ku dan memotretnya. Setelah itu aku langsung berlari sambil tersenyum menuju kelasku.

Ya, mungkin, setiap hari yang kulakukan hanya tertuju padanya. Aku tidak begitu bodoh dan tidak begitu pintar, dan juga aku tak terlalu menonjol di kelas. Oh ya, Dira sahabatku itu ia sekelas dengan Alfin. Dia yang selalu memeberikanku informasi tentang Alfin. Padahal aku sebenarnya tidak memintanya untuk selalu menginformasikan tentang Alfin, dia nya saja yang terlalu lebay. Tapi aku bersyukur, ia sahabat yang sangat baik.

Aku dan Dira berteman sejak kecil. Dari dulu aku selalu satu sekolah dengannya. Jadi jangan heran kalo kami berdua seperti saudara kembar saat di sekolah.

Aku duduk di bangku paling belakang dan pojok. Aku mengambil buku kecil berwarna oranye di tas ku. Aku suka menulis kutipan-kutipan kata tentang Alfin. Sebut saja buku itu "Sweet Diary". Aku mulai menulis dengan keadaan yang sedikit bising. Karena keadaan kelas tidak ada guru.

"Aku senang bertemu dengannya, tak pernah menyesal walau sedikitpun. Tak ku pungkiri bahwa aku benar-benar mencintainya. Aku tau, aku masih sangat muda untuk memikirkan hal-hal tentang cinta. Tapi mungkin, suatu saat aku akan berjodoh dengannya. Sosok yang sangat jauh untuk kuraih saat ini." - Aerilyn Jasmeen.
~~~~~~~~~~~~~~~~

Wohooooo......
Cerita baru,yang lama belum kelar. Mumpung ada inspirasi.

Mungkin di cerita ini ada kisah nyatanya.

Yaudalah ya... Klise ceritanya. Tapi mungkin ada perbedaan dari yang lain.

Enjoy the reading. Semoga kalian suka. Jangan lupa Vote nya ya.

Typo bertebaran.



I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang